Keadaan tidak memungkinkan untuk bertarung dengan pasukan markas pusat, Zarek dan Kapten Yogi memukul tanah yang menyebabkan guncangan sangat besar. Para pasukan markas pusat terpental jatuh.
Jedaaaarrrrr!!! suara pukulan Zarek dan Kapten Yogi
Mereka berdua segera berlari untuk kabur dari markas pusat. Balas dendam mereka tidak berhasil, kekesalan dan dendam terhadap Yelvan semakin besar. Jendral arman yang melihat mereka berdua berlari kabur dari markas pusat hanya tertawa dan memerintahkan pasukan untuk melepaskan mereka berdua.
"Haha kalian berdua masih beruntung, aku beri kesempatan untuk kalian hidup,” ucap Yelvan sambil tertawa.
"Jangan kejar mereka, mereka bukan ancaman untuk kita," ucap Yelvan berbicara di pengeras suara.
Zarek dan Kapten Yogi berlari sampai kelelahan dan sudah masuk tengah malam, mereka berdua tidak tahu harus kemana. Kembali ke distrik pengungsian atau singgah di rumah-rumah kosong. Mereka berdua tidak tahu bahwa telah terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat kecil dan narapidana. Raja Iblis memerintahkan dua Iblis tingkat tiga untuk menghancurkan seluruh distrik yang ada di Jakarta. Iblis tingkat tiga segera membawa pasukan iblis tingkat empat dan lima untuk melaksanakan perintah Raja Iblis. Semua iblis berpencar menuju kelima distrik pengungsian yang ada di Jakarta. Mereka sudah tidak sabar melihat teriakan, tangisan, dan putus asa dari manusia.
Dua iblis tingkat tiga itu bernama Komori dan Tako. Komori memiliki tubuh berotot, muka seperti kelelawar, memiliki banyak taring, sayap seperti kelelawar, tanduk kecil di kepalanya, berbuntut panjang tipis yang ujungnya berbentuk mata panah, kaki dan tangannya memiliki kuku yang sangat tajam. Komori memiliki kekuatan pengendalian darah dan dia sangat suka sekali dengan darah. Sedangkan Tako berwajah seperti gurita yang memiliki taring, tubuh berotot memiliki enam tangan dan dua kaki, tangan dan kakinya lengket seperti tentakel gurita. Tako memiliki sembilan otak yang terletak di kepala, tangan dan kakinya. Tako memiliki sayap di punggungnya, tanduk di kepalanya dan memiliki kekuatan tentakel yang sangat lengket dan dapat menyemburkan tinta hitam. Komori dan Tako berencana menyerang pengungsian Batu Apung, mereka berdua ingin membuktikan dan mencari orang yang sudah membunuh temannya Melchoir, sedangkan iblis tingkat empat dan lima menuju pengungsian distrik Perahu Layar, Taman Baru, Patung Kuda, dan Tiang Emas. Zarek dan Kapten Yogi singgah di gedung kosong, mereka naik keatas gedung dan melihat ada dua iblis terbang. Kapten Abdi mengkhawatirkan mereka menuju ke pengungsian distrik Batu Apung.
“Hey Yogi ayo Kita ikuti iblis itu” ucap Vio.
Vio segera mengajak Kapten Yogi untuk pergi menuju pengungsian distrik Batu Apung. Benar saja dari kejauhan Kapten Abdi melihat dua iblis tersebut dengan cepatnya membantai para tentara penjaga. Teriakan, ketakutan, dan kesedihan mulai terjadi. Vio tidak bisa membiarkan itu semua terjadi lalu dengan cepat Vio berlari dan meloncat menebas Tako, tebasan itu dengan mudah dihindari oleh Tako.
"Srettttt" tebasan Vio.
Tako menyerang balik dengan tangannya yang memanjang dan melilit Vio lalu melemparnya ke arah pintu gerbang pengungsian, Vio terpental sangat jauh sampai membuat pintu gerbang pengungsian hancur.
"Jegeerrrrrrr!!” suara Vio menabrak pintu gerbang.
