Bab 14 Danira Kusmana dan Reno Hart

1418 Words
“Bagaimana dengan keadaanmu? Apakah sandiwaramu masih berlanjut? Kamu membayar berapa rumah sakit itu kali ini?” sindir seorang pria tampan bertubuh tinggi dan langsing, berjalan masuk ke arah dapur dengan senyum licik yang menggoda. Danira Kusmana menatapnya malas, mengunyah rotinya dengan cepat sambil membaca koran yang membahas kejadian menggemparkan di acara pesta amal tadi malam. Reno Hart, kakak Danira duduk dengan gaya elegan dan mulia sambil menuang jus ke gelasnya sendiri. Dia terlihat bermartabat, anggun dan dewasa dengan hanya sebuah kemeja putih sederhana dan celana panjang hitam. Tipe pria yang memakai apa saja pasti akan terlihat keren. “Katakan, apa lagi yang sedang kamu rencanakan selanjutnya untuk mendapatkan hati pria itu? Kakak sudah memperingatimu. Kalau setelah dia menikah, keluarga kita tidak akan mendukungmu sama sekali. Lihat? Dia bahkan lebih memilih wanita itu dibandingkan dirimu, wanita yang katanya cinta pertamanya. Tapi, dia malah menikah dengan pilihan kakeknya. Apa kamu sangat senang menjadi simpanan di sisinya?” Reno tertawa mengejek dengan sangat jelas, seolah-olah mata dinginnya yang menyipit merendahkannya seperti sampah. Danira kehilangan selera makan. Roti diletakkan malas ke atas piring. Suaranya sedingin es, “Kakak, kalau kakak memang berkata sudah tidak peduli denganku, maka hentikan saja. Tidak perlu mengejekku seperti itu. Apakah senang melihat adik sendiri menderita? Wanita itu sudah merebut milikku! Apakah salah jika aku memperjuangkannya mati-matian? Briana Aldamar adalah wanita licik yang selalu melakukan banyak hal untuk memisahkanku dengan Gael! Kenapa masih ada saja yang membelanya?! Dia hanya berpura-pura terlihat baik dan menderita! Aku tidak akan menyerah! Gael sudah menunjukkan kalau dia selalu memihakku! Tinggal tunggu waktu saja sampai mereka bercerai!” Melihat kegigihan adiknya, Reno tertawa semakin keras dan mengejek. “Adikku sayang, apa kamu tidak melihatnya? Gael Hartono tidak ada niat untuk menceraikan istrinya. Sadarlah! Kalau dia ingin menceraikannya, bukankah sejak kakeknya meninggal, dia sudah lama melakukannya? Sedangkan kamu itu apa? Cinta pertama? Jangan-jangan, kamu sendiri yang berimajinasi dan berharap seperti orang bodoh? Gael mungkin sudah tidak menyukaimu seperti dulu lagi. Dia hanya menganggapmu sebagai teman semata. Selama menikah 3 tahun, kamu pikir dia tidak akan menaruh perhatian kepada istrinya? Tidak akan menyentuhnya? Danira, adikku sayang, bahkan anjing liar pun yang bertemu dengan tuannya yang kejam, pada akhirnya mereka akan memiliki ikatan batin yang sulit dimengerti. Sementara kamu dan Gael? Berhentilah mengejarnya. Aku akan mendukungmu ke luar negeri dan membujuk salah satu seniman paling terkenal di Jerman sebagai tutormu. Bagaimana? Berhentilah mempermalukan keluarga kita.” “Diam!” bentak Danira marah, memukul permukaan meja dengan hati panas. Reno Hart, kakaknya adalah manusia yang cukup dingin dan berhati iblis. Dulu, dia sangat peduli kepadanya, tapi entah sejak kapan sikapnya berubah drastis. Dia masih bersikap baik selayaknya kakak kepada adiknya, tapi kata-katanya semakin tajam dan pedas dengan wajah dingin menyebalkan miliknya. Kenapa nama