Saya akan lakukan apapun...
"pagi buk" sapa ku sambil mencomot pisang diatas meja makan.
"uhuk uhuk, pagi sayang udah mau berangkat ke kampus ya nak sini salim dulu" ibuk mengulurkan tangan lemahnya ke aku.
"iya buk, ibuk jangan lupa habis sarapan langsung di minum obatnya ya..key berangkat dulu assalamualaikum buk"
"waalaikumussalam"
setelah salim aku langsung pergi meninggalkan rumah dengan berat hati karna ibu sedang sakit-sakitan.
*kelas
"key lo udah siap tugas dari pak rion?" ini sahabatku jihan yang paling suka nyalin tugas kuliah.
"gausah nanya ini gue ngeluarin buku buat lo"
"hehe baik amat lo key makin sayang gua, coba aja lo lakikk udah gua embatt"
"ogah gue njirr"
hari-hari kampus ku hampir tidak bewarna, aku selalu bersyukur udah bisa kuliah dengan keadaan seperti ini, membiayai kuliah dengan keringat sendiri, membeli obat-obatan ibuk, mencari uang untuk makan sehari-hari...
Main? Jajan? Belanja? tidak ada di kamus seorang key...
aku sudah terbiasa menanggung hal berat sehingga aku tidak tau lagi cara nya menangis, tidak tau lagi caranya mengeluh, yang aku tau bagaimana aku bisa lulus dengan nilai terbaik, mengurus ibuk, dan menjaga ibuk dengan baik.
kelas telah berakhir, namun bukan berarti tugas ku juga berakhir...
"eh gue duluan ya han..." kataku sambil memegang pundak jihan.
"iya key semangat kerja nya sayang" jawab jihan sambil mengusap lenganku.
aku pergi menuju supermarket tempatku bekerja, disana aku di perbolehkan kerja paruh waktu karna itu milik pribadi bosku, aku selalu bersyukur sudah bisa bekerja dan mendapatkan gaji yang lumayan dari pekerjaan ini.
"selamat siang pak bos" sapaku pada pemilik toko..
" siang key, udah siap kelas?" tanya pak bos.
"udah pak, hari ini 1 mata kuliah aja ni alhamdulillah" jawabku sambil tersenyum.
"yaudah bapak keatas dulu ya key, mau istirahat mumpung kamu disini" pak bos pun pergi ke ruang istirahat yang berada di lantai 2.
...
teng tong
"selamat siang, selamat berbelanja di market kami" itu yang selalu aku ucapkan ketika lonceng pintu supermarket berbunyi tanda pelanggan masuk.
"mbak rokok sampoerna nya 1" kata pelanggan itu dengan sopan.
"baik ada tambahan lain?" jawabku
"tidak ada"
"total nya 25 ribu rupiah" " iya uang nya 25 ribu pas saya terima ya, ini barang rokok dan struk nya terimakasih selamat siang"
"terima kasih mbak" jawabnya sambil keluar dari supermarket.
kegiatan ku sama hingga jam menunjukkan jam setengah 11 malam, supermaket emang buka 24 jam, namun kerjaan ku hanya sampai jam setengah 11 karena besok harus masuk kelas lagi dan aku butuh istirahat.
sesampainya di rumah aku membuka pintu dengan kunci cadangan yang selalu aku bawa karena tidak ingin mengganggu ibuk yang sedang istirahat.
"assalamulalai-...ibuuuukkkkkk...."
ibuku terbaring lunglai di lantai aku tidak tau sejak kapan ibuk hilang kesadaran aku panik dan langsung membangunkan tetangga, syukurnya tetangga ku adalah orang yang baik hati, dan langsung menolong ibuku dan membawa kami ke puskesmas.
"buk bidan tolongin ibuk saya" mohonku kepada buk bidan sambil menangis..
ini air mata pertama ku setelah sekian lama sejak meninggalnya bapak dan abang dulu...
"ibukmu hanya pingsan key, tapi kamu harus membawa ibuk ke rumah sakit, kamu perlu mengecek riwayat penyakit ibuk mu.." kata bidan kepadaku sambil mengelus kepalaku.
aku terpaku, aku memikirkan biaya untuk membawa ibuk ke rumah sakit, tidak sedikit biaya yang harus di keluarkan. 'aku harus bagaimana' gumamku dalam hati..
"nak..ayok kita bawa ibuk ke rumah sakit malam ini, kasian ibukmu perlu perawatan serius sepertinya" ucap pak jo tetanggaku membuyarkan lamunanku.
"iya pak, terima kasih banyak ya pak, udah banyak membantu saya dan ibuk" kataku menunduk pasrah
"iya gapapa nak, ayook"
pak jo dan beberapa tetangga lainnya menggotong ibuk ke ambulan, mereka tidak ikut ke rumah sakit hanya aku dan buk bidan yang mendampingi ibuk.
*rumah sakit
"ibuk melinda harus menjalani oprasi karna terdapat tumor di kepalanya, jadi tolong di urus berkas-berkas rawat inap dan persetujuan oprasi nya di pendaftaran ya" kata dokter ugd yang menangani ibuk
"baik dok" jawabku sambil berjalan lunglai kearah pendaftaran.
'dari mana aku membayar uang rumah sakit dan oprasi ibuk, aku gak punya uang, hanya sedikit sisa dari gaji bulan lalu itupun tabungan ku untuk membayar spp bulan depan' gumamku dalam hati.
Setelah selesai mengurus berkas-berkas ibuk langsung dibawa ke ruang oprasi untuk di tangani dokter. 3 jam kemudian ibuk sudah keluar dari ruang oprasi dan dibawa keruang inap yang berisi 5 orang..ya aku memilih kamar paling murah. paling murah saja aku masih memikirkan bagaimana aku mendapatkan uangnya.
keesokan hari nya, aku di panggil ke ruang administrasi untuk membayar dp, aku kira dp rumah sakit bisa bayar semampu kita namun ternyata...
" 3 juta? itu dp pak?" aku berdiri mebulatkanmata tak percaya.
"iya mbak, total 2 hari di rumah sakit ini sudah terhitung 5 juta, jadi dp yang bisa dibayar 3 juta mbak" jawab petugas itu dengan santainya.
"apa tidak bisa 1 juta dulu pak?" aku memohon
"maaf mbak tidak bisa" jawabnya tegas
"tapi saya tidak punya uang sebanyak itu, apa bisa saya bayarnya besok, saya akan cari pinjaman pak" mohonku lagi
"mohon maaf mbak, saya kasih waktu sampai nanti malam, karena ini batas nya hari ini" petugas itu berbicara dengan sangat tegas.
aku berjalan lunglai menuju ruang inap ibuk dengan kepala tertunduk lesu tiba-tiba
bruukkk
"maaf saya tidak sengaja, maaf mas" aku menabrak orang, astaga key
"kalo jalan mandang kedepan jangan mandang lantai" tuturnya dengan sangat dingin aku hanya menunduk tidak berani mengangkat kepala apalagi setelah melihat mata sosok es itu, menyeramkan.
dia melewatiku dan hari kembali sendu, aku menemui ibuk di ruang inap.
"buk aku izin keluar ya, aku harus cari pinjaman untuk biaya rumah sakit nya" bisikku pada ibuk yang masih terbaring lemah.
"ibuk minta maaf ya nak, selalu merepotkan kamu dan menjadikan kamu susah" ibuk berkata sambil meneteskan air mata.
"ibuk gausah pikirin itu ya, sekarang waktunya ibuk istirahat, masalah uang itu urusan key, key berangkat ya buk" aku tersenyum menahan airmata supaya tidak keluar di depan ibuk.
air mata yang kutahan akhirnya meluncur juga ketika aku berbalik badan keluar ruangan, aku bingung, tidak tahu mau meminjam uang kemana, aku sudah menelvon jihan dan pak bos, namun mereka juga tidak bisa meminjamkan uang, tetangga ku bernasib sama sepertiku makan aja susah bagaimana bisa meminjamkan uang.
aku sudah berusaha meminjam ke pegadaian dengan menggadaikan rumah, namun karena rumah itu tidak layak pegadaian ku di tolak, aku meminjam ke bank, namun tidak ada jaminan jadi tidak berhasil, aku berusaha mencari pinjaman sampai larut malam.
aku kembali kerumah sakit dan aku di panggil lagi ke ruang administrasi, aku berusaha menjelaskan bahwa aku tidak bisa mendapatkan uang nya dan memohon penambahan waktu, namun nihilll...
"maaf mbak, tapi ini sudah peraturan rumah sakit, saya tidak bisa membantu mbak dalam hal ini" petugas berbicara dengan lantang dan keras membuat beberapa pengunjung langsung menoleh ke arah ku.
"saya mohon mas" aku yang sudah mulai kehabisan akal menyatukan kedua tanganku untuk memohon padanya
"maaf mbak, jika sampai besok pagi mbak belum membayar dp nya, saya akan melaporkan mbak ke atasan" pinta petugas itu lagi.
aku beranjak dari sana tidak ke ruang inap melainkan ke luar rumah sakit, berjalan lunglai di jalanan tidak tau arah, berjalan lesu tidak ada tujuan. 'Ya Allah bantu aku' gumamku...
pagi harinya aku kembali ke rumah sakit,seharusnya hari ini ibuku sudah di di bolehkan pulang, namun karna terhambat biaya kami di tahan...
"ayo ikut saya keruang atasan mbak" kata salah satu petugas rumah sakit yang aku tidak tau dia bekerja di bagian apa.
aku pasrah dan hanya mengikutinya pergi ke lantai paling atas rumah sakit.
"permisi buk, saya membawa keluarga pasien yang tidak bisa membayar kemarin" kata petugas itu setelah memasuki ruangan yang sangat luas itu.
'ibuk-ibuk' gumam dalam hati...
"silahkan duduk" perintah nya padaku
dia hanya diam memperhatikanku...
"maaf buk, saya belum bisa membayar rumah sakit nya, tapi saya akan menyicil, saya mohon, saya bekerja di supermarket dan saya mahasiswi, saya tidak akan kabur buk" aku memohon padanya.
"kenapa kamu menanggung nya, kemana ayah kamu atau saudara-saudara kamu?" tanya nya
"ayah dan abang saya sudah meninggal buk, saya hidup berdua saja dengan ibu saya" tuturku lagi
ibuk itu terlihat bergerak setelah aku menjelaskan tentang ayah dan abang ku..
"apa jaminan nya kamu tidak kabur?" lanjutnya
"saya tidak punya apa-apa untuk jaminan buk" aku menunduk lesu.
"hmm terus bagaimana? saya tidak bisa membiarkan kamu pergi tanpa jaminan, ini bisa di bawa ke jalur hukum asal kamu tau" lanjutnya lagi...
"saya mohon buk, saya tidak akan kabur, ibuk pegang saja ktp saya" aku memohon kepadanya dengan meneteskan air mata.
"atau kamu bisa lakukan apapun yang saya minta? biaya 18 juta rumah sakit itu hal yang sepele bagi saya asalkan kamu menuruti permintaan saya..bagaimana?" dia menatapku sambil tersenyum lebar seakan tau aku tidak akan bisa menolak.
"saya akan lakukan apapun..."
.
.
.
.
.
maaf kalau ada typo atau tidak nyambung ini tulisan pertama saya?
like n vote ya guys?