02 : Dompet lo gak seindah wajah lo, Dude!
1362 Words
"What?!!" pekik Cyndi keras. Dia nyaris keselek cilok yang dimakannya saking terkaget mendengar cerita gue.
"Punya gue, woy!!" protes Rae saat Cyndi menyambar gelas minumnya dan menghabiskan es jeruknya.
"Bawel! Ntar gue gantiin."
Rae mencebik sebal, paling juga enggak diganti. Cyndi mah tukang PHP in orang.
Dua orang ini adalah sohib gue. Kami adalah geng cewek matre yang ternama di kampus. Tapi berbeda dengan gue yang prinsipnya 'No o*******g!', mereka gak alergi yang namanya o*******g. Apalagi Cyndi, sasarannya justru spesialis o*******g deh! Dah jebol? Yah pastilah, lawannya kampiun gitu.
Sedang Rae, biar keliatan paling kalem dari kami tapi sasarannya bervariasi... bisa Om-om, bisa sebaya, bisa brondong pula! Kalau gue? Cukup sama yang sebaya. Maka Cyndi syok saat gue cerita gue udah nembak Om-om di pertemuan pertama gue.
"Lun! Lun! Lo kena karma gue! Lo sering ngolokin gue receh gegara sering dibawa Om-o*******g! Sekarang lo sendiri gimana?" cemoohnya kurang ajar, disambung tawa membahananya.
Sial! Nyesel gue cerita sama makhluk liar ini. Tapi bagaimana lagi, gue emang mulut ember!
"Lun, gimana acara n*****t lo sama si Om?" goda Cyndi receh.
"n*****t?! Lo tahu gue gak pernah mau n*****t!"
"Kirain, sama si Om satu ini beda. Secara elo udah melanggar prinsip lo. Ngajak jadian di pertemuan pertama! Hahahaha..” Cyndi tertawa ngakak.
Bitch! Terus saja ketawain gue. Gue sumpahin keselek biji kedondong, tau rasa!
"Boro-boro n*****t! Ngejawab ajakan pacaran gue aja dia kagak. Dia cuma puk-puk kepala gue trus ngejalanin mobilnya!"
"Sumpeh lo?! Jadi lo dianggap kek puppynya dong," ledek Cyndi.
"Udah, gak usah dibahas lagi. Kasihan Luna. Harga dirinya drop abis-abisan," bela Rae.
Gue tersenyum manis pada sohib gue satu ini. Bawaannya dia mah ademm.. Kayaknya dia paling gak cocok jadi cewek matre diantara kita-kita. Pribadinya kalem, baik dan ortunya cukup tajir. Ngapain juga dia ikut-ikutan jadi cewek matre?
Ah entahlah.
"Jadi, apa elo datang di ultah Rico?" tanya Cyndi ke gue.
"Malesss.."
Rico itu mantan gue yang kini jadi pacar si Cleo. Dia gue putusin setelah nekat mau memperkosa gue. Rupanya dia masih belum bisa ngelupain gue, itu yang bikin si jalang Cleo semakin benci pada gue.
"Cleo bilang lo pasti gak datang. Malu karena gak bisa nunjukin Jimmy Chow.."
"Tau darimana dia kalau gue ngincer Jimmy Chow?" tanya gue gusar.
"Siapa lagi? Dari si buncit yang lo putusin gegara gak bisa beliin lo Jimmy Chow lah," tukas Cyndi sambil ngebulin asap rokok yang baru disulutnya.
Sohib gue satu ini termasuk golongan perokok berat, kalau Rae maniak permen loli. Gue mah semuanya enggak.
"Ember juga si buncit!!" maki gue kesal. Jadi dia pikir gue gak bisa punya Jimmy Chow gegara dia kagak mau beliin?!
"Ya udah, gue datang! Gue bakal dandan maksi biar mereka tahu siapa Luna sebenarnya!" putus gue.
"Yeahhhh!! Luna si ratu matre beraksi!" seru Rae riang. Pakai tepok tangan segala. Btw, gue mesti tersanjung apa tersinggung sih dengan pujian itu?
==== >(*~*)
Gegara mesti dandan maksi, gue terlambat datang ke party ultah si Rico. Sial, mana si Cyndi ngebel-ngebel mulu!! Bikin gugup aja.
"Iya, iya b***h! Sabar, napa! Ratu kan selalu datang paling akhir!" teriak gue didepan pintu Eden club, tempat pesta itu.
Klik. Gue tutup telpon gue. Saatnya beraksi. Sekali lagi gue memperhatikan penampilan gue. Perfect! Gue sentuh sepatu Jimmy Chow gue penuh kebanggaan.
"Saatnya beraksi, Cantik."
Gue baru mau masuk, saat ngelihat ada mobil Alphard berhenti didepan club. Gak ada istimewanya dengan mobil ini, kecuali saat dari bangku kemudi turun sang pengendara.
Cowok kampret itu!! Darah gue mendidih mengingat dia yang udah bikin gue malu di toko sepatu. Dia berjalan mengelilingi mobil lalu membuka pintu mobil bagian belakang. Astaga, ternyata dia membuka pintu mobil untuk si jalang Cleo! Ada hubungan apa diantara mereka?!
Gue jadi kepo maksimal. Sengaja gue gak segera masuk, diam-diam gue menguping pembicaraan mereka.
"Non, nanti dijemput jam berapa?" Itu suara cowok kampret itu kan?!
Non? Nona? Jadi, jadi dia.. supir? Astaga! Gue dah dikerjain supir keren yang terkampret sedunia! Rasanya makin jengkel padanya begitu tahu dia itu supir!
"Gak usah jemput, Raf. Gue menginap di apartemen Rico," balas Cleo dengan nada tergesa-gesa.
"Iya Non."
Cleo buru-buru masuk kedalam club tanpa menengok sama sekali hingga dia gak menyadari keberadaan gue.
Gue mendekati si supir kampret.
"Ternyata...."
Supir kampret itu menoleh begitu mendengar ucapan gue yang sengaja gue bikin ngegantung.
"Dompet lo gak seindah wajah lo, Dude!" sambung gue mencemoohnya.
Supir kampret itu menatap gue datar. "Lo bicara sama gue?"
"Sama siapa lagi?! Heh supir kampret, dengar! Gue gak akan maafin kelakuan lo yang udah menipu dan mempermalukan gue saat di toko sepatu itu!" ucap gue geram.
Supir kampret itu menatap gue dingin.
"Seingat gue, gue gak pernah janji mau beliin lo sepatu apapun."
"Tapi lo tanya apa gue mau dibeliin sepatu?!" sanggah gue kesal.
"Nah itu, gue cuma tanya. Bukan janji!"
Sial, dia benar! Gue aja yang kegeeran saat itu. Tapi itu pertanda dia berniat ngerjain! Ngapain iseng tanya kalau enggak!
"Lagipula, akhirnya elo mendapat sepatu itu. Kalau bukan karena gue gak mungkin kan ada Om tajir yang beliin lo sepatu mahal," sindir supir kampret itu sambil ngelirik sepatu gue sinis.
Makjleb! Perkataannya menohok banget buat gue.
"Oke Raf, inget ya. Lo yang memulai semua ini, kita akan lihat siapa yang tertawa paling akhir!" ancam gue halus.
"Gue gak suka tertawa, apalagi berhubungan dengan cewek matre kayak lo!" ketusnya sebelum masuk ke mobilnya.
Brengsek! Kampret! Anjing budukan!
Liat aja lo, Dude! Gue akan membalas semua ini!
==== >(*~*)
Rico selalu mencari kesempatan untuk modusin gue. Di pesta inipun gak terkecuali. Saat gue permisi ke toilet, dia sengaja ngebuntutin gue. Lantas menarik gue ke taman belakang dekat toilet.
"Ngapain elo?" tanya gue gusar.
"Luna, plis.. kasih gue kesempatan lagi. Gue gak bisa ngelupain lo, Syantik."
Gue mencibir sinis. "Gak bisa ngelupain gue? Di sebelah lo ada air mineral Cleo tuh!"
"Kalau lo bersedia balik ke gue, saat ini juga gue putusin dia, Syantik!"
Sesaat gue tergoda untuk ngelakuin itu. Biar si jalang Cleo kebakaran j****t!
"Ogah! Lo nakal, gue pengin cowok yang bisa ngejaga diri gue! Lo tau kan, gue bukan p***k macam cewek lo itu."
"Maaf, Syantik. Yang lalu gue khilaf. Janji deh gue gak ulang lagi. Gue tahu lo itu cewek baik, makanya gue salut dan mengagumi moral lo Luna.."
Heleh, kagum gombal. Lo juga suka grepe-grepein gue kok. Munafik..
Gue berniat akan pergi meninggalkan Rico, saat mata gue menangkap sesosok pria ganteng modis yang berjalan kearah kami. Supir kampret itu. Tiba-tiba gue punya ide buat ngerjain dia!
Rico membelalak lebar karena mendadak gue memeluknya erat dan berbisik padanya, "peluk gue, cium gue."
Spontan Rico memeluk gue dan mencium bibir gue, dia syok begitu gue berteriak keras, "tolong! Tolong! Dia mau merkosa gue! Tolong!"
"Luna!" Rico ingin ngelepas pelukannya, tapi gue tahan. Kepalanya gue tekan di ceruk leher gue sementara gue pura-pura berontak sambil berteriak.
Buk!!
Ada yang menarik tubuh Rico dari gue dan langsung menjotos wajahnya. Rico menjerit kesakitan, dia memegang rahangnya yang linu dan melotot geram pada pemukulnya.
"Apa-apaan sih lo main pukul orang saja!!"
Orang itu, si supir kampret menatap Rico dingin.
"Lo mestinya masih bersyukur karena gue memukul muka lo, bukan kelamin lo!"
"Whatt?!!"
Rico merangsek maju, tapi dihalangi oleh cewek lain yang baru saja datang. "Beb, kenapa lo?"
Cewek itu ngelirik gue geram bercampur curiga. Dia adalah si jalang Cleo.
"Dan kamu, kenapa ada disini?!" semprotnya pada supir gantengnya.
Supir kampret itu menyerahkan iphone berwarna gold pada majikannya. "Punya nona, tertinggal di mobil."
Rico melotot geram pada si supir kampret.
"Beb, jadi si b******k ini supir lo?! Pecat saja dia, Beb! Dia lancang sekali memukul wajah gue!" adu Rico.
Tentu saja Cleo ngebelain pacar tajirnya, dia langsung ngebentak supirnya, "lo sinting ya!! Beraninya main gampar pacar gue!"
"Seharusnya pacar Nona diperiksa akhlaknya, dia berniat memaksakan kehendaknya pada seorang gadis," protes supir kampret itu sambil menunjuk gue.
"Enggak Beb! Dia memfitnah gue!! Gue gak ngapa-ngapain sama Luna!" bantah Rico.
Cleo menatap gue seakan menunggu penegasan dari gue.
"Dia benar. Rico gak ngapa-ngapain gue. Supir lo aja yang barbar mukul Rico gegara tadi minta duit tapi gak dikasih."
Indahnya pembalasan. Gue tersenyum bahagia saat ngeliat Si supir kampret melotot geram kearah gue.
Rasain lo, Kampret, abis ini lo pasti dipecat!!
==== >(*~*)
Bersambung
- Writer
