part1
Kapan kami akan memiliki cucu? Sudah lima tahun kalian menikah umi juga sangat ingin menimang cucu, bukan cuma umi saja abimu juga sangat ingin, Azam Aruna kapan kalian akan memberikan kami cucu"
Ucap sang umi kepada kedua suami istri tersebut, sontak saja ustadz azam dan Aruna pun hanya bisa terdiam, pasalnnya usaha dan istiar sudah mereka lakukan tetapi, mungkin mereka Masi belom di percayai oleh Allah ustadz azam pun menjawab,
"Umi dan Abi mohon sabar, Azam dan juga Aruna sudah berusaha istiar dan berdoa juga sudah, tetapi mungkin Allah belom menghadirkan malaikat kecil di tengah-tengah kita umi, jika Allah sudah mengijinkan pun pasti akan segerah hadir"
Tutur kata ustadz azam, sang umi pun langsung bersuara,
"Kapan Azam, kamu seorang ustadz kamu juga harus mempunyai penerus, kamu yang memimpin persantren ini? Dan jika nanti kamu sudah tua juga pesantren ini akan di pimpin oleh anakmu, ingat Azam pesantren ini adalah amanah dari mendiang kakemu, kakemu sudah tua Azam tidakkah kau berkenang hati mengijinkan kakemu untuk, melihat cicitnnya sebelom menutup matanya"
Ucap umi ustadz azam, sontak saja perkataan sang umi membuat Azam terdiam Aruna sang istri hanya bisa meneteskan air matanya, sedari tadi yang di tahan pun keluar membasahi pipinya, umi Azam yang melihat menantunya menangis pun bersuara,
"Aruna menantu umi, umi tau kamu baik sangat baik, tolong ijinkan suamimu Azam menikah lagi nak, ini demi kake Azam nak umi memohon kepadamu"
Sontak sajah ucapan umi ustadz Azam pun, langsung membuat aruna terkejut bukan cuma Aruna yang terkejut ustadz azam pun terkejut atas apa yang sang umi katakan,
umi mertua pun membuat aruna, terkejut pasalnnya dulu Aruna sendiri yang meminta sebelom menikah dengan ustadz azam bahwa dirinya, ingin seperti Syaidina Khadijah yang selama hidupnnya tidak pernah di madu oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam,
Tetapi dirinya juga tidak boleh egois, sebab dirinya hanyalah manusia biasa lain halnya dengan Syaidina Khadijah yang bisa memberikan keturunan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, jika dengan dirinya, dirinya Masi belom bisa memberikan suaminya keturunan,
Dia juga tidak mau egois,
Azam adalah seorang ustadz yang memimpin pesantren, Azam juga harus patuh kepada sang umi yang melahirkannya kedunia, jika tidak ada umi Azam, Azam pun tidak akan menjadi suaminya tetapi permintaan sang umi membuat aruna juga dilema,
Meskipun di agama di perbolehkan berpoligami tetapi Aruna juga manusia, yang mempunyai rasa cemburu, sanggupkah dia untuk berbagi suami dengan orang lain, memang jika di katakan dalam agama jika seorang istri mengijinkan suaminya menikah lagi, jaminannya surga untuknya tetapi dia juga manusia,
Tak mau sang umi bersedih karena sang kake dari sang suaminya Azam, pun ingin segerah melihat cicitnnya apalah daya Aruna pun rela dan ikhlas jika harus di madu dengan wanita lain,
"Insyaallah Aruna ikhlas umi, jika mas Azam menikah lagi, Aruna ridho umi jika ini yang terbaik untuk keluarga serta untuk mas Azam dan juga Aruna, agar mas Azam bisa memiliki keturunan meskipun bukan dari rahim Aruna umi"
Tutur kata Aruna sang istri ustadz azam, ustadz azam yang mendengar pun terkejut bukan pula uminya yang menyuruhnya untuk menikah lagi, tetapi ini dari bibir sang istri pun berbicara seperti itu, ustadz Azam pun bersuara,
"Tidak Aruna saya tidak ingin menikah lagi, sudah cukup bagi saya kamu adalah wanita satu satunya untuk saya, tidak perduli ada atau tiadanya anak di antara kita, karna saya sudah bahagia denganmu, dan saya juga sudah menyetujui persyaratanmu dulu sebelom kita menikah, bahwa dirimu ingin seperti Syaidina Khadijah yang selama hidupnya tidak pernah di madu oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam,
Ucap azam di depan Aruna, Aruna pun langsung menjawab,
"Dulu memang iyya mas, Aruna ingin seperti Syaidina Khadijah yang tidak pernah di madu, tapi Aruna sangat berbeda jauh dengan Syaidina Khadijah, jika Syaidina Khadijah bisa memberikan keturunan kepada Rasulullah, lalu Aruna bisa apa? Ijinkan Aruna untuk bisa membahagiakan mas serta keluarga mas, Aruna hanyalah manusia biasa mas, Aruna ingin membalas semua kebaikan yang mas kasih serta keluarga mas kepada Aruna karena, sudah mau menerima Aruna sebagai menantu"
Ucap Aruna sambil menangis pilu, Azam pun langsung meluk Aruna, sambil menguatkannya dan berkata,
"Tidak untuk mengijinkan mas untuk menikah lagi Aruna, di luar sana tidak ada istri yang mengijinkan suaminya menikah kembali, dia pun pasti memikir seribu kali Aruna, apa lagi kamu mas mohon sayang"
Ucap ustadz Azam menyakinkan Aruna sang istri agar tidak, mau mendengarkan perkataan sang umi, tetapi aruna tidak bisa menarik kembali ucapannya, Aruna pun kasihan melihat sang umi, baru kali ini meminta permintaan seperti ini sampai memohon mohon kepada Aruna, Aruna pun tetap dengan pendiriannya,
"Mas menikah lagi, atau mau Aruna yang akan pergi"
Ucap Aruna kepada ustadz Azam,
Bersambung...