Suasana di setiap distrik pengungsian semakin tidak terkendali, para masyarakat miskin, gelandangan, narapidana akan dibawa ke markas pusat. Zarek dari pengungsian distrik Batu Apung dan Kapten Yogi dari pengungsian distrik Perahu Layar yang melihat itu geram dan menghentikan pasukan markas pusat sampai terjadi keributan yang melibatkan dua kubu. Jika Zarek dan Kapten Yogi bersikeras ingin menghentikan dan melawan, mereka berdua akan dianggap sebagai pengkhianat negara. Pasukan markas pusat menghubungi Yelvan untuk melaporkan bahwa terjadi penolakan dan perlawanan yang dilakukan Zarek dan Kapten Yogi.
Raja Yelvan memerintahkan untuk menangkap Zarek dan Kapten Yogi yang dianggap sebagai pengkhianat. Zarek dan Kapten Yogi dari pengungsian distrik masing-masing ditangkap dan dibawa ke markas pusat. Mereka semua ditutup matanya, ditelanjangi dan dibius untuk melakukan uji laboratorium. Zarek dan Kapten Yogi hanya bisa pasrah dan menaruh dendam kepada Yelvan. Udara pegunungan yang sejuk, pepohonan yang rindang, berdiri satu rumah kayu yang belum tahu pemiliknya, Valrey dan Sargon singgah di rumah tersebut melihat sekeliling tidak ada siapa-siapa. Tiba-tiba ada seorang pemuda muncul entah dari mana dengan berpakain putih, ikat kepala putih, celana kain hitam yang dililitkan kain putih di pinggangnya.
Pemuda itu tiba-tiba menyerang mereka berdua dengan menebaskan bedog mengeluarkan angin, Valrey dan Sargon dengan cepat menghindar dari serangan itu. Sargon berusaha berbicara dengan pemuda tersebut secara baik-baik tetapi tidak dihiraukannya, pemuda itu kembali menebaskan bedog mengeluarkan angin sangat besar. Valrey dan Sargon menahan serangan itu dengan perisai api dan air, pemuda itu belum berhenti menyerang lalu dikeluarkannya angin tidak terlihat dan sangat tajam ke arah Valrey dan Sargon. Mereka berdua menghindar lalu menyerang balik dengan gelombang air dan tebasan api yang sangat besar ke arah pemuda itu. Pemuda itu terbang lalu menebaskan angin tornado ke arah Valret dan Sargon, serangan tersebut berhasil di tebas terbelah sampai berkeping-keping oleh Val.
Dengan cepat Valrey meloncat berputar di udara menendang dengan tendangan api tepat di kepala pemuda itu sampai terpental jatuh ke tanah.
Valrey mengarahkan golok yang dilapisi api ke leher pemuda itu. Valrey tidak berniat membunuhnya dan berbicara baik-baik dengannya.
"Hentikan pertarungan ini, aku tidak berniat membunuhmu," ucap Valrey.
"Kalian berdua siapa? kenapa masuk kedalam rumahku," ucap pemuda berbaju putih
"Aku Valrey dan temanku yang disana Sargon, maafkan kami berdua, kami hanya ingin mencari seseorang yang memiliki kekuatan seperti kami, namamu siapa?" ucap Valrey sambil mengarahkan tangan kearah pemuda berbaju putih untuk membantunya berdiri.
"Aku Lucy, kenapa kalian mencariku?" ucap Lucy sambil meraih tangan Valrey berusaha berdiri
"Aku ingin mengumpulkan orang-orang yang memiliki kekuatan elemen untuk memberantas iblis dinegeri ini," ucap Valrey.
"Ternyata ayahku selama ini benar tidak hanya diriku saja yang mempunyai kekuatan elemen" ucap Lucy.
"Iya masih ada beberapa orang yang belum kami temukan, kami berdua ingin mempersatukan para pengguna kekuatan elemen," ucap Sargon.
“Aku akhirnya lega, ternyata bukan aku saja yang memiliki kekuatan elemen,” ucap Lucy sambil berjalan masuk kedalam rumah dan mengajak Val dan Sargon masuk.
Seorang pemuda yang hidup sendiri di bawah kaki pegunungan itu bernama Lucy berumur 24 tahun, memiliki kekuatan angin tubuh sangat kuat kebal senjata, sangat cepat, dan bisa kebal senjata, sangat cepat, dan bisa terbang dengan mengendalikan angin disekitarnya. Lucy memakai ikat kepala putih, baju jamang sangsang lengan panjang, celana kain pendek hitam dan hanya diikat dengan kain putih di pinggangnya. Lucy identik selalu membawa tas koja yang terbuat dari kulit pohon. Lucy memiliki senjata seperti golok yaitu bedog. Lucy sejak kecil tinggal di kaki gunung, ia tinggal sendirian orangtuanya meninggal sejak Lucy berumur sepuluh tahun, ia bertahan hidup sendiri sampai saat ini. Lucy mengajak mereka berdua untuk masuk kedalam rumahnya dan berbicara didalam, lalu Lucy memberikan kopi hitam dan makanan kepada mereka berdua.
"Sepi sekali rumah ini, apa kamu tinggal disini sendiri?" ucap Valrey.
"Iya aku sejak kecil sendirian disini,” ucap Lucy.
"Keluargamu ada dimana?" ucap Sargon.
"Orangtuaku sudah meninggal, sejak aku berumur sepuluh tahun," ucap Lucy.
"Kamu tidak kesepian tinggal disini sendirian?" ucap Sargon.
"Aku sudah terbiasa hidup sendirian,” ucap Lucy.
Kruk kruk kruk … suara perut Valrey berbunyi
"Maafkan suara perutku," ucap Valrey sambil tersenyum
"Apa kamu lapar?" ucap Lucy sambil bergegas mengambil makanan.
"Haha iya,” ucap Valrey sambil tertawa.
Yelvan memberikan pengumuman untuk seluruh distrik pengungsian yang ada di Indonesia. Para rakyat kecil dan narapidana jika ada yang mencoba menghentikan atau melawan markas pusat maka mereka akan dianggap sebagai pengkhianat dan akan ditangkap mendapatkan hukuman mati. Para rakyat kecil yang tinggal di seluruh distrik pengungsian mendengar hal tersebut menjadi marah dan tidak terima dengan kebijakan seperti itu. Tidak hanya di Jakarta saja seluruh markas pusat yang ada di Indonesia mengikuti apa yang diperintahkan markas pusat Jakarta. Seluruh pengungsian yang berada di Jabodetabek mulai tidak terkendali kerusuhan terjadi.
Mereka semua merampas senjata, truck pengangkut pasukan tentara, kendaraan taktis, dan kendaraan lapis baja. Para rakyat kecil berontak membebaskan para narapidana, mereka semua tidak aman sewaktu-waktu pasti akan ditangkap dan dibawa ke markas pusat. Yang kaya bertahan yang miskin menderita, Yelvan yang mengetahui ada pemberontakan memerintahkan kepada seluruh pasukan markas pusat untuk menangkap para pemberontak hidup-hidup. Yelvan membutuhkan mereka semua untuk uji laboratorium. Seluruh rakyat kecil dan narapidana keluar dari distrik pengungsian mereka berkumpul dan bersiap melawan markas pusat, lebih baik mati melawan daripada mati dengan tidak ada harga diri.
Pasukan narapidana yang memiliki kekuatan iblis keluar dari persembunyiannya, mereka sangat senang apa yang terjadi sekarang dan akan mendukung para rakyat kecil untuk melawan markas pusat. Raja iblis yang mengetahui kerusuhan terjadi antara umat manusia sangat bahagia dan ini saatnya yang tepat untuk menghancurkan, membantai umat manusia dan menguasai bumi. Pertempuran terjadi, pasukan narapidana berkekuatan iblis menyerang pasukan markas pusat dengan sadis, para rakyat kecil dan narapidana melawan dengan senjata yang mereka rampas.
Pasukan markas pusat tidak sanggup melawan pasukan narapidana yang memiliki kekuatan iblis memilih mundur, senjata mereka dilucuti satu persatu dan dirampas olehnya. Valrey, Sargon, dan Lucy tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di kota saat ini, Valrey dan Sargon berniat tinggal sementara di rumah Lucy dan mengajaknya mencari orang-orang yang memiliki kekuatan seperti mereka.
"Lucy apa kami berdua boleh tinggal sementara disini," ucap Sargon.
"Iya silahkan, lagian aku juga sendiri disini," ucap Lucy.
"Apa kamu mau ikut kami berkelana mencari orang-orang seperti kita?” ucap Sargon.
"Aku belum tahu, aku tidak bisa meninggalkan rumah ini terbengkalai begitu saja,” ucap Lucy.
"Baiklah aku tidak memaksamu, jika kamu mau bisa langsung berbicara kepadaku," ucap Sargon.
"Krok krokk krokk," suara dengkuran dari Valrey.
"Sehabis makan dia langsung tidur, cepat sekali dia tertidurnya,” ucap Sargon yang jengkel
"Hehe biarkan saja dia sepertinya kelelahan," ucap Lucy.
Para petinggi tentara berkumpul, Yelvan yang mengetahui pasukannya mundur sangat marah, kekuatan para pasukannya mundur sangat marah, kekuatan para pasukan narapidana yang ia buat tidak gagal tubuh mereka sanggup menyatu dengan kekuatan iblis. Uji laboratorium berhasil, keberhasilan ditentukan oleh tubuh manusia tersebut, semakin kuat manusianya kekuatan iblis akan menyatu dengan sempurna dan membuat manusia tersebut menjadi kuat seperti iblis. Para rakyat kecil dan narapidana mencari tempat yang aman untuk mereka tinggali, pasukan narapidana berkekuatan iblis membawa mereka semua ke dalam hutan untuk tinggal sementara di sana.
Pasukan narapidana berkekuatan iblis tidak suka dengan Yelvan mereka semua berfikir Yelvan seperti mereka pembunuh dengan dalih demi umat manusia, hukum tidak adil maka hukum rimba lah yang menentukan. Kelima pasukan narapidana berkekuatan iblis tersebut bernama Ted, Andre, Albert, Jeffri, dan Richard mereka semua sepakat ingin melawan Yelvan dan Bangsa Iblis untuk membayar kesalahan mereka yang dulu pernah dilakukan. Mereka semua membuat pasukan pemberontak untuk melawan Yelvan dan Bangsa Iblis yang dinamakan PPHR (Pasukan Pemberontak Hukum Rimba) dan mendirikan pengungsian sendiri yang bernama Benteng Pemberontak.