Belum selesai

1188 Words

048 Belum Selesai Hans pergi meninggalkan Halvir dan Anindira yang masih larut dalam haru biru. Dia turun menemui Gavriel lalu memeriksa kondisinya. ''Huh!'' seru Hans dengan ekspresi sombong, ''Kau beruntung, suara Anindira menyelamatkanmu.'' ''Kau beruntung,'' ujar Axel sambil menepuk lembut kepala Gavriel, ''Kepalamu masih mantap di posisinya...'' ujar Axel melanjutkan sambil menyeringai. ''Hmh...'' jawab Gavriel singkat dengan senyum pahit tersemat di bibirnya. Dia menyandarkan tubuhnya di pohon, mendongakkan kepala, menenangkan diri dari setitik air mata yang menggantung di ujung matanya. Gavriel tahu jika Halvir menahan diri. Sejak awal itu hanya sebuah peringatan dari Halvir untuknya. Halvir tidak pernah berniat membunuhnya. Dia tahu itu dengan sangat jelas. Gavriel senang wal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD