Prolog

610 Words
Prolog “When life gives you lemons, squirt someone in the eye.” “When life gives you lemons, chunk it right back.” Dan masih banyak kutipan tentang lemon kalau kamu rajin buka mbah google. Tapi, apa ada yang sudah pernah kamu dengar sebelumnya? Aku sih baru pertama kali dengar dua kutipan itu dari seseorang yang mengucapkannya saat tanpa sengaja dia mengucapkan nama panggilan sayang dari My Bestie’s. Dalam perjalanan kami setelah makan malam, menuju rumahku. Yep, Lemon. Bernama LEtisha MONa suNYOto, membuatku kerap dipanggil Lemon Kenyot. Kadang kalau lagi Afgan (baca, sadis – red), Gadis malah memanggilku Kenyot saja. Emangnya aku pasta keju apah, dikenyot. Bukan cuma nama, hidupku pun nggak jauh dari cita rasa asam buah lemon. Alias, banyak banget ujiannya, Sob! Ada aja masalah yang bikin berjengit kaget dan merem melek. Ekh, apaan sih kok merem melek? Ya maksudnya mengejutkan dan tak terduga aja gitu. Contoh saja, sejak lulus kuliah aku bukan hanya resmi menyandang gelar Sarjana Ekonomi, tapi juga gelar jomblo abadi. Perkara, diputusin mantan saat sedang skripshit. Bayangkan Saudara – Saudara, di tengah terpaan badai skripshit alih – alih mendapat support dari my love - my everything saat itu, malah aing diputusin. Alasannya karena dia ingin serius mengerjakan skripsinya juga. Lha, emang dikata hubungan kami salah satu tembok besar untuk materi skripsi yang sedang dia kerjakan? Memang dasar Buaya Rawa Kemanggisan si Diaz! Sebulan putus dariku, aku lihat dia sudah pacaran lagi sama Tika si rambut lurus terblow sempurna. Ngomong aja bosan sama mie keriting, mau coba variasi baru. Bihun rasa charcoal gitu. Pake alasan skripsi. Huh! Setelah itu, hampir lima tahun sudah status percintaanku stagnan. Ibaratnya, kalau status percintaanku itu saham, sudah pasti dijual sama pemiliknya karena saking nggak ada progress sama sekali dalam hidup. Jangan coba saranin aku pakai aplikasi dating deh. Segala macam sudah kucoba, sebut saja ; Tinder, Bumble, Badoo, Beetalk, Match, Wechat, OkCupid sampai ngobrol random kayak Omegle dan Ome TV semua sudah pernah aku lakukan. Tapi, boro – boro dapat cerita indah kayak orang – orang. Paling bagus nggak ditawarin asuransi atau trading saja, aku sudah syukur alhamdulillah. Apalagi, sering juga apes dapat mas – mas g****k m***m yang langsung nanya open BO atau ONS. Najis, najis! Emang kita cewek apakabar? Eh apaan! Hiiyyy, bikin merinding disko kalau ingat pernah dikirim pap burung kejepit resleting. Huweeek! Kayak bagus saja, pake dipamer – pamer. Ewwhh. Sekalinya dapat yang bisa ngobrol asyik, ujung – ujungnya cuma wasting time. Kupikir bakalan bisa have fun, tapi ternyata hanya berakhir ‘If we have each other, it should be fun’. Karena entah mereka balikkan sama mantannya, atau memang cuma cari teman ngobrol saja dan kebetulan nyambung sama aku. Ada lagi yang beralasan, nggak suka cewek rambut keriting atau badan ceking kayak tiang listrik. Body swimming emang! Jadi cewek di Indonesia memang serba salah kayak Raisa. Gendut, dibilang nggak mau olahraga. Kurus dikatain kurang gizi. Susah memang kalau lahir sudah dijulitin tetangga, sampai gede bawaannya julit ke orang lain juga. Pfftt. Terus, tiba – tiba kost-an mamahku kedatangan anak kost baru dari Palembang bernama Gavin. Yaa Allah itu orang. Sudah mah tinggi, badan cukup berisi, kulit putih bersih, rambut lurus ala Boyband, kalau senyum, manis banget pula. Auto jadi gebetan perawan mama Teti kan jadinya. Tapi sayang seribu sayang, Gavin ternyata punya pacar. Ah elah, kalau begini ceritanya, lama deh kasih mamah Teti menantu kesayangan beriman, tampan dan mapan. Begini lah cerita hidupku, Sahabat. Asam garam kehidupan saja sih lewat, ini ditambah peresan jeruk lemon tanpa madu. Menghempas lemak – lemak jahat dan circle yang hanya bisa diajak senang – senang, giliran kita susah mereka auto hilang ingatan. •••
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD