Penawaran

2452 Words
Jika ada sajak atau dalil yang mengatakan balaslah kejahatan itu dengan kebaikan, itu hanya berlaku untuk orang yang lemah. Tidak, Amora bukan wanita seperti itu, dia terlahir dari keluarga super kaya, tapi lihatlah, dia bahkan tidak mau seorang pun tahu jika dia adalah anak perempuan satu-satunya dari pasangan bilioner Kiray Agustin dan Zein Herlambang. Amora pilih menjadi seorang asisten pribadi seorang desainer, melepas sesaat kehidupan glamornya, menjadi wanita biasa hanya untuk mencari cinta sejati yang tidak memandangnya hanya karena harta orang tuanya, maka dari itu Amora memilih Paris untuk mencari laki-laki seperti yang dia inginkan, dan menerima dirinya dengan status sederhana. Delapan bulan ini dia menjalin kasih dengan seorang Brian Dominic. Seorang model papan atas yang juga terkenal sebagai Casanova, namun Amora sempat berpikir jika Brian tulus mencintainya, terlihat dari cara laki-laki itu menghormati dia , bahkan meskipun s*x adalah makanan sehari-hari seorang Brian, nyatanya Brian tidak pernah sama sekali membawa Amora ke ranjangnya. Tidak sama sekali, tapi hari ini, lihatlah, semua berubah menjadi rasa sakit mana kala Amora tau jika sebentar lagi Brian akan menikah dengan sepupunya, Monica, putri dari Shopia, sahabat, sekertaris, sekaligus orang kepercayaan ibunya Amora, wanita yang sudah Amora anggap seperti saudara kandung nya sendiri. Lantas bagaimana cara Amora menutupi rasa sakit hati dan kecewanya pada mereka , Brian dan Monica? "Oh, f**k!" Umpat Brian dalam hati saat melihat siapa laki-laki yang baru Amora akui sebagai kekasihnya, meskipun laki-laki itu masih berdiri di kejauhan. "Akan aku perkenalkan dia pada kalian." Seru Amora benar-benar terlihat sangat senang padahal dalam hatinya dia ingin berteriak karena sakit hati dengan fakta yang baru saja dia dapatkan dari Brian dan Monica. Hampir satu bulan Brian tidak menemuinya, dia juga kesulitan untuk menghubungi Brian dan ternyata Brian kembali ke Indonesia dari satu bulan lalu, untuk mengurus pernikahan dia dan Monica saat Amora justru pontang panting seperti orang gila karena mencari keberadaan laki-laki itu. "Niel,,,!" Amora berteriak memanggil laki-laki itu. Senyumnya benar-benar terbit dengan sempurna di bingkai wajah cantiknya , seolah dia begitu pandai memerankan sebuah drama, drama pura-pura bahagia meski kenyataannya sebaliknya. "See, dia tampan bukan!" Seru Amora saat laki-laki itu menoleh ke arah mereka tapi Monica masih belum bisa melihat laki-laki itu dengan cukup jelas. "Sebentar. Aku akan menghampirinya. Wait , oke!" Serunya saat bergegas menghampiri laki-laki yang baru dia akui sebagai kekasihnya. Berjalan lebih cepat dan langsung memeluk tubuh laki-laki itu yang justru terkejut saat wanita itu, Amora memeluknya. "Hey apa yang kau lakukan?" Heran laki-laki itu saat Amora memeluknya seperti seorang kekasih yang tengah merindu. "Tolong aku. Tolong selamat aku." Ucap Amora yang justru terdengar ambigu di telinga laki-laki itu. "Menyelamatkanmu? Menyelamatkanmu dari apa?" Kutipnya tidak mengerti. "Tolong jadilah kekasihku saat ini. Aku mohon, selamat aku dari laki-laki b******k itu. Tolong!" Jawab Amora tapi Daniel masih tidak mengerti. Iya laki-laki yang baru saja Amora akui sebagai kekasihnya itu adalah Daniel, Daniel Fabiano laki-laki yang sama dengan laki-laki yang dia jumpai di