Komori dengan nikmatnya menjilat darah para korban yang ia bunuh dan mulai mengendalikan darah para korbannya. Para tentara penjaga yang sudah mati seketika hidup kembali mereka berjalan masuk menuju pengungsian. Kapten Yogi yang melihat Vio terpental jauh langsung berlari ingin menolongnya, berlari melewati iblis tingkat tiga tiba-tiba tubuhnya kesakitan dan sangat lengket. Kapten Yogi sudah berada di lilitan Tako ia hanya bisa pasrah sambil menahan sakit.
"Siapa lagi manusia ini, kenapa kau lari manusia, apa kau ingin membantu temanmu yang lemah itu?" Ucap Tako.
"Darah! darah! darah! aku ingin meminum darahnya hahaha …" Ucap Komori sambil tertawa.
"Diam kau Komori!" ucap Tako dengan nada tinggi.
"Kenapa kamu pelit sekali, sepertinya enak daerah manusia setengah iblis itu, aku belum pernah merasakannya hahaha" ucap Komori sambil tertawa.
"Kenapa kau memiliki kekuatan iblis manusia? Apa kau yang membunuh Dagon?" ucap Tako bertanya
"Hey Tako bodoh kau melilitnya terlalu keras, bagaimana dia bisa menjawab pertanyaanmu?" ucap Komori.
Vio bangkit dengan mengeluarkan darah dari mulutnya, Ia dengan cepat berlari dan menebas tangan Tako menggunakan tangan yang berkuku tajam hingga putus bercucuran darah, Tako tidak merasakan sakit sedikitpun. Vio dengan cepat menopang Kapten Yogi ketempat yang lebih aman.
"Ssstttsss" suara tebasan Vio
"Ahhh putus ya tanganku" ucap Tako.
Serangan yang dilakukan Vio tidak berdampak apa-apa, Tako dengan cepat beregenerasi. Komori yang melihat itu mengutus para mayat hidup untuk memburu, membunuh dan memangsa seluruh manusia yang berada di pengungsian. Para tentara penjaga mulai berdatangan ingin mempertahankan distrik pengungsian dari bangsa iblis, mereka semua kaget melihat teman-teman mereka seperti mayat hidup yang dipenuhi darah sekujur tubuhnya, mereka dipenuhi darah sekujur tubuhnya, mereka semua takut dan tidak ingin menjadi mayat hidup. Darah dari mayat hidup tersebut tiba-tiba melayang diudara dan menusuk para tentara penjaga lalu menghisap darahnya sampai para tentara penjaga menjadi kurus kering kerontang. Kendaraan alutsista mulai ditembakan ke arah Komori dan Tako, serangan tersebut tidak ada yang bisa melukai Komori dan Tako. Mereka berdua dengan cepat menghancurkan kendaraan alutsista dengan tinta hitam dan darah.
Duarrr
Boom
Dooorrrr
Suara tembakan alutsista
"Hahaha … para manusia bodoh ini masih saja melawan, serangan yang kalian lancarkan tidak ada yang bisa melukai kami," ucap Tako tertawa.
"Hahaha aku ingin darah mereka," ucap Komori.
Keadaan pengungsian distrik Batu Apung berubah menjadi lautan darah, pasukan mayat hidup Komori semakin banyak ingin memburu para warga yang berada ingin memburu para warga yang berada di pengungsian distrik Batu Apung. Putus asa mulai terlihat dari para tentara dan masyarakat. Para tentara tidak tahu harus berbuat apa lagi, Vio mulai mengambil alih komando yang dibantu dengan Kapten Yogi. Vio memerintahkan para tentara untuk mengevakuasi masyarakat ketempat yang lebih aman.
"Kalian semua jangan panic," ucap Vio.
"Kapten sudah kembali, apa kapten tidak apa-apa?" ucap tentara penjaga
"Iya aku tidak apa-apa, sebagian dari kalian evakuasi para warga ketempat yang lebih aman, sebagian persiapkan alutsista cadangan dan hubungi markas pusat.'’
