"apa yang kau lihat?" ucapnya sinis dari atas panggung.
'apa-apaan dia' batin Ran menggerutu.
Ran yang mulai jengah karena terus di tata seluruh orang yang ada di sana, memilih menundukkan wajahnya.
"Sebagai ketua kedisiplinan disini, saya tidak akan mentoleransi lagi jika ada yang melanggar aturan seperti yang terjadi barusan. Kalian paham?"
"Paham Kak!" teriak semua siswa disana.
"baiklah, setelah ini ada acara pengenalan sekolah dan peraturan-peraturan yang akan disampaikan oleh senior-senior yang bertugas, dan bagi yang merasa terlambat tadi, sebelum membubarkan diri, harap tetap di Aula." Lanjutnya tak terbantahkan.
"Huuuff, baru beberapa hari sudah bermasalah" rutuk ku semakin kesal.
Bintang memang salah satu siswa berpegaruh di sekolah ini, bahkan sangat berpengaruh. Bukan alasan sepele yang membuat Bintang bisa menjadi ketua kedisplinan UHS, aktif di banyak ekskul dan menjadi siswa dengan peringkat tertinggi di sekolahlah yang membuatnya menempati peringkat ini.
Bintang juga sering memenangkan piala dalam Lomba karate dan taekwondo tingkat internasional dan yang terakhir dia menang melawan peserta dari inggris.
Satu hari yang melelahkan bagi Ran ditutup dengan dirinya yang saat ini dihukum membersihkan aula yang tak bisa dihitung luasnya karena saking luasnya.
******
"apa-apaan si Bintang itu! dia kira dia siapa? Ha! Mentang-mentang dia ketua kedisiplinan disini, dengan seenak dengkulnya menyuruhku membersihkan ruangan sebesar ini? apa dia gila?" gerutu Ran sambil terus mengepel lantai aula yang entah berapa lama lagi bisa Dia bersihkan.
Istirahatpun takkan bisa karena cowok tengil itu berdiri mengawasi untuk memastikan pekerjaannya.
"untung ganteng! Kalau nggak jangan salahkan gue kalau ni sapu bisa melayang kekepala lo, tapi kalau dipikir-pikir, kenapa hanya gue ya yang dihukum? Sepertinya pengguna mobil mewah tadi juga membawa seorang murid" batinnya dongkol sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal dan seketika melirik Bintang yang saat itu juga sedang memperhatikannya.
Saling bertatapan mata justru membuat Ran salah tingkah tapi tidak untuk Bintang.
Dengan posisi yang sudah berdiri bersandar pada dinding memudahkan Bintang melangkah kearah Ran tanpa melepaskan tatapannya dari gadis itu.
"Apa kau sedang menyumpahiku?" tanyanya selidik yang membuatku melotot tak percaya.
"Kau tahu? Uwaahh! Apa kau bisa membaca pikiran ku?" tanya Ran balik yang dibalas tatapan tajam dari Bintang.
"Kau sedang mengataiku?" tanya cowok itu sarkartis.
"Tidak! Kau saja yang kepedean" bela Ran yang langsung mendapat tatapan tajam dari cowok yang kini berdiri di depannya.
"Kau...."
Ditatao seperti itu membuat Ran langsung menunduk sedikit takut. Apalagi cowok di depannya ini ketua kedisplinan siswa, bisa bermasalah lagi dia.
"Apa kau selalu menyumpahi orang ketika kau kesal?" gertak ulangnya lagi tapi kini ikut menunduk tepat didepan wajah ran.
Ran yang kaget tanpa sadar mengangkat kepalanya dan.....
Cup
Aula yang tadinya ramai dengan suara pertengkaran mereka kini mendadak sepi. Bagaimana tidak,masing-masing dari mereka sekarang sedang merasakan benda kenyal yang menempel dibibir masing-masing.
Walaupun hanya menempel , tapi mereka berdua benar-benar tampak shock dengan kejadian tersebut.
Cukup lama mereka terdiam dengan bibir yang masih menempel sampai akhirnya Bintang yang lebih dulu tersadar langsung menjauhkan wajahnya dari wajah gadis itu.
"KAU!!! Apa-apaan kau? Kau sengaja?" bentaknya yang menggema diruangan Aula.
Ran yang masih terdiam sambil memegang bibirnya langsung kaget dan menatap Bintang dengan tatapan membunuh.
"sengaja kau bilang? Kau mengambil ciuman PERTAMAKUUU!" bentak Ran tak kalah kencangnya.
"Kau pikir aku sudi merebut ciuman pertama gadis sepertimu! Aku yakin kau sengaja! Iya kan? JAWAB?"
"Kau! Ternyata wajah tampanmu tak mencerminkan pribadimu!" ucap Ran sedikit mengeras sambil menunjuk wajah Pria itu geram.
Tapi seketika dia tersadar setelah melihat seringaian tipis tiba-tiba terbit di wajah Bintang.
"Apa? Tampan?"
"aa..aa..mak..maksudku wajah.. wajah pongahmu itu! iya, wajah pongahmu itu" ucap Ran gugup setelah sadar dengan apa yang barusaja diucapkannya.
"Ciihh! semua wanita seperti itu! setiap melihatku kata "Tampan" selalu mereka lontarkan padaku" pujinya pada sedirinya sendiri. tak bisa dipungkiri, Bintang memang Siswa paling tampan disekolah.
Senyumnya yang memperlihatkan dua gingsul itulah yang membuatnya digandrungi banyak siswi disekolahnya. Bisa dikatakan 'The Power Of Gingsul' hehehe
"dengar ya Tuan Tengil! Pedemu tinggi sekali! Awas terbang! Jatohnya sakil lo!" ledek Ran yang membuat cowok manis itu menatapnya sinis.
"Apa kau masuk. Jajaran gadis munafik yang ada disekitaranku? Sebenarnya menganggapku tampan, tapi tak mau diucapkan"....
Ran masih Setia dengan amarhanya, sembari mengepalkan tangan mencoba menahan dengan meningkatkan kesabaran.
"Sudahlah---Kau masih punya urusan denganku! 15 menit lagi aku kembali dan ruangan ini sudah harus bersih, jika tidak, jangan harap kepala sekolah akan melepaskanmu" ancamnya sambil memperlihatkan senyum sinisnya pada Ran dan melangkah keluar ruangan.
Ran yang kesal membalas suruhan Bintang dengan teriakan-teriakan yang sebenarnya percuma. Mau teriak sekencang apapun tetap saja tak akan mengembalikan semuanya ke semua. Yang sudah terjadi ya terjadilah.
"hikkss!!hikkss!! ciuman pertamakuuuuu"rengek Ran sambil mencak-mencak sambil terus menendang kesana-kemari. "Dasar senior sialaaaan! Yoongi-yaaaaa! Oppaaaaa! Hikss...hikkss.. Cowok tengil itu merebut ciuman pertamakuuu, Hauuaaaa..Hikss..Hikss..maafkan aku Oppa yang tak bisa menjaga ciuman pertamaku untukmu~~" rengek Ran ganas sambil menatap layar ponselnya dan mengadu pada foto seseorang yang terpasang tampan disana yang tanpa Ran sadari tingkahnya dilirik sepasang mata dari balik pintu.
Bintang yang belum benar-benar pergi menyaksikan tingah gadis itu dari kejauhan. T
"lucu sekali" bisiknya sambil tersenyum geli.....
Seminggu sudah Ran belajar disekolah itu tapi hari-hari Ran tak pernah baik.
Pasalnya dia harus merelakan waktunya terbuang sia-sia bersama si cowok tengil Bintang.
karena ulahnya yang menghukum gadis itu kemaren, hari ini Ran sukses mendapatkan ultimatum dari kepala sekolah karena keterlambatannya untuk kedua kalinya.
Flash Back On
"saya mendapat laporan kalau kamu terlambat dihari penutupan MOS serta kelas pertamamu, apa benar itu Ran?" tanya kepala sekolah sembari memainkan kumis tebalnya.
"Maaf Pak. saya benar-benar tidak sengaja. saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi. jangan cabut beasiswa saya ya Pak." rengekku membujuk kepala sekolah itu agar tak menendangku dari sini.
"Baiklah, ini saya aggap sebagai peringatan pertamamu, jika kau mengulanginya lagi saya pastikan status beasiswamu akan terancam. kau paham?"
seketika hatiku lega mendengar itu. kuraih tangan kepala sekolah dan menyalaminya dengan ucapan terima kasih yang tiada henti.
"tapi bukan berarti kau bebas dari hukumanmu!" lanjutnya yang membuatku terdiam.
'Dasar, harusnya kau sadar Ran tak akan ada yang gratis didunia ini. tapi biarlah asalakan jangan beasiswaku saja yang dicabut' batinku sedikit menggila.
"mulai hari ini, aku akan menugaskan Bintang untuk mengajarkanmu semua tata krama dan peraturan sekolah ini. kau juga harus membuat salinan perjanjian bahwa kau tak akan mengulanginya lagi sebanyak lima helai Double folio." aku ternganga mendengar hukuman yang diberikan kepala sekolah padaku.
'yang benar saja, apa sekolah sebagus ini masih menerapkan cara hukuman seperti itu? payah sekali' rutukku dalam hati.
"Kau paham?"
"Paham Pak!" jawabku pelan.
"ya sudah, kau boleh keluar dari sini, aku akan menghubungi Bintang dan memberitahunya bahwa kau diperintahkan untuk menemuinya"
anggukan dariku menjadi penutup dari pembicaraannku dengan si tua berkumis itu. dengan wajah sedikit lusuh, kuputuskan untuk keluar dari ruangan tersebut.
*******
Haaahh.. jujur ini tulisan pertama yang aku buat. awal mula aku menulis, tapi tak di terbitkan.>
karena aku dulu kurang, bahkan sangat tak pede..T_T
TAPI SEKARANG, AKU BERHARAP TEMAN-TEMAN SUKA YA..^^
BACA CERITA AKU YANG LAINNYA JUGA YA TEMAN2..^^