Restrained-5th Our

2430 Words
“Tinggal tunggu waktunya tiba, sebentar lagi, sebentar lagi, sebentar lagi” dia tersenyum menyeringai, akhirnya hari itu akan tiba. (^_^)(^_^) Kayana membuka pintu rumah, nampak Ara berdiri di depannya seraya melipat tangan didepan d**a. Tatapannya lurus menghujam ke arah sang adik yang perangainya mulai berubah, entah ada apa dengan Kayana yang sekarang. “Ada surat untukmu” Ara menyodorkan sebuah amplop coklat ke arah Kayana, gadis berambut panjang itu menerimanya dengan kening berkerut. “Surat? Siapa yang mengirim?” Ara hanya mengangkat bahu, tak ada alamat yang tertera, Ara menemukan amplop itu menyembul dari dalam box surat depan rumahnya. Kayana melupakan sejenak tentang amplop itu, dia menatap Ara seraya tersenyum misterius. Ingin sekali dia memberitahukan Ara kalau dia baru saja bertemu dengan Jung Dae Hyun, dan dia akan menceritakan seberapa tampannya pemuda tersebut. "Eonni" panggil Kayana seraya berjalan pelan, dia memangkas jarak antara dirinya dan Ara. "Ada sesuatu yang ingin aku ceritakan padamu..." Kayana menghentikan ucapannya, hampir saja dia kelepasan kalau saja dia tidak ingat akan ucapan Do Hyun bahwa pertemuan mereka tadi adalah pertemuan rahasia. "Cerita? Tentang apa? Bukankah kau sudah pandai menutupi segala hal dariku?" Gelengan kepala Kayana menjawab segalanya, "Tidak, tidak ada. Aku tadi hanya bicara asal. Kalau begitu, aku akan ke kamar" Ara menghela nafas. “Kau pulang larut lagi, sebenarnya apa yang tengah kau lakukan, Kayana?” meski ingin tidak peduli, nyatanya Ara tidak bisa. Langkah kaki Kayana spontan berhenti, dia menoleh kembali ke arah Ara yang bahkan masih menatap lurus ke arah pintu, tak menatap dirinya sama sekali. “Aku tidak bisa mengatakannya kepada Eonni sekarang, tapi aku akan mengatakannya setelah selesai nanti." Kayana berjalan kembali, dia memegang kedua bahu Ara. "Eonni tidak usah cemas, aku tidak melakukan hal-hal yang buruk, eonni percaya padaku, 'kan?" Ara tak menjawab sama sekali, dia melepaskan kedua cekelan tangan Kayana dari bahunya dan berjalan masuk ke dalam. Di tempatnya, Kayana menghela nafas. Dia memaklumi sikap Ara, pasalnya selama ini baik dia atau Ara belum pernah menyimpan rahasia satu sama lain. "Mianhae, eonni" gumam Kayana pelan. Berjalan dengan lesu menuju kamarnya, Kayana lelah dan ingin beristirahat. Gadis itu menatap amplop yang ada di genggamannya, mata Kayana menyipit, dia kenal dengan logo cermin kecil yang ada di sudut amplop tersebut. Memutar knop pintu, Kayana masuk ke dalam kamar. Tak lupa menutup pintu tersebut. Kayana melepaskan tas nya, melemparnya asal ke atas kasur. Jemari lentik Kayana bergerak membuka segel amplop. Dia duduk di kursi rias. “Kenapa amplop lagi? Bukankah seharusnya aku kembali ke dunia nyata lebih dulu?” Apa yang terjadi sebenarnya? Netra Kayana bergerak ke sana kemari membaca deretan angka yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari tersebut. Ada satu nama yang muncul disana. “Dae Hyun?” beo Kayana, ternyata amplop itu tentang Dae Hyun. “Kenapa sekarang?” Kayana masih bermonolog, dia menatap cermin yang ada didepannya, tapi tidak terjadi apa-apa. “Kalau cerita sekarang dilanjutkan, berapa lama aku akan berada disini? Dan berapa lama aku sudah meninggalkan dunia nyata? lantas bagaimana dengan Mama dan yang lainnya?” Kayana benar-benar tak habis pikir, dia jadi khawatir tentang Mama, Kinara dan Papa yang pastinya akan mencarinya. Kayana menggeleng-gelengkan kepala, dia mengusir pikiran negatif dan semua kemungkinan buruknya. "Tidak, tidak, cermin itu sudah gila!" Kayana berdiri seraya menggebrak meja riasnya. "Aku harus menyelesaikan semuanya secepat mungkin dan kembali ke dunia nyata, setelah itu aku tidak akan datang ke dunia fantasi ini lagi. Aku akan hidup dengan normal" Jemari Kayana memasukan kembali surat tersebut ke dalam amplop, memasukan nya ke dalam laci, tak lupa Kayana menguncinya. Setelah semua beres, Kayana harus mandi agar tubuh serta pikirannya segar sekarang. Tapi saat dia tengah melepaskan pakaian, sebuah notifikasi muncul membuat gerakan Kayana yang hendak melepaskan pakaiannya tertunda, dia berjalan mendekat, tangannya merogoh isi tas mencari dimana letak ponselnya. Pesan itu ternyata dikirim oleh Do Hyun, Kayana membukanya dan membaca pesan tersebut. ‘Kau sudah melakukan yang terbaik hari ini, selamat beristirahat dan selamat malam’ ‘Besok aku akan kembali ke Seoul, kita akan bertemu lagi nanti’ Kayana mengabaikan pesan itu, entah kenapa dia merasa ada yang aneh dari Do Hyun. Ara pernah menceritakan seperti apa sosok Do Hyun selama ini. Pemuda yang dingin, suka bicara asal, dan tidak pernah merespon godaan fans-fans yang fanatik dengan dirinya. Tapi sekarang apa? Kayana tak menemukan sikap dingin tersebut, kalau suka bicara asal, Kayana membenarkannya. Tak mau berpikiran macam-macam, gadis itu masuk ke kamar mandi. Biarlah pesan itu tak terbalas, Kayana tak peduli. Lagi pula, dia mengharapkan pesan dari Dae Hyun sekarang karena tadi mereka sempat bertukar nomor telepon. Gemercik air terdengar, Kayana sudah memulai ritual mandinya. Selang beberapa menit kemudian, Ara masuk ke dalam kamar Kayana, dia tidak betah berdiam lama-lama tanpa bercanda gurau dengan sang adik. Meski tadi sempat kesal, kekesalan itu tak bertahan lama. Lagipula, Kayana sudah dewasa dan dia berhak mempunyai privasi, Ara tidak boleh bersikap egois seperti ini. "Kayana" panggil Ara, gadis itu menyapukan pandangan dan tak menemukan keberadaan sang adik. Ara berjalan mendekat ke arah kamar mandi, dia menempelkan telinganya disana. Terdengar suara Kayana yang tengah bersenandung kecil, senyum Ara terbit. Berjalan menuju ranjang Kayana, Ara duduk seraya menyilangkan kaki di atasnya. Apa yang harus Ara lakukan seraya menunggu Kayana selesai mandi? Netra gadis itu kembali menyebar, dia menemukan sebuah n****+ tergeletak diatas meja. Ara hendak mengambilnya, tapi sebuah pesan masuk dan notifikasi ponsel Kayana menyala, kejadian itu menyita atensi Ara. Jemari yang hendak mengambil n****+ kini berganti, Ara meraih ponsel Kayana dan melihat siapa yang mengirimkan pesan kepada sang adik. ‘Ah, aku sudah menahannya, jujur saja, hari ini kau tampak sangat cantik’ Kedutan geli nampak di bibir Ara saat dia membaca pesan tersebut, tapi kedutan itu langsung menghilang saat melihat nama pengirimnya. Kim Do Hyun. Ada desiran aneh yang Ara rasakan. Apa ini? Tidak mungkin pesan itu dikirim oleh Do Hyun, si solois idolanya. Tidak, tidak, ini tidak mungkin. Ara masih mencoba menyangkal fakta, jemari nya bergerak untuk melihat photo profil si pengirim, dan saat itu juga Ara merasakan amarah menguasainya. Tadi, Kayana hendak bercerita, tapi tidak jadi, apakah... "Kayana, kenapa kau melakukan ini semua padaku. Kenapa kau menyimpan hal sebesar ini, skandal.." Ara tak menyangka kalau adiknya akan menjadi seorang backstabber. Pintu kamar mandi terbuka dan munculah Kayana yang tengah memakai handuk kimono, tangannya menggesek-gesek rambutnya yang basah dengan handuk terhenti saat menemukan sang kakak berada di kamarnya, bukan hanya itu saja, tatapan mereka berdua saling bertemu. Dan yang membuat Kayana merasa aneh adalah tatapan Ara, gadis itu berkaca-kaca. Netra Kayana turun ke bawah, dia menatap ponselnya ada dalam genggaman Ara. Gadis itu menderap, lantas merampas ponsel tersebut. “Aku sudah membacanya” “Kenapa Eonni lancang?” Ara berdiri, dia menatap sang adik dengan tatapan tak habis pikir, kecewa, bercampur dengan marah. “Jadi, sejak kapan kau mengenal Do Hyun, Kayana? Dan kenapa kau tidak bilang kepadaku” 'Katakan kalau aku salah Kayana, katakan kalau aku hanya salah paham, katakan..' “Ini.., ini..., ini tidak ada urusannya dengan eonni, jadi aku rasa eonni tidak seharusnya tau" Ara terkekeh rapuh, dia mengangguk, narik nafas panjang dan menghembuskannya lewat mulut. “Baiklah, kau benar, ini tidak ada urusannya denganku dan seharusnya aku tidak tau. Tapi,..” tatapan mata Ara mengisyaratkan kekecewaan yang teramat sangat besar. “Aku benar-benar kecewa padamu, Kayana” “Eonni” Ara melangkah keluar dan tak menoleh sama sekali meskipun Kayana memanggil manggil namanya. Kayana menghela nafas, dia tau dia salah. Tapi entah kenapa Kayana enggan untuk meminta maaf, ada sesuatu hal yang membuatnya merasa seperti ini. Hari yang cukup melelahkan untuk Kayana. Gadis itu berjalan ke arah pintu, dia melongok keluar tapi tak menemukan keberadaan Ara. Kayana kembali masuk, kali ini gadis itu mengunci pintu kamarnya. Sekarang Ara sudah tau kalau dia dan Do Hyun saling mengenal. "Mianhae, eonni." Kayana melangkah menuju meja riasnya, dia melakukan night routin dan setelah itu pergi tidur, besok dia akan berangkat kerja seperti biasa. Belum ada agenda lagi baik tentang Yeon Jin ataupun Dae Hyun. Ah, mengingat nama Dae Hyun, Kayana jadi ingin nonton drama barang satu episode untuk melihat betapa tampannya pemuda itu. Tak sadar senyum Kayana timbul, nama Dae Hyun berhasil mengembalikan mood nya. (^_^)(^_^) "Kenapa kau tidak memberitahuku kemarin?" "Aku sudah yakin dengan rencanaku sendiri, aku tak harus selalu ikut aturanmu, bukan?" “Kau sungguhan dengan rencana itu?” “Why not, aku ingin mengikuti jejakmu” “Dasar aneh. Tapi, kalau kau sudah yakin segerakan. Jangan sampai dia pergi lagi” “Aku tau, aku tau.” “Sekali dayung, dua pulau terlampaui. Pastikan jangan sampai rencana itu gagal, atau kau akan bertanggung jawab" Mereka lantas tertawa bersama (^_^)(^_^) Seoul, 22.00 KST Pemuda itu masuk ke sebuah restoran dengan penampilan yang perfect, dia mengenakan kemeja coklat tipis, rambutnya ditata sedemikian rupa sehingga mengekspos jidat paripurnanya. Pemuda itu berjalan menuju private room dimana seseorang sudah menunggu disana. Saat sampai di depan pintu, seorang pelayan membungkuk serta memberi salam, pelayan itu membukakan pintu. Bola mata pemuda itu langsung disuguhkan oleh pemandangan gadis cantik yang tengah duduk dengan anggun pada salah satu sisi. “Hai” elusan di pundak membuat seorang gadis berambut hitam panjang itu sontak menoleh. "Oh, hai" balasnya seraya tersenyum. Dia berdiri, tangan mereka saling tertaut. "Maaf aku terlambat" kata pemuda itu, mereka bercipika cipiki sejenak sebelum sama-sama kembali duduk. “Tidak masalah, aku pasti akan menunggu sampai kau datang" balas gadis itu, yang sepertinya memang tak mempermasalahkan kedatangan pemuda itu meski terlambat. "Meskipun aku terlambat dua jam? Apa kau akan tetap menungguku?" tanya pemuda tersebut dengan logat bercanda. “Kalau itu aku tidak akan mau bertemu denganmu lagi, Dae Hyun Oppa” Mereka sama-sama terkekeh. “Ngomong-ngomong, ada apa? tumben sekali Oppa ingin bertemu denganku” lanjut di gadis berwajah asia timur tersebut. Senyum nya indah dan menenangkan, tak sedikit pemuda yang menaruh hati pada gadis tersebut. Dae Hyun tersenyum tipis, dia mengangkat kedua tangannya, lantas bertepuk sebanyak dua kali. Seorang pelayan masuk dengan buket bunga mawar besar, juga kotak beludru merah. Gadis itu memekik kaget seraya menutupi mulutnya. “Oppa..” Dae Hyun berdiri, dia mengambil alih kedua benda tersebut, lantas menyuruh dua pelayan keluar. Pemuda itu tersenyum ke arah gadis yang masih terkejut ditempatnya. “Kita sudah lama saling mengenal satu sama lain, aku nyaman berhubungan denganmu, dan aku rasa kau juga merasakan hal yang sama. Tanaka Naomi, mari berkencan denganku” Naomi masih tidak percaya kalau perasaan nya selama ini akhirnya terbalas juga. Fyi, Tanaka Naomi adalah gadis yang berasal dari Jepang, dia adalah seorang model seperti Yeon Jin. Bahkan Lee Yeon Jin lah yang mengenalkan Tanaka Naomi pada Jung Dae Hyun Tangan Naomi perlahan tergerak untuk mengambil buket yang disodorkan. Disusul oleh anggukan kepala. “Baiklah, mari berkencan” jawab dia yang tak mungkin menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Tanaka Naomi terpaut 2 tahun lebih tua dari Dae Hyun, tapi sepertinya mereka tak mempermasalahkan usia. Asal nyaman, jadi. Dae Hyun membuka kotak beludru tersebut, mata Naomi langsung dimanjakan dengan kalung berlian yang berkilau indah. "Kau sungguhan memberiku ini?" "Tentu, mau ku pakaikan?" tawar Dae Hyun yang langsung di angguki oleh Naomi. Kalung itu melingkar indah di lehernya, Naomi merasakan kalau malam ini adalah malam bahagianya. Dae Hyun menatap binar bahagia di mata Naomi, pemuda itu meraih tengkuk gadisnya, lantas mencium bibirnya. Naomi menerima saja, dia bahkan membalas ciuman tersebut. (^_^)(^_^) Wartawan dan paparazzi sudah sibuk sejak pagi tadi, sekitar pukul 7 pagi sebuah berita besar dipublikasikan oleh salah satu media gosip Korea Selatan yang mendapati dua publik figur tengah berkencan. Sungguh, sampai sekarang berita kencan masih jadi yang ter hot dan disukai banyak orang. "Apa ini? Kau berkencan tanpa memberitahuku!" Naomi terdiam, tidurnya terganggu saat Manajernya tiba-tiba mendatangi kamarnya karena mendengar kabar kencan tersebut. "Aku baru berkencan tadi malam, dan aku ingin memberitahumu hari ini. Tapi sepertinya kau sudah mengetahui nya lebih dulu dari media gosip itu" "Aku akan menghubungi manajer Dae Hyun, berita ini harus segera ditanggapi atau para fans akan mengamuk. Kejadian Lee Yeon Jin tidak boleh sampai terulang kembali" ujar manajer Kim. Tanaka Naomi hanya mengangguk pasrah, dia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok gigi. Lagipula, dia sudah berkecimpung di dunia entertain cukup lama, dan baru kali ini dia merasakan yang namanya berkencan. Tidakkah para fans akan mengerti? "Pernyataan akan dirilis sebentar lagi" kata manajer Kim saat Naomi keluar dari kamar mandi. "Bagaimana tanggapan para penggemar setelah tahu tentang skandal ini" "Aku tidak peduli, manajer Kim. Kalau mereka benar-benar mencintaiku mereka pasti akan mendukung apapun yang aku lakukan." Naomi membuka kulkas kecil yang ada di kamarnya, dia mengeluarkan sebuah apel merah sebagai sarapan. "Bagaimana tanggapan dari pihak Dae Hyun?" tanya Naomi. "Dae Hyun juga mengakuinya, aku berharap skandal ini tidak sepanas skandal Yeon Jin" "Tenang saja, manajer. Penggemar akan mengerti dan mereka akan mendukung hubungan kita berdua. Lagipula, bukankah aku dan Dae Hyun tampak sangat serasi?" Naomi membuka ponselnya, dia menscroll situs pan dan mencari berita tentang dirinya. Disana banyak judul dan artikel yang tertulis. Gadis itu tersenyum kecil. "Bagaimana dengan jadwalku hari ini, manajer?" "Tiga puluh menit lagi kita akan berangkat ke tempat pemotretan, setelah itu akan ada interview singkat. Bersiaplah." "Hm" jawab Naomi, dia melemparkan sisa apel yang tidak termakan ke tempat sampah, lantas bersenandung ringan menuju kamar mandi. (^_^)(^_^) "Wajah anda tampak sangat cerah hari ini, apakah ada kabar bahagia?" tanya perempuan yang tengah menginterview Tanaka Naomi. Belum sempat gadis itu menjawab, perempuan itu kembali berucap. "Oh yeah, tentu saja ada kabar bahagia. Bukankah kabar kencan anda dengan Aktor Jung Dae Hyun terpublish hari ini?" Naomi tersenyum lebar, "Iya, awalnya aku tidak menyangka kalau kabar mengenai hubungan kita akan diketahui banyak orang secepat ini. Tapi, aku rasa akan banyak penggemar yang mendukung" "Tentu saja, anda dan aktor Jung Dae Hyun nampak sangat serasi. Cantik dan tampan" "Oh terima kasih" Keduanya sama-sama tertawa sopan. Kayana menatap siaran wawancara itu seraya mengepalkan kedua tangan. Entah kenapa dia ingin marah dan merasa semua ini tidak adil. Kenapa harus sekarang? Dae Hyun berkencan dengan Tanaka Naomi? Damn it! Kayana tak pernah menduga nya. Eun Ha menyenggol bahu Kayana, membuat gadis itu kaget. "Berita panas untuk beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun kedepan. Tanaka Naomi, oh tidak, aku mengira dia tengah dekat dengan partner kerjanya. Lucas Wong" "Tidak ada yang menduganya memang" gumam Kayana menanggapi Eun Ha, netranya masih lurus menatap wajah Naomi yang cantik dengan senyum lebarnya. Kayana merasa kesal. "Apakah dia gadis yang baik, eonni?" "Baik?? Oh ayolah Kayana, Tanaka Naomi itu seperti malaikat. Bukan hanya cantik dan baik, setiap bulan dia rutin menyumbangkan 20% penghasilannya untuk panti asuhan" Jawab Eun Ha dengan semangat. "Sepertinya dia memang cocok bersanding dengan Dae Hyun" "Menurutmu begitu?" Eun Ha mengangguk singkat, tak menyadari raut kekesalan Kayana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD