Bab 10 "Mari berkawan dengan alam, bersahabat pada semesta, agar kamu paham tentang Bumi yang sendirian." *** Sultan Murat menunggangi kuda dengan kecepatan yang tak cepat tak juga lambat, suasana hati Genata pun masih merajuk. "Ayolah, jangan marah. Perjalanan ini harus segera selesai. Saya tak bisa melayani egomu terus-menerus." Ganata tak menjawab, Sultan Murat kembali diam. "Pacuan kudanya sesuai yang biasa, tidak usah seperti ini." Genata baru berkata setelah merasa Sultan Murat memacu kudanya pelan. "Benar? Jika begitu berpeganganlah!" Salah satu tangan Sultan Murat membawa tangan Genata ke depan dekat perut dia. Genata hanya membuang napas jengah, selanjutnya. Kuda itu melesat, p acuannya seakan menyatu bersama angin. Gerombolan pengawal