Om muncul setelah sempat menghilang selama dua hari. Dia datang dengan senyuman teduh seperti biasa, sementara gue merengut sebal. "Hei, Sayang. Sudah makan?" tanyanya seakan tak ada apapun terjadi diantara kami. Elah, memang gak ada apa-apa yang terjadi pada kami. Gue justru ada 'apa-apa'nya sama supir kampreto si Om! "Males, Om. Lagi diet!" jawab gue asal. Om duduk di sofa dan menarik gue ke pangkuannya. "Buat apa diet, Om suka Luna apa adanya kok," bisik Om di telinga gue. Tangannya meremas lembut p******a montok gue, hingga gue menggelinjang geli. "Iya, sekarang Om bilang gini. Ntar kalau Luna betulan ndut, pasti Om tinggal pergi," kata gue merajuk. Om terbahak mendengarnya, tangannya beralih mengusap kewanitaan gue dari luar celana dalam gue. Memang gue hanya memakai ka