pintu pemberangkatan pesawat dan tengah melakukan ciuman panas dan menjijikan dengan seorang wanita juga laki-laki yang sama dengan yang telah menjebaknya selama hampir lima belas jam hanya karena laki-laki ini mengatakan miliknya tersakiti sebab Amora sempat menendangnya, namun sekarang laki-laki ini seolah datang sebagai dewa penyelamat Amora disaat dia dihadapkan dengan situasi mencekam seperti saat ini. "Eeeh eh eh. Kau ini apa-apaan sih? Kau pikir aku laki-laki apaan. Enggak ya, aku tu tipe laki-laki setia. Gak suka main wanita , enggak!" Tolak Daniel dengan sangat cepat dan sekarang rasanya Amora ingin muntah mendengar pernyataan Daniel saat mengatakan jika dia tipe laki-laki setia. 'Apaan? Setiap tikungan ada , iya kali. Tapi sabar, sabar , kau hanya perlu bernegosiasi, Amora.' Batin Amora. "Ayolah Daniel , ini hanya pura-pura. Aku tidak mau laki-laki brengseek itu berpikir jika dia sudah menang karena membuatku patah hati. Hanya pura-pura Daniel dan aku bersedia membayar mu berapapun yang kau mau asal kau mau menjadi kekasih pura-puraku sekarang." Ucap Amora tapi lagi-lagi Daniel menggeleng dengan sangat cepat. "Enggak. Kau pikir aku laki-laki murahan yang bisa dibayar dengan uang. Enggak!" Tolaknya lagi dan Amora mendongak sembari menatap mata Daniel seolah ingin memohon dengan tatapan mata itu. Ada air yang terlihat mengepung di netra indah itu dan air muka Amora benar-benar sudah menyiratkan luka dan kecewa hingga mau tidak mau membuat Daniel merasa sangat muak karena pada dasarnya dia paling tidak suka melihat seorang wanita menangis. "Ayolah Daniel. Aku akan melakukan apapun asal kau mau membantuku kali ini. Tolonglah. Ini hanya pura-pura. Please!" Seru Amora dan rasanya kali ini Daniel yang ingin mengumpat karena kesal, setelahnya dia juga melirik ke arah dua orang yang tadi Amora tunjuk dan keduanya tengah saling memeluk pinggang , saat tiba-tiba dia juga ingat akan satu janjinya pada sang nenek. "Oke. Apa yang bisa kau tawarkan?" Tanya Daniel setelahnya dan Amora langsung tersenyum. "Apapun yang kau mau!" Jawab Amora cepat dan senyum licik Daniel langsung terbit di bingkai wajah tampannya. "Amor,,,!" Sapa Monica yang ternyata menyusul Amora dan Amora spontan berbalik ke arah sumber suara, Daniel juga ikut membagi senyum. Amora kembali menarik senyumnya , namun Monica bisa melihat air muka Amora yang terlihat sedih. "Are you oke, honey?" Sapa Monica tapi Amora langsung mengangguk dengan senyum yang tak sekalipun pudar di wajah cantiknya. "Oh yes. Sure. I'am oke!" Jawab Amora benar-benar bersikap tenang. "Hey. Kenalkan." Danial menyapa lebih dulu. "Aku Daniel. Daniel Fabiano!" Daniel langsung mengulurkan tangannya di hadapan Monica, dan gadis cantik berkulit coklat itu langsung menerima uluran tangan Daniel sembari memperkenalkan dirinya. "Hey, aku Monica. Sepupunya Amor dan ini adalah Brian, tunangan ku!" Jawab Monica saat menjabat tangan Daniel kemudian memperkenalkan laki-laki yang sebentar lagi akan memperistri dirinya dan iya , Brian langsung ikut menjabat tangan Daniel sembari memperkenalkan diri mereka masing-masing. "Daniel." "Brian." "Jadi kau kasih adikku? Oh sungguh aku harap kau tidak hanya bermain-main dengan Amora ku, aku berharap kalian akan segera menyusul kami ke jenjang pernikahan!" Seru Monica ramah dan Daniel hanya balas dengan tersenyum. "Ya. Ya. Aku harap juga