Diana berpikir keras. Mana dua pengawal yang bertugas di rumahnya sedang tak ada. Ya kalau ia bekerja, keduanya memang ia suruh pulang. Ia suruh rehat. Masalahnya, operasi yang ia lakukan hari ini kan selesai lebih cepat. Ia harus ke mana? Mall? Wah tempat umum lainnya tak kalah berbahayanya. Pulang ke rumah dalam keadaan sepi begitu juga berbahaya. Kos teman-temannya juga gak mungkin. Mereka masih bekerja. Lantas ia harus bagaimana heh? Mendadak terpikir kunci apartemen Aidan. Ia berjudi dengan nasib hari ini. Karena tak ada tempat yang bisa ia tuju. Ya hanya satu-satunya tempat ini tentu saja. Ia menganbil resikonya. "Pak saya turun di depan. Tapi bapak tetap nyetir ke rumah saya ya? Saya tetap bayar kok!" "Siap, mbak!" Ya sekali si penumpang yang mengajak kompromi, tak ada salahny