Grezlie kini sedang berada di dalam sebuah ruangan, bersama seorang pria paruh baya, dan memasang raut wajah angkuh dengan kaki yang berada di atas meja. Pria itu memicingkan mata, bibirnya melukiskan seringai, lalu jari telunjuk pada tangan kanannya mengetuk dalam jarak waktu satu kali dalam setiap detik. Di hadapan Grezlie seorang pria paruh baya itu merasa cukup gugup. Ia menatap Grezlie begitu tenang, tetapi detak jantungnya sudah tak bisa diajak berkompromi. “Tuan Liu, lama tak berjumpa.” Grezlie yang baru saja mengucapkan itu terlihat begitu santai, ia tidak terlihat memiliki dosa besar karena membuat pria paruh baya itu ketakutan. “Anda tentu saja tahu siapa saya, tanpa saya harus menjelaskannya.” Grezlie menghisap cerutunya, ia kemudian mengembuskan asap itu hingga mengenai waja