"Mas, enak iki rumahnya." Ahmad terkekeh. Ya rumah yang sangat luas, tapi yang tinggal tak banyak. Hanya beberapa saja. Yang membuat adem tentunya pepohonan. Banyak pepohonan buah-buahan. Itu makin membuat betah tinggal di sini. Apa-apa serba ada. "Rumah ini jarang ditinggali. Ibu lebih suka yang lebih sederhana." Tapi ini juga sederhana, mas." "Sederhana dari mana, Ga? Iki rumah ala keraton yo muahal biaya bangunnya!" Angga dimarahi Warno. Ahmad hanya tertawa saja. Ya rumahnya memang tampak sederhana. Tapi kalau dijual, rumah ini bisa dijual seharga hampir 1 triliun. Hahahaha. Gimana gak ngeri tuh harga? "Mas!" Salwa memanggil. Karena ia tak tahu kamarnya Ahmad. "Loh ndak sama yang lain?" "Mama yang nyuruh." Haah. Ia terkekeh. Ia ambil alih tuh tasnya kemudian mengajaknya ke k