Kami semua diminta berkumpul di aula. Pasti ada sesuatu yang penting. Kalau tidak, ada suatu peristiwa insidentil terjadi. Perasaan gue jadi tak enak. Parno saja bawaannya. Inilah nasib orang yang terbeban rahasia dalam hidupnya. Miris. "Lun, ada apa, sih?" tanya gue pada Ahlun yang tengah asyik mendengar pemberitahuan dari Pak Kepsek. Gue memang terlambat masuk aula, gegara mesti setor ke wc duluan. Perut gue mendadak mules "Kabar baik. Akan ada beberapa anak yang dipilih untuk ikut program berkunjung ke sekolah lain, Boy." "Apa sudah dipilih yang akan dikirim ke sekolah itu?" "Udah, gue terpilih," kata Ahlun senang. "Gue enggak, kan?" tanya gue penuh harap. Lingkungan baru bisa mengancam kelanggengan penyamaran gue. "Enggak, Boy. Dari kelas kita cuma gue yang terpilih.