Regret
"Selamat datang di acara launching Ai Luxury dengan memamerkan 300 unit perhiasan bertahtakan berlian, ruby dan emerald serta permata mulia lainnya. Sangat menggoda untuk segera dimiliki dan diberikan kepada seseorang yang istimewa. Silahkan memuaskan dahaga anda dengan kecantikan abad ini Ai Luxury Brand".
MC sedang menyambut tamu undangan acara launching yang diselenggarakan oleh Ai Luxury, sebuah brand permata yang baru-baru ini menjadi trend di benua Eropa dan yang kini melebarkan sayapnya di benua Asia.
Dengan perasaan hampa, aku menghadiri acara ini demi perusahaan yang berada di ambang kehancuran.
Perasaanku tak sesuai dengan suasana malam ini yang penuh dengan gemerlap keindahan perhiasan sepanjang mata memandang, lampu yang redup menonjolkan sinar permata bagaikan langit malam yang dipenuhi bintang kejora.
Berdiri aku, sendiri di tengah gemerlap dan kericuhan orang-orang hebat yang sedang bercengkrama menyapa dan berdiskusi tentang bisnis mereka masing-masing.
Sayangnya malam ini aku enggan untuk bergabung dengan mereka, rekan bisnis ayahku.
Meskipun aku tahu bahwa mungkin mereka dapat membantu ayah untuk menginvestasikan uang mereka agar perusahaan dapat diselamatkan, namun badan tak ingin melangkahkan kaki sedikitpun untuk sekedar menyapa rekan bisnis ayahku dengan perasaan menyiksa ini.
Bahkan untuk mengamati, dan melihat perhiasan yg memukau ini, sedikitpun aku tak berminat.
Padahal dulu, setiap bulan aku selalu keluar masuk toko perhiasan mewah untuk memberikan hadiah kepada wanita ku tercinta Miraningsih ibu mertuaku.
Setiap melihat perhiasan yang memukau, wajah ibu mertuaku yang cantik akan selalu terbayang di pikiranku, memakai perhiasan yang kupilihkan untuknya adalah kebahagiaanku terutama memakainya tanpa sehelai benang yg melekat ditubuhnya, sudah membuatku meneteskan air liur.
Miraningsih wanita cantik penggila perhiasan mewah, yang membuatku tergila-gila sehingga kehilangan permata jiwaku 3 tahun yang lalu, istriku Aisy.
Malam ini, malam gemerlap bertabur perhiasan mewah yang memukau, tak sedikitpun terbersit rindu terhadap Miraningsih wanita yang aku cintai hanya ada rasa penyesalan, kehilangan, dan kerinduan yang mendalam menyiksaku, terhadap istriku Aisy.
"Marilah kita sambut CEO Ai Luxury Mr. Lockey Smile" MC menyambut kehadiran CEO Ai Luxury.
"Oh junior ku sudah menjadi CEO sekarang" Batinku kagum.
"Dan wanita muda founder serta owner Ai Luxury, Muse yang sangat cantik inspirasi Ai Luxury, Miss Aisy Zayyin Runner".
Diiringi riuh tepuk tangan, pria dan wanita muda itu berjalan beriringan. Mereka berjalan sambil menyapa tamu dan rekan bisnis Ai Luxury.
"Aisy? nama yang sama dengannya istriku Ai".
Sambil meneguk minuman ringan suguhan EO di acara itu.
Batinku bertanya tanya, apakah wanita yang hebat itu istriku?, atau kah wanita yang kebetulan bernama sama, berkecamuk dan semakin keruh perasaanku.
Melihat wanita yang berjalan beriringan bersama juniorku, wanita cantik yang sungguh asing sekaligus akrab di hati, perasaan ini mengaduk aduk perutku sehingga minuman seteguk tadi pun serasa ingin keluar dari mulutku.
"Selamat malam semuanya, terima kasih telah hadir pada malam hari ini di acara launching Ai Luxury. Saya ucapkan terimakasih kepada investor yang telah mempercayai saya, terima kasih kepada ibu saya yang telah menginspirasi saya untuk mendirikan Ai Luxury, Jewelry brand yang akan menonjolkan keindahan setiap pemakai perhiasan dari Ai Luxury. Tak ada yang tak cantik dengan Ai Luxury. Terima kasih".
Semakin meriah sambutan Founder sekaligus owner dengan jargon "Tak ada yang tak cantik dengan Ai Luxury".
Benar dia Aiku, berdandan secantik saat menjadi pengantinku, mungkin lebih cantik karena menonjolkan kedewasaan wanita seusianya.
Wanita yg selalu sederhana, wanita yg selalu terlihat jauh lebih muda dari usianya kini terlihat sangat cantik dan matang.
Aiku yg selalu terlihat polos alami, berbeda dengan Miran yg selalu tampil menggoda, panas dan seksi. Kini menjadi wanita yg jauh lebih cantik dari ibunya.
Mata abu-abunya warisan dari papanya yg bule, membuatnya serasi dengan keindahan produk perhiasannya. Ah, pantas dia menjadi Muse design brand Ai Luxury, sungguh memukau.
Bahkan berterima kasih kepada ibunya yang mengkhianatinya. Sungguh wanita yang sangat di dambakan semua pria.
Kebodohan dan Kebiadabanku yang mendorongku ke neraka kehidupan ini.
Semakin mendekat dia kepada rekan-rekan bisnisnya, semakin sedikit jarakku dengannya, perasaan rinduku yg tak bisa terbendung ini membuatku ingin merengkuhnya, menyesapnya, membelainya, meluapkan perasaan cintaku padanya.
Namun rasa bersalah dan penyesalan ini mencegahku, pria b***t mana yang akan dimaafkan setelah berselingkuh dengan mertuanya sendiri?.
Logika dan hatiku tak sejalan, persetan dengan penyesalan dan rasa malu, rinduku tak mampu ku tahan lebih dari ini, bisikan iblis mana yang membuatku berani maju selangkah demi selangkah dan akhirnya wanita cantik ini di depanku, wanitaku, istriku.
Mengulurkan tanganku yang gemetar, mulutku terkunci, jangankan mengucapkan rindu, memanggil namanya saja aku tak mampu.
Pengecut! batinku meronta, aku merindukanmu Ai, istriku, Aiku, dalam hati aku menjerit, mataku mulai sembab, tak berharap banyak untukku di sambut baik olehnya.
"Terima kasih atas kehadiran nya, Satria Group". Ucap Ai.
Tanganku yang Gemetar dan berkeringat dingin di sambutnya, di genggamnya tanpa ada kekuatan pada genggaman itu, dia melepaskan tangannya dengan gerakan halus alami, tanpa ada perasaan gugup, seperti menghadapi rekan bisnis yang lain.
Sambil tersenyum dia berlalu seolah dua orang asing yang berbasa basi.
Perasaan asing ini, menyakitkanku, tak sadar aku menarik lengan bajunya, menghentikan langkahnya, berharap dia berbicara padaku, memandangku dengan cinta kepadaku.
"Ai", panggilku lirih, dia berhenti, "deg" seperti detak jantungku yg berhenti menantikan apa yang dia lakukan selanjutnya, setiap detiknya berharga bagiku.
Dia menoleh dan tersenyum lembut, seperti seseorang yg tersenyum ketika dia disapa oleh orang asing dari kejauhan, dan dia tak begitu mengenal orang itu.
Dengan kecewa aku melepaskan lengan bajunya, dia pun berlalu menjauhiku menyapa rekan bisnisnya yang lain.
Inikah karma Tuhan? aku tak sanggup, berikan aku kesempatan kedua Tuhan, Doaku.
Hatiku yang sakit dan perih, air mata yang mengalir deras telah meluap saat aku keluar dari area Grand Crown Hotel.
Dengan cepat kupacu mobilku aku tak perduli apa yang ku lalui dan apa yang telah kulewati yang kuinginkan cepat sampai ke apartment kami, apartment tempatku mencintainya sekaligus tempatku mengkhianatinya.
*
Ditempat ini aku bercengkrama bercanda dengan Ai, di sini pula aku mencumbu ibu mertuaku cinta pertamaku, sungguh aku lelaki b******n yang meniduri anak dan ibunya.
Bisakah aku lepas dari siksaan ini Tuhan?.
"Maafkan aku, aku mencintaimu Ai, ini semua gara-gara nafsu biadab ku sehingga aku menyakiti wanita sebaik dirimu, andaikan kamu kembali, aku akan mencium kakimu Ai", jeritku di tengah kesunyian malam anganku pun kembali berlayar ke masa lalu masa indah menikahimu istriku Aisy Zayyin.
***