"Kalian semua buat benteng barisan pertahanan, jangan sampai mereka masuk lebih dalam, biar kami berdua yang menahan iblis ini," ucap Vio.
"Siap kapten!" ucap tentara penjaga.
Keadaan di pengungsian lain sangat tidak kondusif iblis tingkat empat dan lima menyerang dengan sangat brutal, kesedihan dan ketakutan masyarakat mulai terlihat. Para tentara penjaga mempertahankan dengan bercucuran keringat dan air mata. Markas pusat menerima sangat banyak laporan dari pengungsian yang ada di Jakarta.
Yelvan segera menerjunkan pasukan ke semua pengungsian yang ada di Jakarta, pasukan markas pusat membawa sangat banyak alutsista bersiap perang melawan iblis. Vio dan Kapten Yogi bersiap menghadapi iblis tingkat atas, walaupun mereka berdua mustahil bisa mengalahkan iblis tingkat atas. Mereka berdua tidak punya pilihan lain untuk menghadapinya atau kabur dari pertarungan. Vio sangat kaget melihat pasukan mayat hidup milik Komori. Para pasukan tentara penjaga yang melihatnya juga sangat panik dan bersiap ingin menembaknya, Vio yang mengetahuinya segera menghentikannya.
"Ahhh kenapa mereka hidup kembali, tembakkkk! " ucap pasukan tentara penjaga "Jangan tembak! mereka semua adalah teman kalian, walaupun mereka sudah menjadi mayat keluarga menunggu jasad mereka" ucap Vio.
"Apa yang harus kita lakukan dengan mayat hidup itu kapten?” ucap pasukan tentara penjaga.
"Serang pengendalinya, biar mereka terbebas dari kendalinya," ucap Vio.
"Siap kapten!" ucap pasukan tentara penjaga.
Tako dengan cepat terbang menghampiri Vio lalu melilitnya dengan tangan yang sangat lengket. Sekumpulan darah melayang di udara lalu menyerang Kapten Yogi. Kapten Yogi hanya bisa menghindar dan memblok serangan tersebut. Vio akan menemui ajalnya kembali, tidak ada yang bisa menolongnya. Para tentara tidak bisa menembak Tako karena bisa mengenai Vio. Kapten Yogi terpojok, mayat hidup mulai menyerangnya juga.
"Apa aku akan mati, ternyata cuma sampai disini ya perjuanganku,” suara dalam hati Vio.
Darah semakin banyak di udara berubah menjadi seperti tali yang sangat tajam menyerang satu persatu tentara penjaga dan Kapten Yogi, mereka semua terikat dan tali darah seketika berubah menjadi tali berduri.
"Kenapa darah ini mengikatku, ahhhhh kenapa berubah menjadi seperti duri sakit sekali," ucap Kapten Yogi berteriak.
"Haha kalian semua manusia bodoh ingin melawan kami," ucap Tako sambil tertawa.
"Darah! darah! aku suka darah, aku ingin darah kalian, darah kalian sangat enak hahaha …" ucap Komori sambil tertawa kegirangan.
"Hey Komori darah terus yang kau pikirkan," ucap Tako.
"Aku suka darah, manusia yang berada di lilitan biar aku hisap darahnya haha …" ucap Komori sambil tertawa.
"Kau sudah terlalu banyak meminum darah apa itu belum puas" ucap Tako
"Aku akan menghisap semua darah manusia yang ada di pengungsian ini haha" ucap Komori sambil tertawa "Terserah kau saja dasar maniak darah" ucap Tako yang jengkel.
"Kemana manusia yang sanggup membunuh Melchoir? bawa aku menemuinya akan aku lilit dia sampai mati hahahaha" ucap Tako sambil tertawa Mereka semua tinggal menghitung waktu, kematian sudah didepan mata, pengungsian distrik Batu Apung akan hancur dan rata menjadi tanah. Putus asa merasakan sakit yang diterima dari serangan Komori dan Tako. Apa semua itu akan berakhir disini.