Mata itu sebenarnya nanar menatap Runa. Runa ya agak menghindari tatapannya. Ia juga tak tahu kalau akhirnya akan seperti ini. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin ia bicarakan, tapi terlalu banyak orang di sekitar Runa. Ya kan Runa diikuti sekretarisnya, asisten yang ditugaskan Juna, ditambah dua pengawal. Ya namanya juga suami yang maunya begitu, ia bisa apa sih?
"Boleh bicara berdua sama kamu?"
Tentu saja pertanyaan itu sulit dijawab oleh Runa. Statusnya sudah berbeda. Ia harus jaga wibawa suaminya dong. Ya mau ia suka atau tidak pada Juna ya tetap harus manut.
"Mau ngomong apa?"
"Banyak hal. Soal kamu tiba-tiba menghilang."
Lalu menikah dengan lelaki lain bukan? Tanpa angin dan kabar apapun. Runa menarik nafas dalam. Entah kenapa, ia ingin menangis melihat mata yang memerah itu. T
