Bab 23

2774 Words
Mesya mengemas semua barang yang sekiranya akan diperlukan dalam perjalanan. Ada makanan ringan dan beberapa kue basah yang dia bawa. Air secukupnya dan tentu saja beberapa oleh-oleh yang harus dibawa Mesya untuk keluarganya yang ada di desa. Untung saja, tadi malam Mesya sempat pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli banyak baju baru yang akan dia berikan ke keluarganya yang ada di desa. Mesya sudah lama tidak pulang. Sangat tidak pantas jika saat dia kembali, keluarga menyambutnya dengan sangat baik tapi Mesya tidak membawa satupun hadiah untuk mereka. Untunglah, Mesya masih memiliki waktu untuk berbelanja padahal mereka merencanakan perjalanan ini dengan sangat singkat. Mesya tersenyum ketika melihat Dira yang berjalan keluar dari kamar sambil membawa beberapa tas berisi pakaian yang akan dia kenakan selama di desa. Wanita itu terlihat baik-baik saja. Tatapannya juga wajar, tidak seperti orang ketakutan atau semacamnya. Mesya bersyukur melihat itu semua. Jujur saja, melihat tingkah laku kakaknya yang sedikit aneh, Mesya benar-benar merasa ketakutan. Seperti ada hal menyeramkan yang terus mengganggu pikirannya. Ya, setidaknya Dira sedang sangat baik-baik saja saat ini. “Mbak Dira cuma bawa barang itu aja?” Tanya Mesya. Dulu, saat akan bepergian seperti ini, Dira bisa membawa seluruh pakaian yang ada di lemarinya. Mesya masih sangat ingat kenangan saat mereka masih kecil. Padahal, saat itu mereka hanya akan pergi ke desa sebelah, ke rumah nenek dan kakek Mesya. Tapi saat itu Dira bisa membuat kendaraan mereka merasa keberatan muatan karena banyaknya barang bawaan yang wanita itu bawa. Jika di ingat-ingat, Mesya sangat rindu bertengkar dengan kakaknya hanya karena masalah kecil. Sekarang mereka sudah tumbuh dewasa, ada banyak masalah serius yang jauh lebih penting dari pertengkaran mereka. “Iya, ini aja” Dira menjawab sambil tersenyum. Mesya menganggukkan kepalanya. Sekarang mereka tinggal menunggu Adrel yang sedang sarapan karena pria itu nanti yang akan menyetir selama berjam-jam. Kalau Mesya dan Dira, mereka bisa makan saat di jalan. Mesya sudah menyiapkan bekal untuk mereka berdua agar tidak perlu makan di rumah. Mesya sengaja meminta berangkat pagi-pagi agar jalan tidak terlalu ramai. Jujur saja, selama lima tahun tinggal di kota, Mesya masih belum terbiasa dengan jalanan yang sering macet. “Udah siap semuanya?” Adrel yang baru keluar dari rumah segera bertanya ketika melihat Mesya dan Dira yang sudah berdiri di dekat mobil. “Udah, kita tinggal berangkat aja” Mesya menjawab sambil berjalan menghampiri suaminya. Memeluknya sekilas karena dia baru ingat, sejak mereka bangun tadi pagi, Mesya sama sekali belum memeluk suaminya. Lalu, semuanya berjalan dengan sangat baik. Mesya dan Adrel yang duduk di depan bersama dengan Dira yang tampaknya juga menikmati perjalanan mereka. Adrel ada tipe orang yang tidak bisa berkendara tanpa mendengarkan musik. Pria itu sangat suka bernyanyi, dan yaa.. suara Adrel memang sangat merdu. Mesya selalu suka ketika melihat suaminya berusaha menggapai nada-nada tinggi dalam setiap lagi yang mereka nyanyikan. Adrel tampak sangat menggemaskan dengan ekspresi yang tidak dibuat-buat. Bagi Mesya, Adrel adalah pria yang sangat sempurna. Tidak pernah barang satu kalipun Mesya merasa bosan dengan suaminya. Mereka selalu menemukan sesuatu yang baru kembali saling jatuh cinta satu sama lain. Rasanya, Mesya memang menemukan orang yang tepat untuk menghabiskan masa tuanya. Bersama dengan Adrel, semuanya terasa benar. Sama seperti yang pernah dijanjikan oleh pria itu.. Beberapa menit berlalu, Adrel kembali memutar satu lagu lama yang masih sering mereka nyanyikan ketika bersama. Satu lagu yang membuat Mesya kembali mengingat kenangan mereka di masa lalu.. 2 tahun lalu.. Mesya sedang berjalan mondar-mandir di dalam toilet. Menunggu sebuah hasil yang selalu saja membuat jantungnya berdetak kencang karena merasa khawatir. Kata orang, wanita akan menjadi seorang wanita sejati ketika dia sudah hamil dan melahirkan. Sunguh, sejak menikah dengan Adrel, Mesya selalu menunggu saat ini. saat dimana periode datang bulannya terlambat, satu hal yang langsung membuat Mesya memikirkan satu kesimpulan yang mungkin saja terjadi. Harapan terbesarnya untuk pernikahannya dengan Adrel yang tahun ini sudah akan menginjak usia tiga tahun. Selama tiga tahun hidup dengan Adrel, Mesya sangat ingin, sangat ingin kehidupan rumah tangga mereka semakin lengkap dengan adanya tawa anak kecil yang akan berlarian dari pangkuan Mesya menuju pintu rumah saat Adrel pulang bekerja. Sungguh, Mesya selalu menunggu saat itu. Lalu sekarang, dihadapkan dengan saat seperti ini, Mesya mulai merasakan jika kakinya mulai lemas. Mesya melihat jam dinding yang ada di di toilet, sepertinya sudah waktunya. Kali ini, sambil menutup matanya untuk berdoa, berharap keajaiban dari Tuhan, Mesya mengangkat sebuah benda kecil yang akan menjadi penentu keadaanya. Tangan Mesya sampai bergetar karena merasa ketakutan. Lalu.. Satu lagi hasil mengecewakan yang pastinya akan membuat Mesya menangis sepanjang hari. membuatnya tidak mau melakukan apapun karena lagi-lagi, dia dikecewakan oleh harapan yang pupus begitu saja. Memangnya, apa yang salah dengan Mesya yang ingin memiliki anak di usia pernikahannya yang sudah semakin bertambah? Kenyataan ini kembali menghantam Mesya, membuat Mesya merasa sangat sedih karena setelah sekian lama menunggu, harapannya kembali digagalkan. Tidak ada kehamilan.. Mesya berharap pada hal yang tidak ada. Lalu, sekarang bagaimana cara Mesya menghadapi ini semua tanpa menangis? Jika matanya sampai terlihat merah, Adrel pasti akan curiga. Mesya mengusap air matanya yang mengalir begitu saja, beberapa saat kemudian Mesya membereskan kekacauan yang ada di meja toilet. Adrel tidak boleh tahu kalau Mesya baru saja melakukan tes kehamilan entah untuk yang ke berapa kali. Tidak masalah, semua ini hanya akan membuat Mesya merasa sedih selama beberapa saat, lalu kemudian, dengan cinta dan kasih sayang dari Adrel yang terasa sangat menyenangkan, Mesya akan kembali baik-baik saja. Beberapa saat berlalu, Mesya mendengar suara pintu yang di ketuk, juga Adrel yang tampaknya terdengar sangat khawatir ketika mendapati pintu toilet tertutup tanpa mendengar satupun suara Mesya. Mesya mengusap air matanya, Adrel tidak boleh tahu apa yang terjadi. Sebagai seorang suami, Adrel juga pasti sangat ingin segera memiliki anak. Tapi jika Mesya terus-menerus menangis ketika mendapati dirinya tidak kunjung hamil, semua itu malah membuat Adrel jadi terbeban. Tidak, setelah semua yang diberikan oleh Adrel, Mesya tidak seharusnya membebani suaminya itu. “Sya? Kamu masih di dalem?” Tanya Adrel sambil mengetuk pintu toilet. Mesya menyalakann air, membasuh wajahnya sekilas untuk memperbaiki penampilannya. Jangan, jangan sampai Adrel curiga dengan keadaanya. “Iya, sebentar, Adrel..” Beberapa saat kemudian Mesya membuka pintu kamar mandi, dilihatnya Adrel yang sedang berdiri dengan cemas. Sama seperti saat Mesya keluar dari toilet setelah melakukan cek kehamilan, kali ini Adrel juga menatapnya dengan tatapan yang sama. Padahal, Mesya jelas tidak memberi tahu Adrel jika dia sedang cek kehamilan. Mesya tersenyum, berusaha untuk membuat keadaan jadi lebih baik karena jujur saja, melihat Adrel menatapnya seperti ini, Mesya tidak bisa lagi menahan laju air matanya. Adrel layaknya rumah yang selalu bisa membuat Mesya pulang ketika dia mendapat masalah di luar sana. Adrel adalah pelukan nyaman yang akan menjaga Mesya agar wanita itu tidak terjatuh, tidak menyerah pada satu masalah yang sampai saat ini belum mendapatkan penyelesaian. Ada banyak hal yang sedang berkecamuk di kepala Mesya, mengenai dirinya yang tidak segera diizinkan mengandung padahal sudah banyak persiapan dan juga usaha yang Mesya lakukan. Kenapa? Kenapa ini semua harus terjadi padanya? Seorang wanita yang sudah menikah, yang sudah menyiapkan segalanya agar bisa segera memiliki anak. Tapi, bagaimana mungkin Tuhan seakan terus menguji Mesya dengan masalah ini? Di luar sana, ada banyak sekali anak remaja yang masih belum mengerti apapun mengenai kehidupan. Mereka tidak tahu akibat apa saja yang bisa mereka dapatkan dari perbuatan mereka. Mereka melakukan kesenangan yang belum saatnya mereka dapatkan, lalu setelah mendapatkan ganjaran, dengan mudahnya mereka menggugurkan kandungan padahal.. di luar sana ada banyak sekali wanita yang terus menangis di dalam doanya sepanjang malam untuk segera mendapat keturunan. Kadang, ini semua terasa sangat tidak adil. Mereka tidak ingin memiliki anak, tapi Tuhan memberikan pada mereka. Kenapa Mesya yang sudah sangat berharap, Tuhan tidak segera memberikan padanya? Mesya berjalan mendekati Adrel yang merentangkan tangannya untuk memeluk tubuhnya. Ya, hanya pelukan itu yang bisa membuat Mesya kembali tenang setelah adanya kesesakan di hatinya. “Adrel..” Mesya tidak bisa lagi menahan rasa sakit dihatinya. Kembali, dia kembali ke pelukan Adrel. Memeluk pria yang akan selalu menjaganya agar Mesya tidak terpuruk ke dalam kesedihan. Mesya kembali menangis, meluapkan kekecewaannya pada keadaan yang sedang menimpa mereka. Sudah berkali-kali Mesya datang ke dokter kandung bersama dengan Adrel. Merasa ada yang salah dengan diri mereka karena tidak juga diberi momongan padahal mereka sudah menikah selama bertahun-tahun. Kata dokter, tidak ada yang salah dengan mereka. Semuanya normal sehingga tidak ada yang pelru dikhawatirkan. Tapi, kalau memang benar begitu, kenapa sampai saat ini Mesya tidak juga diberi kehamilan? Bagi seorang wanita yang sudah lama menikah, anak adalah hal yang paling ditunggu. Apalagi setiap hari Mesya selalu sendirian di rumah, dia memiliki banyak waktu luang yang pada akhirnya membuatnya semakin bersedih karena keadaannya sendiri. Sungguh, Mesya tidak menginginkan sesuatu yang terlalu besar. Dia hanya ingin hamil dan memiliki anak. Jika orang lain bisa mendapatkannya dengan mudah, kenapa Mesya harus kesulitan seperti ini? “Kamu apa lagi, Sya?” Adrel memeluk Mesya, mengusap punggung Mesya dengan lembut. Semua sentuhan Adrel malah semakin membuat tangisan Mesya jadi semakin keras. Dia tidak sanggup menahan kepedihan hatinya karena semua ini. Mesya merasa jika napasnya mulai sesak karena air mata. Segala hal yang selama ini dia takutkan, Mesya merasa semua itu mengikat dadanya. Membuat napasnya sangat sulit untuk ditarik. “Kenapa? Kenapa aku nggak hamil, Adrel?” Dalam tangisnya Mesya kembali bertanya satu pertanyaan yang tentu saja tidak bisa dijawab oleh siapapun. Dokter spesialis kandungan juga sudah mengatakan jika Adrel dan Mesya adalah pasangan sehat yang seharusnya bisa segera memiliki anak. Tapi, hingga bertahun-tahun berlalu, Mesya tidak kunjung hamil. Semua itu membuat Mesya merasa sangat frustasi. “Nggak pa-pa. Tuhan memang belum ingin kasih ke kita” Sama.. sama seperti biasanya, hanya kalimat itu yang akan dikatakan oleh Adrel untuk membuat dirinya merasa baik-baik saja. Lalu, sama seperti biasanya, Adrel akan membawa Mesya untuk duduk kamar. Menenangkan Mesya dengan cara yang akan selalu berhasil. Jujur saja, Mesya sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh suaminya ketika pria itu berjalan menuju lemari tempat Adrel menyimpan sebuah gitar kesayangannya. Lagi, setelah menangis di dalam pelukan Adrel, kini Mesya tersenyum. Suaminya akan selalu tahu apa yang harus dia lakukan untuk menghibur Mesya. Jujur saja, Mesya sering marah pada keadaan yang ada. Dia kecewa dengan keadaannya yang tidak kunjung di beri momongan padahal Mesya sudah mempersiapkan segalanya. Sebagai seorang istri, sekalipun suaminya sama sekali tidak menuntut, Mesya tetap saja merasa sangat tertekan. Keadaan ini membuat Mesya sering bersedih. Seharian Mesya duduk di rumah sendirian, jika saja dia memiliki anak, semuanya akan lebih baik. Mesya tidak akan merasa kesepian lagi. Tapi tampaknya Tuhan belum berkehendak. Belum ada tanda-tanda jika Mesya akan menjadi seorang ibu karena hampir setiap bulan Mesya melakukan pemeriksaan, semuanya tetap sama. Hasilnya negatif.. Sekarang, sama seperti yang biasa Adrel lakukan untuk menghibur Mesya, Adrel sedang mengalunkan sebuah gitar di lehernya. Mulai memetik senarnya dengan lembut sehingga Mesya bisa mendengar alunan nada indah yang dihasilkan oleh tangan pria itu. Padahal, bukan hanya Mesya saja yang bersedih karena keadaan ini. Adrel juga pasti demikian. Usia pria itu juga semakin bertambah setiap tahunnya, semua orang selalu mengkhawatirkan usia yang semakin tua. Jujur saja, dulu orang tua Mesya juga sudah berumur saat akhirnya Mesya lahir. Mereka bahkan menunggu hingga 20 tahun. Mesya sangat tahu jika tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh Tuhan. Tapi, jika harus menunggu selama 20 tahun tanpa kepastian, Mesya tidak akan sanggup. Mesya memang mau menunggu, tapi Mesya harap tidak akan sampai selama itu. Mesya tersenyum ketika melihat Adrel berdiri di depannya. Pria itu tampak masih sangat menawan padahal usianya tidak lagi muda. Beberapa tahun lagi wanita itu akan berusia 30 tahun. tapi lihatlah bagaimana