PP-27

1229 Words

Nadien baru saja keluar dari ruangan Radika setelah ia menyelesaikan makan siangnya. Dan sejak lima menit yang lalu, Radika masih menatap ke arah pintu ruangannya yang tertutup. Ia tak bisa menampik rasa sukanya pada Nadien. Wanita itu, tampak begitu istimewa bagi Radika. Radika baru saja akan kembali fokus menyelesaikan pekerjaannya, namun, perhatiannya jatuh pada sebuah amplop yang ada di atas meja. Bibirnya menyunggingkan senyum. "Pasti milik Nadien. Lebih baik aku antar dulu ke ruangannya. Kasihan dia kalau kebingungan mencari ini," ujar Radika sembari mengambil amplop itu. Mata Radika menyerit ketika membaca pengirim surat itu. "Dari pengadilan?" kagetnya. Karena dilanda rasa penasaran yang begitu besar, akhirnya Radika nekat membuka surat itu tanpa izin pemiliknya. Tap Matanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD