Arien dan Grezlie kini hanya bisa berdiam diri di bawah ranjang, mereka menahan napas, dan sedang berpelukan. Sedangkan di luar sana orang-orang masih menunggu Arien untuk datang ke ruangan itu. Mereka tak mau di suruh pergi, dan mereka tak peduli harus menunggu selama apa di dalam ruangan itu. Tiga puluh menit sudah berlalu, tetapi mereka masih belum menyerah juga, dan Arien yang masih setia mengintip dari bawah ranjang hanya bisa menahan rasa kesalnya. “Kau lelah dengan posisi seperti ini?” bisik Grezlie. Arien segera meletakkan jari telunjuknya pada bibir Grezlie, membuat pria itu terdiam. Arien kemudian berbisik, “Jangan bicara.” Grezlie yang mendapatkan perlakuan demikian dari Arien menatap. Ia tersenyum saat bisa beradu tatap dengan wanita itu, merasa senang karena berhasil membu