begitu, tapi sepertinya gadis cantik ini malah ingin mengulur waktu untuk sebuah pernikahan, padahal aku sudah tidak sabar untuk segera menikahi nya dan membuatnya hamil!" Jawab Daniel benar-benar tidak terduga dan seketika jawaban Daniel tadi membuat Amora ingin menggetok kepala laki-laki ini. Bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu dengan sangat gampang dan lancar. Mereka baru kemarin berkenalan dan sudah dihadapkan dengan pertikaian demi pertikaian dan sekarang tiba-tiba Amora justru menawarinya sebuah kesepakatan untuk menjadi kekasih pura-puranya. Sial, jika saja tadi ada orang lain yang bisa Amora bayar untuk menjadi kekasih pura-puranya, sungguh , Amora tidak akan memilih Daniel, si playboy tengil yang sok kegantengan ini, dan apa tadi? Dia ingin menghamilinya! "Oh fuck." Umpat Amora tapi hanya dalam hati. Brian menatap Amora dan Daniel secara bergantian. Amora senantiasa membagi senyum dan Daniel juga langsung berperan sebagai seorang kekasih profesional ketika memerankan tokoh kekasih pura-pura. Daniel adalah seorang penulis n****+ sekaligus sutradara yang sudah merilis beberapa judul film yang dia angkat dari n****+ dia sendiri. Istri muda Oppa Teo adalah buku pertama yang dia tulis, kisah yang menceritakan perjalanan hidup kakek dari Daniel sendiri dan istri keduanya yang kini dia panggil Nana. Dan tahun kemarin Daniel juga membuat Film dari n****+ itu, dan sampai kini film itu sudah ditonton lebih dari empat ratus juta penonton. "Jujur aku tidak percaya jika kalian adalah kekasih?" Brian secara terang-terangan mengungkapkan kecurigaan dia pada Amora dan Daniel, tapi Daniel yang terlalu pandai berakting tentu saja merasa tertantang dengan sanggahan laki-laki itu, Brian. "Why? Apa kau ingin aku menggaulinya di hadapan kalian baru kalian akan percaya jika wanita cantik ini adalah kekasihku?" Balas Daniel yang semakin merapatkan pinggang Amora di tubuh tegapnya tapi Amora justru terlihat kaku, namun sebisa mungkin dia bersikap tenang, karena Amora yakin Daniel tidak mungkin akan benar-benar melakukan apa yang baru saja dia ucapkan. "Oh Amor. Di mana kau mendapatkan laki-laki seperti dia? Gaya bicaranya sangat fleksibel dan to the point. Oh aku menyukainya Amor. Dia laki-laki yang tampan dan sangat cocok untukmu yang cantik, sayang!" Seru Monica lagi sambil menatap Daniel yang benar-benar tampan dengan lesung pipinya terlebih lagi ketika laki-laki itu tersenyum. "Oh dia. Aku dan dia bertemu di pe,,,,!" "Kami bertemu di Paris . Aku dan dia sama-sama tinggal dan bekerja di negara itu. Iya kan sayang?" Daniel yang menjawab karena Amora terlihat salah tingkah saat ditanya pertanyaan sederhana itu dan Amora langsung mengangguk membenarkan apa yang baru saja Daniel ucapkan karena itu memang terdengar sangat masuk akal mengingat sebelumnya mereka sama-sama berangkat dan menggunakan pesawat yang sama dari Paris. Sungguh otak Amora sedang tidak bisa konsentrasi untuk memikirkan hal itu sekarang. "Really!" Seru Monica dan Amora langsung mengangguk. "Brian juga tinggal di Paris. Kenapa semua ini begitu kebetulan ya? Rasanya aku juga ingin tinggal dan menetap di negara itu jika kalian berdua nanti akan menetap di sana." Ucap Monica. "Itu terdengar sangat menarik." Jawab Daniel ramah dan Amora juga ikut mengangguk seolah itu memang rencana yang begitu bagus padahal sejatinya Amora sakit