mereka berbeda? Kenapa dia tidak menyandang nama keluarga Kusmana? Kata ayahnya, itu karena kakaknya adalah genius yang jarang terlahir di dunia ini dan merupakan anak yang sudah berada dalam ramalan keluarga mereka dan akan membawa banyak keberuntungan. Makanya, dengan bangga, ayahnya memberikan nama leluhur keluarga mereka yang paling sukses meski akhirnya keluarga itu meninggal karena terkena wabah penyakit misterius. Ya. Hart adalah marga dari keturunan ayah mereka yang memiliki darah Inggris dari silsilah paling jauh, tapi terputus di tengah jalan. Untuk menghindari sial saat wabah melanda di masa lalu, sisa keluarga leluhur mereka berpindah ke banyak negara. Salah satunya tinggal dan menetap di Indonesia dengan nama keluarga Kusmana sampai sekarang. Jika dilihat-lihat, kakaknya yang tampan itu memang memiliki sedikit ketampanan dari benua Eropa, tapi juga ada sedikit perpaduan Jepang yang merupakan darah utama dalam keluarga ayahnya. Danira tidak mengerti dengan silsilah keluarga mereka. Dia dan kakaknya terlihat tidak mirip. Bahkan kedua orang tua mereka juga tidak terlihat mirip sama sekali. Kadang-kadang, dia berpikir mungkin dia adalah anak pungut karena sikap keluarganya yang selalu pilih kasih. Namun, ketika melihat foto silsilah keluarga mereka, memang dia dan kakaknya memiliki wajah yang mirip dengan beberapa orang di album tersebut. Reno tersenyum dingin, sangat menghina. “Apa kamu tahu kalau Gael Hartono menggugat semua firma hukum yang membantu istrinya untuk bercerai? Tidak hanya itu, besok, pukul 12 siang, dia akan melakukan konfrensi pers untuk menekan berita yang mulai memengaruhi Grup Hartono. Kamu pikir, dia akan menceraikannya dalam keadaan kacau seperti itu? Menurutku, dia pasti akan mempertahankan pernikahannya setidaknya untuk 5 tahun ke depan. Lalu, apa yang akan terjadi denganmu? Tetap hidup dalam bayang-bayang pria egois itu? Saat kamu sudah berumur 30 tahun, apakah kamu masih bisa berharap ada pria yang serius melihatmu? Jangan berharap Raizen Sinclair mengambil alih masalahmu. Dia telah memiliki calon istri. Dalam beberapa bulan ke depan, pertunangan mereka akan segera diresmikan. Dia hanya ingin membuat Gael marah dan kehilangan akal sehat hingga membuatnya tidak bisa fokus dengan bisnisnya. Apakah kamu tidak bisa melihat semua itu, adikku sayang?” Sikap tenang dan menyebalkan Reno membuat Danira menggertakkan gigi marah! Kedua tangan mengepal erat di atas meja. “Aku akan mendapatkan Gael kembali dari tangan wanita licik itu! Dia pasti ingin membuat Gael merasa cemburu dan marah, pura-pura dekat dengan musuhnya selama ini! Aku tidak akan membiarkannya! Lihat saja nanti!” Dengan kemarahan menggelegak di hatinya, Danira Kusmana bangkit dari meja makan dan berlalu pergi dari sana. Reno Hart terdiam dingin dengan wajah tanpa emosi. Wajah nakal dan penuh ejekan menyebalkan tadi hilang tanpa jejak, seolah-olah tersapu oleh angin dalam sekejap. Kedua tangannya mengepal erat di tepi meja, menonjolkan semua urat-urat hijaunya yang menakutkan. Ada cahaya dingin melintas di matanya yang sulit dibaca itu. “Gael Hartono. Kamu semakin menyebalkan rupanya. Tidak mau melepaskan istrimu, tapi masih juga bersikap sok perhatian kepada adikku? Apa yang kamu inginkan