Chapter 1
Hujan lebat tengah membasahi bumi. Sarah dan Jane yang baru saja pulang sekolah kini berteduh di halte.
"awan terlihat gelap, tidak ada tanda-tanda hujan akan segera berhenti" Kata Sarah sembari menatap langit
"Hem.. kamu benar. Aku akan menghubungi kakak ku dan memintanya menjemput kita disini saja" Ucap Jane
Tak lama sebuah mobil Porsche putih berhenti di depan mereka.
"Itu dia" ucap Jane yang kemudian berlari memasuki mobil
Jane yang melihat Sarah masih tak bergerak dari tempatnya pun segera menurunkan kaca jendela di sampingnya.
"Kenapa masih duduk disana, Ayo!" Ajaknya
"Tidak perlu Jane, aku menunggu hujan reda saja" Tolak Sarah
"Ayolah, kami akan mengantarkan mu sampai rumah"
"Tidak perlu, itu merepotkan kalian. terimakasih" Tolaknya kembali
Lay, kakak Jane yang sedari diam pun langsung menancap gas mobilnya, sontak Jane memukul pundak Lay dengan keras dan memintanya berhenti.
"Aku tidak akan memohon pada orang lain untuk memberinya tumpangan" Sergah Lay menjawab kekesalan adiknya
"Kakak ini bagaimana.. Sarah itu temanku.. Dia perempuan loh kak, masa ditinggal di halte yang sepinya seperti itu sendiri" Sahut Jane
"Dia yang menolak untuk ikut bersama kita Jane! Kamu jangan membuatku kesal! Diamlah di kursi mu! " Bentak Lay membuat Jane terdiam
"Maafkan aku Sarah.. Aku akan pulang terlebih dahulu.. Tunggulah di sana, aku akan membujuk kakak ku menjemputmu dan akan kupastikan itu setelah sampai rumah" Batin Jane yang terdiam di kursi penumpang
Sarah yang masih berdiam di halte mulai ketakutan karena hari mulai malam dan hujan tidak juga berhenti. Sarah sempat berfikir untuk berlari sampai rumah meskipun hujan belum berhenti tetapi ia ragu dan memutuskan tetap diam menunggu akan adanya keajaiban.
Sebuah mobil yang tidak dikenali oleh Sarah berhenti tepat di depannya. Pengendara mobil tersebut menurunkan kacanya dan ternyata itu Lay
"Masuklah" Kata Lay
"Kenapa kakak kembali lagi?" Tanya Sarah
"Masuklah!"
"Apa ada barang Jane yang tertinggal?" Tanya Sarah kembali
"Jangan banyak tanya, Masuklah!" Ucap Lay
"Hah?" Sarah menatapnya bingung
"Aku akan mengantarmu pulang" ucap Lay
"Tidak perlu kak, Ini aku juga sudah mau jalan pulang" Tolak Sarah
Lay mendengus kesal, ia lalu keluar dari mobil menggendong Sarah dan memaksanya masuk ke mobil. Ia juga memasangkan sabuk pengaman pada Sarah.
"Aku malas mendengar ringikan Jane yang terus memintaku menjemputmu" Kata Lay saat dirinya telah duduk di kursi pengemudi
"Pantas saja dia kembali kemari untuk menjemputku, ternyata karena Jane. iya.. iya lah apa yang aku pikirkan.. Berharap dia menjemputku karena rasa iba atau semacamnya" Batin Sarah menatap Lay
"Ada apa dengan mata dan kepalamu? " Sindir Lay menyadarkan Sarah
"M-maksudnya?" Sarah bertanya dengan terbata-bata
"Aku tidak suka orang menatapku seperti itu" Kata Lay sontak Sarah membuang wajah ke luar jendela di sampingnya dan memutuskan untuk tetap diam hingga sampai di depan rumahnya.
"Terimakasih" Ucap Sarah yang kemudian turun dari mobil Lay
Lay langsung menancap gas mobilnya tanpa mengucap sepatah kata pun.
"Dingin sekali tampangnya" gumam Sarah berdecak kesal
Sarah mengetuk pintu rumahnya berkali-kali namun tidak ada jawaban dari ibunya. Sarah mencari kunci cadangan yang terletak di salah satu pot di halamannya.
"Ma.. mama" Panggil Sarah memasuki rumah mencari ibunya di sekelilingnya
"Sepertinya mama pergi" gumamnya
Sarah sudah terbiasa ditinggal ibunya pergi ke luar kota, sehingga dia tidak akan kebingungan mencari ibunya jika tidak ada di rumah.
Sarah pergi membersihkan diri dan merilekskan tubuhnya di dalam rendaman air hangat, namun tiba-tiba listrik mati.
Sarah merayap mencari handuk untuk menutupi tubuhnya. Ia segera pergi keluar kamar mandi untuk mencari penerangan.
Tok tok tok
Ketukan pintu membuat dirinya yang tengah meraba-raba laci terjingkat kaget.
"Sial setan!" Umpatnya
"Siapa sih malam-malam bertamu pas mati lampu.. Mengagetkan saja" gerutunya
Sarah segera menghampiri seseorang di luar pintu rumahnya dan ternyata itu adalah Lay
"Ada apa kak? " Tanya Sarah
"Ponselmu ketinggalan di mobilku" Ucapnya memberikan ponsel Sarah
Jedar
"Aaa.." Sarah berteriak mendengar petir dan kilatan yang menyambar
Spontan ia memeluk erat tubuh Lay, Namun beberapa detik kemudian ia tersadar dan menutup matanya erat. Perlahan Sarah membuka matanya dan mendongak menatap wajah Lay yang tanpa ekspresi. Sarah pun menyeringai dan segera melepaskan tangannya dari tubuh Lay.
"Maaf" ucapnya yang tak mendapatkan balasan dari Lay dan justru Lay berbalik
Sarah menahan lengan Lay yang akan melangkah pergi.
Lay pun kembali berbalik mantapnya tajam membuat wanita dihadapannya itu bergidik ketakutan.
"M-maaf tapi bisakah kakak membantuku mencari lilin.. Di dalam sangat gelap, aku tidak yakin akan menemukannya sendiri dan ponselku juga mati" Terang pinta Sarah membuat Lay menarik nafas kasar
Lay pun mengiyakannya, mengikuti Sarah yang melangkah memasuki rumah. Mereka pergi ke dapur untuk mencarinya dengan Sarah yang terus menggandeng lengan Lay.
"Kak, ponsel kakak dimana? " Tanya Sarah
"Ehm bukan apa-apa cuman kita bisa menggunakan ponselmu untuk penerangan" jelas Sarah
"Aku meninggalkannya di rumah" Jawab Lay membuat Sarah menghela nafas
"Ini benar-benar mencekam.. Sudah hujan lebat, petir, kilat, sekarang malah menggandeng robot vampir lagi" Gumam pelan Sarah yang didengar Lay
"Kalau masih menggerutu aku tinggalkan kamu" Kata Lay mengancamnya
"Ehm jangan.. Jangan.. Iya maaf" Ucap Sarah mempererat genggaman tangannya.
"Sepertinya tidak ada lilin di rumahmu" Ucap Lay setelah beberapa menit mereka mencari di setiap ruangan di rumah Sarah
"Iya kakak benar" Sahut Sarah
Sarah yang tersadar jika dirinya hanya berbalut handuk mulai melepaskan lengan Lay dengan kasar, sontak membuat Lay menatapnya.
"Jangan lihat" Ucap Sarah menutupi mata Lay dengan tangannya
"Aku sudah melihatmu seperti itu dari tadi" ucap Lay membuat Sarah menutup matanya erat karena malu
"Dia kan punya adik perempuan, buat apa aku bersikap seperti ini" batin Sarah yang kemudian ia mendehum dan mencoba bersikap biasa dihadapan Lay
"Ehm.. kak, mau mengantarku ke kamar gak? Eh, jangan salah paham! Aku hanya ingin berganti pakaian, tapi aku takut berjalan ke kamar sendiri" Pinta Sarah didehum iyakan oleh Lay
Sarah pergi ke kamarnya dan diikuti oleh Lay. Sarah meminta Lay untuk masuk ke kamar bersamanya.
Setelah memilih baju yang akan dikenakannya, ia kemudian memohon pada Lay untuk masuk ke dalam lemari saat dirinya mengenakan pakaian. Lay yang tadinya menolak pun pada akhirnya mengiyakan permintaan Sarah.
"Sudah belum?" Tanya Lay yang mulai sesak di dalam lemari
"Belum.. Belum.. Sebentar ini bajunya susah sekali" Jawab Sarah sembari berusaha mengenakan bajunya
"Aduh ini bajunya kenapa susah sekali sih.. kenapa harus disaat segenting ini" gumam Sarah
Lay yang tidak tahan dengan sesaknya lemari membuka kedua pintu lemari, sontak Sarah yang ada di balik pintu lemari terjatuh dipangkuan Lay dan membuat kepalanya terbentur.
"Auw" Keluh Sarah, reflek Lay mengusap-usap kepala Sarah
Mereka pun saling bertatapan selama beberapa detik hingga Sarah menyadari bahwa dirinya tengah dipangkuan Lay dengan tubuh setengah telanjang hanya mengenakan pakaian dalamnya dan baju sebelah tangan.
Sarah pun meringkuk dipelukan Lay menutup mata Lay dengan tangannya. Namun Lay melepaskan tangan Sarah yang menutupi matanya.
Lay menggenggam tangan tersebut menatap kedua mata Sarah. Perlahan Lay mendekatkan bibirnya dan bibir Sarah hingga kedua bibir mereka menempel.
Sarah membelalakan mata terkejut dengan yang sedang terjadi. Namun ia kemudian terbawa suasana dan menutup matanya.
Lay pun terseringai kemenangan, tak menunggu lama ia menarik tengkuk Sarah untuk memperdalam ciuman mereka.
Lay mengulum bibir Sarah atas-bawah bergantian. Lidahnya pun menerobos masuk ke dalam mulut Sarah menjelajahi rongga mulut Sarah dan kedua lidah mereka saling bergulat di dalamnya.
Tak cukup dengan ciuman ganasnya, Lay juga memainkan tangannya dengan memberikan sentuhan mematikan di setiap titik sensitif tubuh Sarah.
Ciuman Lay kini mulai menjalar ke lehernya dan meninggalkan beberapa kissmark disana.
"Please.. Please.. Stop" Mohon Sarah yang masih mendongak menutup mata
"Shhh... Ahhh.. Hhh"
Sarah terus memohon untuk Lay berhenti, Namun Lay tidak menghiraukannya. Ia terus membabi buta tubuh Sarah memberikan kenikmatan pada Sarah dengan setiap sentuhannya.
"Ashh.. Hhh" Sarah terus mendesah saat Lay menjilat telinganya
"Please.. Please stop.. Ahhh" pinta Sarah kembali
"Kenapa harus?" Sergah Lay yang masih tidak menghentikan aksinya
"A.. Aku belum pernah sejauh ini" jawab Sarah menghentikan Lay
"Good.. Aku akan mengajarkan padamu" Sahut Lay menggendong Sarah secara bridal membaringkan tubuh Sarah di ranjang
Lay melepaskan baju yang baru Sarah kenakan sebelah tangan. Ia mengikat tangan Sarah dengan baju tersebut. Ia lalu melepaskan pengait bra Sarah dan menaikkannya.
"K.. kak" Sarah menggeleng mengerutkan dahi
"Nikmati saja sayang" Ucap Lay yang tak mau berhenti
Lay menurunkan celana dalam Sarah mengusap dan menekan milik Sarah membuatnya mengerang frustasi. Lay memainkan jari tengahnya pada titik kenikmatan Sarah, sontak membuat wanita itu memiringkan pinggulnya dan mencoba merapatkan pahanya namun ditahan oleh Lay.
"Stop.. Stop" Sarah terus memohon pada Lay
"Ahhh.. Hhh" Sarah mengigit bibir bawahnya begitu Lay menelusupkan jari tengah ke dalam miliknya dengan perlahan dan beberapa detik kemudian membobol dinding pertahanannya.
Lay membiarkan jarinya bergeming disana untuk membuat Sarah terbiasa dan kemudian ia menggerakkan jarinya perlahan keluar-masuk.
Sarah yang sedari tadi memohon untuk dilepaskan pun kini mulai pasrah menikmati perlakuan Lay yang membuatnya kenikmatan.
Lay terus memainkan jari-jarinya hingga merasakan tubuh Sarah bergetar hebat menunjukkan orgasmenya.
Lay terseringai puas, ia kemudian menghentikan aksinya dan segera berdiri dari posisinya.
Lay menatap Sarah yang masih terbaring lemas dengan hembusan nafas beratnya.
"Bersihkan tubuhmu dan segera kenakan pakaianmu. Aku akan menunggu diluar" Ujar Lay sontak Sarah bangun dan menarik lengan Lay
"Please tunggu aku disini.. Aku akan mengenakan pakaian ku di kamar mandi saja" Pinta Sarah di anggukan Lay
Sarah memunguti pakaiannya dan berlari memasuki kamar mandi.
Sarah menutup pintu kamar mandi dan bersandar dibaliknya dengan nafas terengah-engah.
"Perasaan apa tadi yang membuatku tidak bisa menolak perlakuannya. Kenapa aku tidak membencinya?" Gumam Sarah
Sarah membuka jendela kamar mandi untuk memberinya penerangan serta udara segar. Ia segera membersihkan diri dan mengenakan pakaian lengkapnya.
Dengan berat Sarah menelan salivanya. ia perlahan membuka pintu kamar mandi lalu berjalan keluar menemui Lay.
"Kamu sudah selesai" Tanya Lay di anggukan Sarah
"Apa kakak sibuk?" Tanya Sarah
"Tidak.. Kenapa?" Lay bertanya balik
"Apa kakak mau menemaniku sampai lampunya menyala?" Tanya Sarah diiyakan Lay
"Tidurlah di ranjang.. Aku akan menunggu disampingmu" Ujar Lay mendapat tatapan ragu dari Sarah
"Tenang saja aku tidak akan menyentuhmu.. Aku akan pergi setelah kamu tertidur" Lanjut Lay dianggukan Sarah