hati saat menyadari jika selama ini Brian sudah mengkhianatinya dan menduakan perasaannya dengan Monica dan memikirkan hal itu saja masih membuat Amora ingin mengutuk dirinya sendiri karena begitu bodoh sudah percaya begitu saja dengan seorang Brian Dominic. "Brian, Monica. Ayo, kapalnya sudah siap!" Sapa empat orang yang sebelumnya Brian suruh mengambil kapal untuk melihat pemandangan tengah laut dan kini orang suruhan Brian itu sudah kembali dengan kapal ukuran sedang untuk membawa mereka menikmati lautan, dan pandangan Amora juga keempat orang itu langsung bertemu di udara. Keempat orang itu juga langsung ikut syok saat melihat keberadaan Amora di tempat itu, mereka adalah para sahabat Brian di Paris dan ternyata keempat orang itu ikut membohongi Amora dengan menyembunyikan keberadaan Brian saat Amora menanyakan Brian beberapa waktu lalu, mereka mengatakan tidak tau di mana Brian berada tapi lihatlah, sekarang keempat orang itu juga turut ada di sini. "Amor. Kita akan berlayar dan akan kembali sore nanti. Apa kau ingin ikut kami." Tawar Monica dan Amora langsung menggeleng. "Oh no. Kami ada kegiatan lain setelah dari pantai. Iya kan Niel!" Jawab Amora sembari mendongak ke arah Daniel dan Daniel hanya asal mengangguk. Kembali pandangan Amora bertemu dengan keempat orang yang kini tengah berdiri di bagian dak kapal itu, dan Amora tanpa rasa ragu membagi senyum terbaiknya pada keempat orang itu seolah ingin mengejek keempatnya karena ikut mengkhianatinya dengan sandiwara busuk mereka saat ini, dan tiba-tiba Amora ingat dengan kata yang Mr Christin pernah ucapkan padanya, 'jangan terlalu menaruh kepercayaan padanya, Brian. Aku tidak ingin kau kecewa terlalu dalam nantinya, begitu juga dengan mereka, para antek-antek laki itu.' Dan kali ini Amora baru mengerti apa maksud ucapan bossnya itu. "Ayolah Amor. Aku masih merindukanmu." Sesal Monica, tapi Amora hanya kembali tersenyum. "Yes. Aku juga sangat merindukanmu. Tapi bukankah nanti malam kita juga akan bertemu. Santailah. Nikmati hari-hari kalian dengan bersenang-senang. Karena kami juga akan bersenang-senang dengan cara kami. Bukankah begitu, sayang?" Balas Amora sembari meminta pembenaran dari Daniel dan Daniel juga langsung mengangguk dengan tersenyum pula. "Kalo begitu maaf jika aku harus meninggalkanmu sekarang. Mereka sudah menunggu. So, see you on night time, baby!" Ucap Monica dan Amora langsung mengangguk saat menerima cupika-cupiki Monica sebelum wanita itu benar-benar meninggalkan nya dan naik di kapal itu dengan dibantu oleh Brian. Pandangan Amor masih tertuju pada keempat sahabat Brian di atas kapal, senyumnya begitu menusuk, seolah ada belati tajam yang ikut menggores keempatnya, pasalnya , Daniel juga bisa melihat ekspresi terkejut keempat orang itu saat melihat Amora , dan kali ini Daniel justru berpikir jika keempat orang itu juga mengenal Amora. Daniel menatapnya sambil tersenyum dan terkekeh secara bersamaan , saat salah satu dari mereka menerima uluran tangan Monica ketika menaiki kapal dan dari arah bawah , Amora terlihat melambaikan tangannya pada keempat orang itu juga pada Brian dan Monica, sementara Daniel hanya diam sambil memeluk pinggang Amora, ikut melihat kapal itu berlalu dari hadapan mereka. Saat kapal itu sudah cukup jauh dari pandangan mereka, Amora langsung melepas tangan Daniel di pinggangnya, berbalik dan berlalu dari tempat itu. "Hey. Kau mau kemana? Kita belum membicarakan kesepakatan kita!" Daniel menoleh saat Amora berlalu begitu saja dari hadapannya. Daniel mengikuti langkah Amora, menuntut wanita itu untuk satu perjanjian mereka tadi. "Amora. Oh Amora. Apa begini cara kamu bernegosiasi? Bahkan kau tidak mengatakan terima kasih padaku?" Sarkas Daniel dan Amora langsung menghentikan langkahnya dan Daniel langsung meraih pundak wanita itu dan mendahului langkahnya, namun saat Daniel melihat wajah Amora, wanita itu ternyata sudah menangis. "Iya. Terima kasih!" Jawab Amora dengan suara bergetar dan Daniel langsung menghela nafas menghembuskannya dengan sangat kasar, meraih salah satu lengan Amora untuk dia bawa mengikuti langkahnya menuju cafe karena sepertinya gadis cantik ini butuh minuman segar untuk menyegarkan otak dan pikirannya. Daniel meminta Amora duduk di kursi salah satu cafe, kemudian memesan dua minuman yang sama untuk mereka, lalu menawarkan Amora untuk meminumnya agar dia bisa sedikit tenang, dan Amora hanya asal menerima. "Apa laki-laki itu adalah kekasihmu, maksudku Brian?" Tanya Daniel yang langsung menarik kesimpulan demikian ketika melihat ekspresi kecewa di wajah Amora, namun Amora hanya terlihat menghela nafas dengan sangat kasar dan Daniel menganggap itu adalah jawaban iya dari wanita itu. "Iya. Dan ternyata dia mengkhianati ku, bahkan sekarang dia akan menikahi sepupuku." Jawab Amora terdengar datar. "Jadi ini alasan kau ingin aku menjadi kekasihmu?" Tanya Daniel sambil terkekeh tapi Amora kembali terlihat menghela nafas. "Jadi bagaimana. Apa kau masih mau menjadi kekasih pura-pura ku? Hanya satu Minggu Daniel , setidaknya sampai pesta pernikahan mereka selesai dan aku kembali ke Paris!" Ucap Amora dan Daniel langsung mengangguk. "Baiklah. Apa penawaran yang bisa kau berikan padaku jika aku setuju membantumu?" Balas Daniel sambil tersenyum miring. "Aku bisa membayarmu berapapun yang kau minta!" Jawab Amora bernegosiasi dengan harga, tapi Daniel hanya kembali terkekeh menanggapi pernyataan wanita di depannya. Pikirnya, apa wanita ini sangat kaya hingga berani menawar seorang Daniel Fabiano dengan sebuah harga? Tidak , Daniel tidak serendah itu jika harus memasang harga untuk tubuh dan perannya, karena selama ini dialah yang membayar orang , untuk melakukan apa yang dia inginkan. "Kau tidak perlu membayar ku seperti yang kau pikirkan saat ini, karena jika aku menyebut nominal harga ku, ku yakin kau tidak akan sanggup membayarnya!" Balas Daniel dan Amora langsung menatap tajam laki-laki di depannya. "What!" Amora merasa diremehkan. "Iya. Aku tidak akan meminta bayaran darimu. Anggap saja kita memang benar-benar sepasang kekasih sekarang. Dan aku akan membantumu bersandiwara di depan laki-laki b******k itu!" Jawab Daniel terdengar sangat melegakan untuk seorang Amora. "Tapi aku punya syarat. Dan aku mau kau mau melakukannya untukku!" Sambung Daniel dan Amora menyimak serius apa yang kira-kira Daniel inginkan sebagai timbal balik dari bantuannya tadi. "Apa? Katakan saja?" Tegas Amora dan Daniel semakin tersenyum misterius, dan entah kenapa Amora justru merasa takut sekarang, takut jika pada akhirnya Daniel justru memintanya untuk melakukan hal yang aneh-aneh, mengingat laki-laki ini adalah seorang playboy. "Aku mau kau,,,,!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD