Pemuda tinggi itu melangkah santai ke koridor dengan sesekali mengunyak permen karetnya. Kedua temannya mengekori di belakang seakan menjadi dayang. Beberapa murid lain yang melihatnya sontak berlari menjauh ataupun bersembunyi. Tidak ingin mencari masalah dengan sosok yang sudah lama tidak berada di sekolah itu. Bukan karena ia liburan panjang ataupun pergi berkelana di sekolah lain karena prestasinya. Melainkan karena cowok bertindik pada kedua telinganya itu adalah pembuat onar. Kalau ada orang yang paling bermasalah di dunia ini, cowok itulah yang harus menempati urutan pertama. Bukan berlebihan tapi memang itulah kenyataannya. Cowok yang tidak lain adalah Firza Afrian itu menghentikan langkahya. Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk senyum miring. Kaki panjangnya kemb