Strategy

1046 Words
“Jadi, itu sudah dipastikan … setelah pemerintahan mengenal mu lewat Tv, dia memerintahkan kepada pihak penyelenggara untuk mengundang kalian, dan pihak pemerintahan juga yang membeli semua tiketnya hanya untuk memburu mu dan meminta serum itu”jelas Cora kepada mereka yang kini terdiam mendengarkan setelah mendengarkan cerita dari Samantha dan tambahan kisah mengenai sisi pemerintahan dari Cora, melihat hal itu membuat Cora yang menyadari bahwa mereka dibuat pusing karenanya pun membuatnya berucap, “Ini semua adalah kisah nyata yang gila, benar bukan?” tanya Cora kepada mereka yang kini menghelakan nafasnya di sana, Nathan yang kala itu harus mencari jalan keluarnya pun akhirnya menoleh menatap Samantha dan kemudian berucap, “Apakah kau bisa mengembalikan kami ke negara kami dengan aman?” tanya Nathan kepada Samantha yang kini menoleh menatapnya yang sudah melepaskan topengnya di sana, dan hal itu membuat Samantha terlihat berpikir sejenak dan dengan ragu ia menganggukkan kepalanya, “Aku akan berusaha untuk melakukannya, karena kalian tidak ada sangkut pautnya di sini” ucap Samantha menjawab pertanyaan itu, namun Nathan tahu bahwa Samantha pun tengah kebingungan mencari cara untuk melakukannya dan hal itu membuat Nathan menghela nafasnya dan kembali berpikir di sana, “Samantha … bukankah besok franco akan pergi ke amerika untuk mewakilimu rapat di sana?” sebuah pertanyaan yang terlontar dari Lud saat itu membuat Samantha teringat akan hal itu, ia beranjak dari sofanya dan menoleh menatap Lud dengan senang seraya berucap, “Oh ya!! kau benar … Franco akan pergi besok dengan jet pribadiku, kalian bisa ikut ke sana” terang Samantha kepada mereka bertujuh yang kini bersorak senang, “Tapi tunggu!! bagaimana dengan staff kami yang lainnya, kami belum mendengar kabar mengenai mereka semua” ucap Julio menginterupsi kesenangan Leo, Saint, Mark dan Lucilya. Kedua pandang Julio saat ini menoleh menatap Samantha yang juga menolehkan pandangannya menatap Lud, dan hal itu membuat Julio pun ikut mengarahkan pandangannya ke arah Lud yang kini berdehem seraya menoleh balik menatap Julio dan berucap, “Berapa orang yang masih tersisa di hotel saat itu?? bisakah aku meminta data mereka?? aku akan mencarinya di rumah sakit terdekat di sana” terang Lud kepada Julio yang kini menganggukkan kepalanya dan segera memperlihatkan foto mereka yang ia miliki di ponselnya, “Cora … bisakah kau panggilkan Franco kemari malam ini?? aku akan berbincang dengannya mengenai hal ini” pinta Samantha kepada Cora yang kini menganggukkan kepala dan mulai menghubungi Fanco melalui ponselnya. Pandangan Samantha kini teralihkan menatap Nathan yang kala itu masih senang tiasa menatapnya dengan seksama, dan hal itu cukup menganggunya yang kini dengan tegas berucap, “Pakailah kembali topengmu! Jangan sampai ada satu pun orang yang mengetahui bahwa rupa mu itu mirip dengan Deco di sini!” dan ucapan tegas dari Samantha saat itu pun langsung membuat Nathan mengangguk dan meraih kembali topeng yang ia letakan di atas meja sana, dan ia pun memasang kembali topeng tersebut. … “Karena pertemuanku dengan Franco adalah malam ini, jadi kurasa kalian bisa berkeliling santai di rumah ini” ucap Samantha mempersilahkan mereka bertujuh untuk berkeliling dan bersantai, menunggu keputusan mengenai kepulangan mereka malam ini. “Apakah aman jika kami berkeliling di sekitar rumah ini?” tanya Josh kepadanya yang kini menganggukkan kepala dan berucap, “Selama Nathan tidak membuka topengnya di sini, kalian semua aman” jelas Samantha kepadanya, dan hal itu membuat Josh kini menoleh menatap Nathan yang menganggukkan kepalanya di sana, “Aku tidak akan melakukannya” jelas Nathan kepada mereka dan hal itu membuat mereka mengangguk dengan serempak dan membubarkan diri setelah rapat dan perbincangan itu di tutup. Kedua pandangan Nathan tidak pernah putus menatap Samantha yang kini berjalan meninggalkan ruangan tersebut terlebih dahulu bersama dengan Cora yang menemaninya dan berbincang dengannya, namun … tidak lama dari sana, lengannya di senggol oleh Leo yang kemudian bertanya kepadanya, “Ada apa?” tanya Leo kepada Nathan, dan hal itu membuat Nathan kini menggelengkan kepala dengan pelan seraya berucap, “Bagaimana dia bisa menjalankan hal seperti ini sampai selama ini? Berpura-pura menjadi orang lain dihadapan semua orang” ucap Nathan kepada Leo yang kini menggelengkan kepalanya dan kembali berucap, “Entah lah … itu sama saja seperti berakting tanpa skrip dan menjalankan semuanya seolah dia adalah orang lain, kasihan” ucap Leo menambahkan dan hal itu membuat Nathan menghelakan nafasnya dan mengajak Leo untuk berjalan-jalan di sekitar rumah itu. … Seperti yang sudah mereka duga sebelumnya, rumah ini adalah istana yang sangat luas dan tentu menjelajahinya adalah yang yang tidak pernah membosankan bagi mereka bertujuh. Seperti yang bisa dilihat dari Lucilya yang kala itu berjalan santai bersama dengan Saint di taman bunga depan kediaman Miles. Mereka tiada hentinya untuk tidak tersenyum menikmati indahnya taman meski mereka tahu bahwa saat ini kondisi yang tengah di alami oleh mereka sedang tidak baik-baik saja. “Jika aku memiliki rumah ini, aku tidak akan pernah keluar darinya sedikit pun” ucap Lucilya kepada Saint yang saat itu tengah menatap indahnya bunga-bunga tulip di sana pun akhirnya menoleh menatapnya yang tengah tersenyum dan kemudian bertanya, “Selamanya?? tidakkah aku akan jenuh dan ingin pergi ke mall?” tanya Saint kepada Lucilya yang menggelengkan kepala seraya berucap, “Dengan memiliki uang yang banyak, kurasa aku akan membuat mall versi ku sendiri di sini” jelas Lucilya kepada Saint yang kini terkekeh dan mengangguk mengiakannya, “Kak Julio bilang, banyak uang itu akan bahagia … tapi kurasa itu juga berbahaya kan?” cetus Saint di sana dan hal itu membuat Lucilya mengerutkan dahinya dan bertanya, “Kenapa bahaya??” tanya Lucilya, dan hal itu membuat Saint kembali menjelaskan, “Tidakkah kau melihatnya?? Nona Samantha saja menjadi sasaran dan begitu pun dengan suaminya … hanya karena harta dan keabadian … semua manusia itu menakutkan jika menyangkut dengan dua hal itu” jelas Saint kepada Lucilya yang terpukau mendengar ucapan itu, “Kau tahu … kau itu pintar, tapi aku tidak melihat itu dari wajah dan sifatmu” ucap Lucilya memuju dengan menyindir Saint di sana , dan hal itu membuat Saint tertawa dan kemudian mengangguk mengiakannya, “Kak Julio juga mengatakan hal itu kepadaku, ayo! Kita berkeliling lagi, kudengar mereka memiliki labirin di taman belakangnya!” ajak Saint kepada Lucilya yang kini tersenyum dan mengangguk mengiakan ajakan tersebut, dan mereka pun akhirnya pergi menuju taman belakang yang jaraknya lumayan jauh. …  to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD