Prolog
"Ampun pah... Kia bakal belajar lebih giat lagi"
Ucap Kia dengan mata berair
Desh...
Desh...
Suara cambukan dari seorang lelaki paruh baya yang berada di depan kia, ya, itu adalah papah kia
"Hari ini kamu ga boleh keluar kamar dan ga boleh makan sampai besok, kamu harus belajar sampai mendapatkan nilai 100"
Ucap lelaki paruh baya itu
"T- tapi pah... Nilai 95 itu udah tinggi banget loh pah ... Hiks" kata kia sambil menangis
Desh...
Lagi-lagi kia terkena cambukan
"APA? TINGGI? KAMU ITU KENAPA BODOH BANGET SIH , ITU NILAI YANG RENDAH KIA! JIKA BESOK NILAI ULANGAN KAMU MASIH RENDAH KAMU TAU AKIBAT NYA" Ucap pria paruh baya itu dengan amarah nya.
Pria paruh baya itu pun keluar dari ruangan yang dibilang cukup menyeramkan dengan suasana yang mencekam dan pencahayaan yang kurang. Ruangan penyiksa , ya, itu ruangan penyiksa yang digunakan pria paruh baya itu untuk menyiksa kia.
Kia pun juga ikut keluar dari ruangan itu sambil menangis.
Kia sudah berada di depan kamar nya dan kia melihat pria paruh baya itu juga berada di depan kamar nya... Dan...
Brak...
Kia di dorong masuk ke dalam kamar nya oleh pria paruh baya itu sampai terjatuh dan Langsung mengunci pintu kamar kia .
"Pah... Papah... Kenapa kia di kunciin pah... Kia nanti pengen keluar pah beli buku, dan perlengkapan untuk camping pah..." Teriak kia dan tidak di tanggapi oleh pria paruh baya tersebut, karena setelah mengunci kamar kia, pria paruh baya itu langsung pergi meninggalkan kia
Di dalam kamar kia hanya bisa terisak sambil meratapi kehidupan nya
"Ya Tuhan... Hiks... Kenapa kehidupan kia seperti ini , hiks... Kia juga pengen hidup bahagia kayak orang - orang, hiks... Apa kia nyerah aja ya? Hiks... Huft," kia pun langsung mengelap air mata nya " astaga... Ga, kia ga boleh nyerah, kia pasti bisa, kia harus semangat, dan juga harus semangat belajar, semangat kia semangat, semangat, dan semangat" Ucap kia sambil menyemangati dirinya.
Kia pun segera pergi membersihkan tubuhnya.
Setelah membersihkan tubuhnya kia melihat dirinya di depan cermin "yahh... Lukanya nambah lagi deh ... " ucap Kia mengeluh
Kruyuk...
Kruyuk...
Bunyi keroncongan dari perut kia
"Kia laper... Tapi kia ga bisa keluar kamar gimana yah... Yaudah di tahan aja deh, besok kan udh bisa keluar, kia pasti bisa nahan laper sampai besok, mending sekarang kia pergi ngobatin luka" kata kia dengan lesu.
Kia pun mengambil kotak obat atau kotak P3K yang ada di lemari nya dan berjalan menuju kasurnya.
Ceklek...
Pintu terbuka dan memperlihatkan wanita paruh baya yang sedang membawa sepiring nasi dan lauk.
"bibi?" Tanya kia
"Iya non ini bibi" jawab bibi
"Bibi ngapain kesini?" Tanya kia lagi
"Ini non, bibi bawain non kia makanan, pasti non laper kan" Ucap bibi sambil memberikan sepiring makanan tersebut
"Wah, makasih banyak bi... Iya nih, kia kebetulan lagi laper " kata kia sambil menerima makanan tersebut dengan mata berbinar.
"Eh bentar... Emangnya bibi ga di marahin sama papah?, Dan bibi dapat kuncinya dari mana?" Kia bertanya kepada bibi, pasalnya, tadi kia dilarang makan dan dikunci di dalam kamar, lalu mengapa bibi nya itu bisa masuk?
"tu non... Tuan besar berada di ruang kerjanya, dan kunci ini bibi dapatkan di vas bunga yang ada di depan kamar non, soalnya tadi bibi liat tuan besar menyimpan nya disitu" Jelas bibi dan diangguki oleh kia
"Bibi saayang sama non kia, bibi khawatir non kia kenapa- Napa" Sambung bibi
"Makasih ya bi ... Bibi udah khawatir sama aku, tapi aku baik- baik aja kok" Ucap kia berbohong
" Baik- baik gimana, itu di punggung dan lengan non kia banyak luka bekas cambukan, nanti abis makan, biar bibi obatin ya... Lukanya" ucap bibi dengan wajah kasihan.
Bibi dapat melihat luka kia karena kia hanya memakai tangtop dan celana pendek
[Kia udah pake baju yah gess sebelum ngobatin lukanya yang ada di lengan dan di punggung kia juga ada, jadi bibi berinisiatif untuk membantu kia mengobati luka yang ada di punggung kia dan bibi juga khawatir ya gess ya]
"Yaudah deh bii... Makasih ya bii..." Ucap Kia dan tersenyum
"Iya non... Sama- sama" balas bibi dan juga sambil tersenyum
...
"Yaudah bibi keluar dulu ya non, takut ketahuan sama tuan besar"
Pamit bibi setelah mengobati luka kia
"Eh, tunggu bentar bi... Kia mo ikut keluar, kia mau beli buku sama perlengkapan buat camping"
"Tapi non, ntar ketahuan gimana?... Bibi takut non di apa-apain sama tuan besar"
"Udah bii... Gapapa, yaudah gini aja deh, nanti pas kia keluar, bibi langsung kunci kamar kia lagi dan simpan di tempat yang tadi disimpan sama papah. Terus, kalo papah mau masuk ke kamar kia langsung telfon kia aja, gimana bi?..." Jelas kia
"Please bii... Kia butuh banget buku nya dan perlengkapan camping buat besok harus kebeli malam ini, soalnya besok perginya pagi banget" lanjut kia
"Iya deh non... Tapi non harus hati- hati ya... dan juga luka non belum sembuh itu" pasrah bibi
"Iyaa bibi ku tersayang, makasih ya bi" Ucap Kia dan memeluk bibi nya sebelum pergi
Kia sudah keluar dari rumah menuju bagasi, dan kia mengeluarkan motor ninja ZX-6R nya yang berwarna putih, motor itu merupakan motor kesayangan kia
Kia menancapkan gas keluar dari pekarangan rumah... Eh lebih tepatnya mansion yang luas.
Kia ingin pergi ke toko buku dulu, karena toko buku jarak nya lebih dekat, setelah sampai di toko buku kia masuk dan mencari buku yang diinginkannya ...
Sementara di rumah...
"Duhh... Non kia dimana ya sekarang, kok lama banget" [baru juga sampai bi, hadeuh]
Back to topik
"Tuan besar udah mau keluar lagi dari ruangan nya... Gimana ini, oh iya langsung telfon non kia aja" ucap bibi khawatir
Back to kia
"Yang mana ya buku nya, kok ga ada... Mungkin di rak sebelah kali ya... Nahh ini, ketemu juga" ucap Kia riang
Setelah menemukan buku yang ia cari kia pun langsung membayar nya dan segera menancapkan gas menuju toko perlengkapan camping
Dritt...
Dritt...
Ponsel kia berbunyi tetapi kia tidak mendengar nya karena sedang mengendarai motor ditambah kecepatan yang tinggi menyebabkan hembusan angin yang kuat
Back to bibi
"Aduhh... Non kia kemana ?? Kok telfon nya ga diangkat" panik bibi
"Non kia... Angkat dong, gimana ini, aduhh... Saya harus ngapain" Ucap bibi sambil mondar-mandir kesana- kemari
BERSAMBUNG...