Bab 9. Menghukum Hellen

1050 Words
"Callista! Tolong selamatkan aku, aku tidak mau di sini. Bebaskan aku dari sini," ucap Hellen memohon. "Bagaimana kamu bisa di sini? Pasti kalian yang mengurungnya, kan? Cepat bebaskan temanku, apa kesalahannya sampai dikurung di tempat seperti ini?" tanya Callista memastikan. "Cepat katakan dengan jujur apa yang sudah kamu lakukan pada gadis ini, jika tidak mau jujur maka aku tidak akan membebaskanmu." Maxime mencoba memancing Hellen agar mau bicara jujur. "Memangnya a-apa yang sudah aku lakukan?" tanya Hellen berpura-pura. "Baiklah kalau kamu tidak mau jujur, maka bersiaplah membusuk di tempat ini. Aku paling tidak suka pada pembohong!" "Hellen, turuti kata-katanya. Cepat katakan apa yang sebenarnya terjadi, apa benar kamu sudah menjualku dan memberikan obat tidur padaku?" tanya Callista memastikan. "Emh, aku ... aku ...." "Bicara yang jelas!" sentak Maxime setelah memukul jeruji penjara itu. "Iya, aku melakukan itu. Maafkan aku, Call. Aku hanya ingin melampiaskan rasa benciku padamu, kamu yang selalu lebih unggul dariku. Aku iri dengan apa yang kamu miliki, termasuk Edward kekasihmu. Aku sudah lama menyukai dia tapi dia malah memilihmu menjadi kekasihnya," jelas Hellen akhirnya membuat Callista ternganga tidak percaya. "Tega banget kamu, Hellen. Aku tidak menyangka kamu akan melakukan itu, apa yang membuatmu iri akan kehidupanku. Aku tidak seberuntung kamu yang bisa hidup bebas sendiri, aku harus berbakti pada keluarga angkatku. Aku tidak bisa lepas dari mereka karena hal yang di sebut balas budi, setiap hari aku mendapatkan makian dari mereka. Sedangkan Edward dia selalu berselingkuh dariku, lalu apa yang membuatmu iri?" tanya Callista setelah meluapkan semuanya. Hellen terdiam menundukkan kepalanya, hanya kata maaf berulang kali keluar dari bibir. Dia sangat takut jika Callista malah marah dan membuatnya terus mendekam di penjara itu. Dia berharap Callista masih memiliki hati nurani, dengan tidak membiarkannya berada di penjara bawah tanah itu. "Sudah, percuma saja kamu dengarkan permintaan maafnya. Dia tidak tulus Mela itu, dia hanya ketakutan makanya minta maaf padamu. Ayo kita kembali ke atas!" ajak Maxime membuat Hellen semakin panik. "Tidak! Sumpah, aku bersungguh-sungguh meminta maaf. Aku janji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi, tolong bebaskan aku dari sini. Calli, tolong aku!" Hellen sangat ketakutan, dia menangkupkan kedua telapak tangannya agar Callista mau memaafkannya. Lalu kemudian dia berlutut meminta Maaf, melihat hal itu hati Callista merasa tidak tega. Apa lagi jika mengingat hubungan mereka selama ini, meskipun akhirnya dia tahu jika semua itu palsu dia tetap merasa iba pada Hellen. "Tolong lepaskan temanku, aku akan menuruti keinginanmu. Mungkin dia hanya tidak sadar melakukan semuanya, seperti yang dia katakan kalau semua itu hanya karena dia merasa iri padaku. Meskipun sebenarnya tidak ada yang patut dia irikan dariku," ucap Callista akhirnya memohon pada Maxime. "Artinya kamu mau menerima permintaanku untuk menjadi wanitaku?" "Iya, aku mau." Callista terdengar pasrah dengan apa yang diinginkan Maxime meskipun sebenarnya dia merasa berat. "Baiklah, tapi ada beberapa syarat yang kamu harus patuhi. Jika kamu mau menerima syarat itu, aku akan melepaskan dia. Salah satunya, kamu tidak boleh bertemu dia lagi. Kamu juga tidak boleh pergi kemanapun tanpa seijinku, aku bebas melakukan apapun selama kamu berada di sini. Pokoknya jangan pernah membantahku," jelas Maxime apa yang diinginkannya. Callista terdiam sesaat sebelum menjawab, "Baiklah aku akan turuti apa pun kemauanmu," ujar Callista akhirnya. "Baiklah, ayo ikut denganku! Biar anak buahku yang mengurusnya," jawab Maxime dan hanya di jawab anggukan oleh Callista. Mendengar Callista yang memohon untuknya dan bahkan bersedia menuruti kemauan pria itu, Hellen merasa bersalah untuk saat itu. Dia meminta maaf kembali pada Callista sebelum Callista pergi dari tempat itu, Callista hanya tersenyum miris sambil menoleh sekilas. Setelah Callista dan Maxime pergi, Hellen pikir dia akan langsung dilepas. Tapi rupanya tidak semudah itu, Lois menyuruh rekannya mengeluarkan Hellen dan membawanya ke ruang hukuman. Di sana terdapat tonggak kayu untuk mengikat orang, Hellen memberontak saat tangannya diikat. "Diam! Atau kamu tidak akan pernah keluar dari sini, kamu pikir dengan meminta maaf dan mendapatkan ijin keluar dari sini karena permohonan Nona Callista kamu bisa langsung bebas? Jangan Mimpi!" tukas Lois membuat Hellen berhenti berontak. "Aku tahu kalau aku bersalah, tapi aku sudah meminta maaf lalu kenapa kalian mengikatku di sini? Untuk apa kalian melakukan itu?" tanya Hellen dengan tatapan menghiba. "Kamu pantas mendapatkan hukuman sebelum dibebaskan, bahkan jika yang kamu lakukan dilaporkan ke polisi kamu juga tetap akan di hukum. Jadi terima saja hukuman dari kami," sahut Lois. "Akhh! Aku tidak mau di hukum, aku ... aku tidak tahan sakit, Tuan. Jadi tolong lepaskan aku, aku janji tidak akan mengganggu Calli lagi. Aku juga tidak akan melapor ke polisi tentang kejadian hari ini, jadi tolong bebaskan aku." Lois memberi kode pada rekannya yang baru saja selesai mengikat Hellen, sementara itu Lois beranjak ke salah satu kursi lalu duduk si sana sambil menyilangkan kakinya. Anggota Red Wolves yang mendapatkan kode dari Lois, langsung mengambil cambuk yang terpajang di dinding ruangan itu. Barulah setelah itu, dia menghampiri Hellen yang menjerit-jerit ketakutan. Seolah tidak perduli dengan teriakkan Hellen, cambuk melayang lalu menyentuh tubuh mulus Hellen yang berbalut gaun mini itu. Model gaun yang terbuka di bagian belakang membuat luka di tubuh Hellen akibat cambukan terlihat jelas. Darah mengalir perlahan dari bekas goresan cambuk, tidak adanya penghalang membuat lukanya semakin parah. Bukan hanya sekali, sepertinya sudah mereka tentukan sehingga sepuluh kali cambukan melayang di punggung Hellen. Membuat gadis itu terkulai lemas, bahkan tidak punya kekuatan lagi untuk berteriak. "Bagaimana? Apa kamu akan menepati ucapanmu untuk tidak mengusik Nona Callista lagi?" tanya Lois mendekati setelah sepuluh cambukan selesai. Hellen hanya bisa mengangguk, Lois memberikan kode agar rekannya melepaskan ikatan tangan Hellen. Hampir saja Hellen terjatuh ke lantai, jika tidak langsung di tangkap anggota Red Wolves. Lois mengambil jas yang tadi di lepaskannya di kursi, dia menutupi punggung Hellen dengan jasnya. Lalu menelpon seseorang sambil berjalan keluar diikuti rekannya yang membawa Hellen. Setibanya mereka keluar dari ruangan bawah tanah, sebuah mobil sudah menunggu mereka. Lois langsung meminta rekannya mengantarkan Hellen kembali ke apartemennya, dia sendiri kembali ke dalam markas setelah mobil mulai melaju. "Aku ingin melihat apakah kalian benar-benar melepaskan temanku," ujar Callista saat Maxime membawanya ke sebuah ruangan yang sepertinnya ruang kerjanya. "Kenapa? Kamu tidak percaya padaku? Aku bukan orang yang tidak menepati ucapanku, nanti setelah dia sampai di rumah kamu bisa menelponnya sebentar. Ingat hanya sebentar, bahkan kamu tidak boleh bebas bermain ponsel tanpa seijinku." "Hah? Untuk bermain ponsel saja aku dibatasi, apa aku ini tahanan di sini?" tanya Callista kesal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD