Firza berlari cepat ke arah kantin dengan sesekali menoleh ke lapangan. Syaqila tengah berlari di sana dengan wajah suramnya mengejar Elhaq yang hampir menyelesaikan hukumannya karena terlambat ke sekolah. Firza memandangi itu dengan tersenyum samar. Ia pun melangkah lebar menuju kantin. "Mineral dinginnya dua," pesannya sudah menyodorkan selembar uang lima puluh ribuan membuat ibu kantin mengangguk mengerti. "Ini kembalinnnya," ia pun meraih dua botol minuman yang sudah dimasukan ke dalam kresek beserta uang kembalian miliknya. Pemuda jangkung dengan telinganya yang ditindik itu pun berbalik dan berlalu pergi dari sana. Bibirnya tertarik lembut ke atas. Membayangkan wajah senang Syaqila saat menerima minuman darinya nanti buat ia makin mempercepat langkahnya. Pemuda itu menghentikan l