Daniel's side... Daniel baru saja memasuki ruang tamu kediamannya. Rumah yang kini terasa amat dingin dan sepi sejak sosok Nadien menghilang. Dulu, sepulang kerja ia akan disambut senyum manis istrinya, serta secangkir kopi panas kesukaannya. Tapi kini, hanya ada ia sendiri, bahkan dengan lampu-lampu yang masih padam. Daniel membanting pantatnya di sofa. Ia memijat pangkal hidungnya yang terasa pening. Ia tak menyangka, akan seberat ini hidupnya tanpa sosok Nadien. Ia sudah terlanjur terbiasa dengan keberadaan wanita lembut itu selama beberapa bulan hidupnya. Yup. Dulu semua terasa indah. Beberapa bulan terbaik dalam hidupmu. Namun kamu sendiri yang menghancurkannya, Daniel. Bibirnya menyunggingkan senyum miris setiap ia teringat akan kebodohannya yang telah menyebabkan Nadien pergi.