Sore itu kami lagi duduk-duduk di depan rumah. Ada pondok kecil dibangun Bang Parlin di halaman rumah, katanya untuk mengobati rindu ke kampung halaman. "Bang, apa abang gak pengen bangun pabrik minyak goreng, kan bahan bakunya sudah ada?" tanyaku pada Bang Parlin. "Gak, Dek, gak sampe ilmu Abang ke situ, biarlah itu mereka ahlinya yang kerjakan," jawab Bang Parlin seraya memberi makan ayam peliharaannya. "Maksudnya biar bisa ditekan harga minyak goreng, Bang," "Ah, itu bukan urusan kita, Dek, biarlah itu urusan mereka pemangku kebijakan," jawab Bang Parlin. Bang Parlin kini memang tak lagi jadul, bicaranya juga sudah tak lagi kampungan, dia orangnya cepat belajar. "Pak, Bu, permisi," Bu Ratna -ART kami datang. "Iya, Bu, mau pulang, ya, Bu?" kataku kemudian. "Iya, Bu, gini, B