Waktu sudah menunjukan pukul tiga pagi tapi Dimas masih terjaga. Sesekali laki-laki itu membalik posisi tiduranya untuk mengurangi pegal di bagian tubuh. Belakangan ini Dimas memang lebih banyak menggunakan otaknya untuk berpikir. Ketika uang, kekuasaan, anak buah dan segala kemudahan sirna dari hidupnya, yang dimiliki laki-laki itu memang hanya otak yang dulu tidak terlalu begitu dia andalkan dalam bertindak. Karena semua sudah di atur oleh ayahnya, dan Dimas hanya tinggal berimprovisasi. Tapi sekarang! Hanya dirinya sendiri yang dia miliki. Mau tidak mau di harus menggunakan kekuatan penuh otaknya untuk berpikir. Ada banyak hal yang membuatnya merenung malam ini. Salah satunya adalah kenapa semua masalah ini bisa menghampirinya. Laki-laki itu merasa sedikit janggal dengan sem