Sena menatap tidak percaya atas apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Dia terkekeh. “Ibu sama Ayah bercanda kan? Mau minta uang segede ini tiap bulan?” “Kamu hidup juga karena kami.” “Emang Sena minta hidup selama ini? setelah apa yang Sena terima selama ini?” Ketika dirinya ingin makan saja, Sena harus menunggu orangtuanya tidur. Dan sekarang dengan mudahnya mereka meminta ganti rugi. “Kalian gak waras.” “Kamu bilang apa?” Tanya sang ayah dengan mata yang menatap tajam. “Kamu bilang apa?! Berani ya kamu bilang kayak gitu, Sena?! Kamu sekarang bisa hidup enak juga karena Ayah! Atau kamu mau keluarga Surawisesa tau kalau kamu itu anak dari wanita jalang di luar sana?!” “Fine, Sena ambil ini,” ucapnya membawa kertas di atas meja, tidak ingin membahas hal itu terlalu dalam. Lukanya sudah c