Dewi berjalan dengan riang di belakang Dimas. Mereka berempat memutuskan untuk pergi ke tempat makan. Dalam hati wanita itu senang bukan main, walau tidak bisa menyentuhnya setidaknya dia bisa melihat Dimas-nya, bisa menghirup aromanya dan melihat senyum yang mati-matian dimimpikanya. Sudah terlalu sering bagi Dewi melihat Dimas dengan wanita lain. Dengan Lisa yang jelas-jelas dicintai laki-laki itu saja Dewi tidak menyerah. Apalagi Lina yang dari cara Dimas memandangnya saja sudah terlihat bahwa laki-laki itu tidak tertarik seincipun pada perempuan itu. Alih-alih membuang waktunya untuk cemburu, labih baik menggunakan kesempatan yang ada untuk melepas rindu diam-diam. Cerdik bukan? Dan tentu saja sebentar lagi Dewi akan menunjukan kepada Lina bagaimana cara marah yang anggun d