suaminya masih terlihat seperti anak kuliahan. Tampak sangat keren dan juga seksi. Mesya selalu beruntung karena memiliki Adrel. Pria itu tidak hanya sempurna dalam fisiknya, hati dan pikirannya juga begitu. Adrel yang selalu mencinta Mesya dengan hatinya yang sempurna. Sekali lagi, dengan sangat bangga Mesya akan mengatakan jika dia adalah wanita yang sangat beruntung karena memiliki suami seperti Adrel. “Jadi, istriku yang paling cantik.. jangan sedih lagi, ya? Aku mau hibur kamu pake suaraku yang merdu ini” Mesya tertawa pelan ketika mendengarkan Adrel berbicara dengan suaranya yang percaya diri. Sebenarnya Adrel tidak membesar-besarkan kemampuannya, suara pria itu memang sangat indah. Jika saja Adrel bukan orang yang malu untuk bernyanyi di depan umum, Mesya pasti sudah memaksa agar Adrel mengikuti sebuah audisi bernyanyi yang ditayangkan di salah satu televisi swasta di Indonesia. Adrel memiliki semua yang dibutuhkan oleh penyanyi. Suara pria itu sangat merdu, dan sebagai bonusnya, Adrel juga memiliki tampang yang menarik. Bukan menarik lagi, suaminya itu sangat tampan. Sudah cocok sebenarnya jika Adrel mau menjadi seorang penyanyi yang terkenal. Suara dan juga penampilannya sangat mendukung. Sayangnya Adrel tidak pernah mau. Pertama kalinya pria itu mau bernyanyi di depan umum adalah saat dia berusaha meyakinkan Mesya yang setelah lamaran kembali merasa bimbang karena dia merasa ada yang aneh dengan hubungan dengan Adrel. Saat itu Adrel bernyanyi dengan pengeras suara yang langsung mengundang banyak tetangga Mesya untuk datang. Astaga, saat itu adalah saat yang indah. Adrel yang selalu manis dan bersikap baik itu, dia sekarang menjadi suami Mesya. Yang paling Mesya sukai adalah, sikap Adrel yang tidak pernah berubah. Sekalipun sudah menikah, Adrel tetap bersikap sangat manis pada Mesya. Tidak sama dengan beberapa lelaki di luar sana yang katanya hanya bersikap manis ketika masih pacaran. Tidak, suaminya tidak seperti itu. Setelah menikah Adrel malah semakin menunjukkan betapa cintanya pria itu kepada Mesya. Seiring berjalannya waktu, cinta yang dimiliki Adrel semakin bertambah. Semua itu membuat Mesya selalu bersyukur kepada Tuhan. Sekali ada masalah di pernikahan mereka, Adrel tidak pernah berubah. Pria itu selalu bersikap baik. Suara petikan gitar Adrel semakin terdengar merdu, Mesya tersenyum saat tahu lagu apa yang akan dinyanyikan oleh suaminya. Astaga, Adrel memang tidak akan pernah bisa berhenti bersikap manis. “Looks like we made it Look how far we’ve come my baby We mighta took the long way We knew we’d get there someday” Mesya tersenyum kembali. Lagu ini adalah salah satu lagu lama yang masih sangat sering Adrel dengarkan ketika mereka sedang berkendara. Adrel suka mendengar lagu romantis, mungkin oleh sebab itu Adrel menjadi pria yang sangat romantis. Sering kali Adrel pulang ke rumah sambil membawa kejutan untuk Mesya. Padahal, sebenarnya hari itu bukan hari yang istimewa. Tapi begitulah Adrel, hanya untuk melihat wajah terkejut dan senyuman Mesya saat dia membawa kejutan, pria itu rela melakukan apapun. Sudahlah, yang pasti Mesya adalah wanita yang sangat beruntung karena memiliki adrel sebagai suaminya. Entah apa jadinya jika dulu Mesya menolak Adrel. Dia pasti tidak akan bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari Adrel. “They said, ‘i bet they’ll never make it’ But juts look at us holding on We still together still going strong” Banyak orang yang memang meragukan hubungan Mesya dan Adrel. Sering kali, saat bertemu dengan beberapa rekan Adrel di salah satu pesta, mereka sering merendahkan Mesya yang katanya tidak pantas jika harus bersanding dengan seorang pengusaha muda yang namanya mulai naik daun. Adrel dengan segala kesuksesannya, dan Mesya yang hanya ibu rumah tangga. Banyak yang mengatakan jika rumah tangga mereka tidak akan bertahan. “You still the one that i run to The only one that i belong to You still the one i want for life (You still the one) You still the one that i love The only one i dream of You still the one i kiss good night” Lewat suaranya saja, Mesya sangat yakin jika orang-orang akan tahu betapa Adrel sangat mencintai Mesya. Jadi, kenapa mereka sering meragu? Apapun yang terjadi, bagaimanapun keadaan Mesya, Mesya sangat yakin jika Adrel akan selalu bersamanya. Dengan Adrel, Mesya bisa melakukan banyak hal yang awalnya dia kita tidak sanggup untuk dilakukan. Mesya sungguh beruntung dengan berkat ini. Adrel yang selalu bersamanya dan selalu mendukung apapun yang Mesya lakukan. Jika memang Mesya belum diizinkan Tuhan untuk mengandung, ya sudah.. kenapa Mesya malah merasa kecewa? Yang seharusnya Mesya lakukan adaalh selalu bersyukur karena dia diberi suami seperti Adrel. Seorang pria yang sangat mencintainya tidak peduli apapun yang terjadi. Sungguh, Mesya ingin bertanya. Memangnya dulu dia pernah melakukan kebaikan apa sehingga bisa mendapat suami seperti Adrel? Mesya tersenyum. Baiklah, tidak seharusnya dia memikirkan hal lain saat suaminya sedang berdiri dan bernyanyi untuknya. “Ain’t nothing better We beat the odds together I’m gladd we didn’t listen Look at what we would be missin’ They say, i bet they’ll never make it But just look at us holding on We’re still together, still going strong” Adrel yang tampan, Adrel yang baik. Ya, dia adalah suami Mesya. Manusia memang suka seperti ini. Tidak menyadari berapa Tuhan sudah sangat baik sehingga memberikan sesuatu yang sangat besar. Mesya tidak sadar jika keberuntungan yang dia dapatkan, tidak didapatkan dengan mudah oleh orang lain. Di luar sana, ada banyak wanita yang sudah memiliki anak tapi mereka tetap bersedih karena suaminya mulai selingkuh. Atau juga ada yang saat ini masih berjuang karena suaminya terus melakukan kekerasan fisik. Mesya tidak pernah merasakan itu semua. Setiap sentuhan yang diberikan oleh Adrel adalah sentuhan penuh cinta yang akan selalu dilakukan Adrel dengan lembut. Mesya juga dicintai oleh suaminya hingga berlebih-lebih. Lalu, hanya karena dia belum diberi anak, Mesya lantas merasa kecewa? Tidak, memiliki Adrel adalah hal terbaik yang pernah Mesya rasakan. Biarkan mereka tetap seperti ini selamanya. Kebahagiaan yang lain, itu hanyalah bonus yang Mesya dapatkan. Asalkan Adrel ada di sampingnya, semuanya akan tetap baik-baik saja. “You still the one that i run to The only one that i belong to You still the one i want for life (You still the one) You still the one that i love The only one i dream of You still the one i kiss good night”  vv
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD