‘b******n! b******n kau, Alex!’ ‘Aku tak akan memaafkanmu. Tidak akan pernah!’ Lampu ruangan itu begitu redup, luasnya ruangan itu juga sama seperti toilet umum, dan keadaan begitu lembab. Di sana sangat sepi, nyaris Arien tidak mendengar suara lain selain yang berasal dari dirinya. Arien kini terkurung di tempat itu, bagian bibirnya ditutup dengan lakban, sedangkan bagian mata juga di tutup dengan kain hitam. Arien tak bisa melihat, ia tak bisa mengeluarkan suara. Wanita itu juga terpasung, dan ia benar-benar tak bisa bergerak. Alex benar-benar membuatnya tak berdaya kali ini, dan hal itu jelas saja membuat Arien sangat marah. Dia bukan barang yang bisa diikat, dia bukan sesuatu yang berbahaya dan harus mendapatkan perlakuan seperti sekarang ini. ‘Menyebalkan!’ Arien menarik napas