Aku masih diam mematung. Masih shock atas ciuman Rasya walau hanya di pipi. Sepertinya aku mulai kena serangan jantung sekarang. Ini mimpi atau bukan sih? Kenapa Rasya main cium pipi aku segala? Dia gak kesambet setan cinta 'kan?! Eh? Salah fokus!! Aku memegang pipi yang baru saja Raya cium, rasanya masih ada bibir Rasya yang menempel di pipiku. Aku mengerjapkan mata berkali-kali, tersadar kalau Rasya sudah meninggalkan ku disini yang masih berdiam diri. Sedangkan istri masa depanku sudah berada di kamar. Aku mendengar suara isak tangis seorang wanita, tapi itu kayaknya bukan suara Rasya. Jadi siapa? Apa mungkin yang nangis itu Nora? Kalo Nora yang nangis, tapi kenapa? Dengan langkah lebar, aku menuju kamar Nora, sesampai di depan pintu kamar Nora aku mengetuk pintu kamarnya. Tok tok