Life is never Flat

1918 Words

Aku berjalan mendahului Kak Yo, menuju tenda masak. Ternyata, gelap euy! Aku gak baww senter pula. Ya udahlah, nunggu Kak Yo saja, pasti dia tahu di mana tempat lampunya. "Tunggu sini," katanya, kemudian mengeluarkan ponsel. Dia memakai penerangan dari ponsel itu. Yaelah. Setelah keluar tenda, dia membawa satu cangkir air panas. "Nih. Bawa ke tendamu, dan jangan keluar sampai kami panggil," katanya lagi. "Oke, makasih kak." Aku pun kembali ke tenda tanpa menyapa kakak-kakak senior tadi. Kami berjalan memutar melewati tenda cewek kedua. "Masuk, Ra," kata Kak Yo. "Nanti dulu kak, mau ngopi bentar kan tadi rencananya. Aku nggak bisa tidur," kataku. "Ya sudah, aku temani kalau gitu," katanya sambil menyeret alas tenda untuk dirinya. Akhirnya kami berdua duduk di depan tenda cewek

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD