Bab 22 "Sudah menjadi rahasia umum, senyum wanita yang menawan menyimpan derita yang tak orang kenal." *** Tak ada percakapan sedikit pun, suasana terasa canggung. Pagi dengan mentari yang masih hangat belum terlalu panas, ruang makanan Kerajaan Cyprus seperti disulap menjadi ruang bawah atap tanah, tanpa suara kedap udara dan rasanya dingin. Genata diam-diam menghela napas, melihat kanan kiri yang masih terdiam berjaga. "Pagi… Kenapa makanannya kita kita tonton saja, bukan malah di makan?" canda Genata berusaha mencairkan suasana, pasalnya melihat semua orang yang ada di sana belum menyentuh makanannya. Seulas senyum itu, nampak seperti begitu ringan Genata terbitkan. Padahal Sultan Murat masih menyimpan rasa sesal tak enak hati, Shilla lagi lagi merasa kagum.