Suamiku Jadul Part 20. Bang Parlin terus saja melirik HP-ku, mungkin dia ingin melihat komentar juga. Kutunjukkan padanya komentar para temanku. Semuanya kubalas dengan keterangan status tersebut bukan aku yang buat, tapi suami. "Jadi ingin juga Abang punya f*******:," kata suami. "Jangan, Bang, jangan," jawabku kemudian. "Memang kenapa, Dek?" "f*******: ini ibarat pisau dapur, Bang," "Kok pisau dapur?" "Gitulah, Bang, bisa berguna untuk iris bawang tapi bisa juga nikam orang, bahkan nikam diri sendiri pun bisa." "Tumben bicaranya kek gitu, Dek," kata suami, nada suaranya kedengeran serius. "Itu hanya perumpaan, Bang." "Iya, Abang tahu itu perumpamaan, tapi kenapa? Apakah Adek gak percaya sama Abang?" suami kok malah serius menanggapinya. "Bukan gak percaya, Bang, pelakor