sebenarnya?” gumamnya dengan nada sangat dingin tanpa emosi, setengah berbisik di udara. Jika ada yang melihatnya sekarang, mereka pasti berpikir bahwa dia adalah orang yang jauh berbeda dengan yang semula berbicara dengan Danira. Selama beberapa menit, Reno Hart hanya terdiam di meja itu sendirian, tidak melakukan apapun selain duduk dengan sorot mata dingin setengah termenung dalam. Tidak ada yang bisa membaca sorot matanya yang dingin misterius. Lalu, detik berikutnya, dia merogoh ponselnya untuk menghubungi seseorang. “Ya? Halo, Tuan Hart?” sapa orang di seberang sana. “Lakukan. Jalankan rencana itu sekarang. Aku sudah tidak peduli lagi,” balas Reno sangat dingin. “Ba-baiklah, Tuan Hart! Sesuai dengan keinginan Anda!” *** Di kamar, Danira membanting pintu kamar dengan perasaan sangat kesal. Dia sengaja pulang ke rumah utama keluarga Kusmana karena mereka akan merayakan kakaknya yang baru saja naik jabatan di salah satu perusahaan besar di ibukota. Tapi, apa yang dia dapatkan begitu tiba di rumah? Kedua orang tuanya terjebak di bandara dan belum juga bisa kembali dari luar negeri. Sementara kakaknya, sangat bermulut tajam dan begitu dingin seperti biasa membuatnya sangat muak! Entah apa yang membuat Reno berubah kepadanya dan seolah-olah melihatnya seperti musuh. Keluarga Kusmana dulunya memiliki sejarah yang cukup hebat. Tapi, beberapa generasi di belakang ayahnya memberikan kekacauan hebat kepada mereka sehingga sekarang hanya menjadi keluarga biasa-biasa saja. Sejujurnya, tidak bisa dikatakan miskin juga. Keluarga Kusmana cukup memiliki harta tersembunyi, tapi mereka tidak pernah memperlihatkannya ke dunia luar. Semua kebutuhan Danira dan Reno selalu tercukupi dengan baik. Namun, untuk masalah lainnya, mereka benar-benar dididik untuk menjadi manusia mandiri dan tidak boleh bergantung kepada orang lain. Karena malas membicarakan keluarganya dan tinggal sendirian di apartemen kecil, maka Danira Kusmana sering dicap sebagai wanita miskin yang mengandalkan beasiswa dan kasih sayang Gael selama ini. “Tidak akan aku biarkan! Tidak akan pernah!” jerit Danira sangat marah ke arah foto pernikahan Gael dan Briana, tertempel di papan permainan Dart dengan banyak bekas lemparan pisau dan dua dart tertancap di sana. “Briana Aldamar! Kamu harus menerima akibatnya karena sudah membuatku dihina oleh kakakku sendiri! Kamu keterlaluan! Dasar nenek sihir tidak tahu malu!” geram Danira dengan sekujur tubuh gemetar semua. Kedua tangan mengepal erat. Dia duluan yang bertemu dengan Gael ketika mereka masih anak-anak, kenapa malah wanita itu dengan mudahnya menikah dan mendapatkan perhatiannya seperti sekarang? Jika saja kakek Gael tidak menyukainya, maka pernikahan itu tidak akan pernah terjadi! “ARGH! BRIANA ALDAMAR! MATI! MATI! AKU INGIN KAMU MATI!” jeritnya putus asa, lalu meraih beberapa dart yang diarahkan ke foto pernikahan Gael dan Briana. Di lantai bawah, Reno yang baru saja selesai dengan sarapan paginya, berjalan pelan melewati anak tangga dan berhenti ketika mendengar jeritan putus asa Danira. Wajah dingin Reno semakin dingin. Dia mendongak sebentar ke arah kamar adiknya, lalu berjalan tanpa emosi menuju ruang tamu. Suasana di rumah kecil itu cukup kacau di pagi hari, tapi hal yang lebih kacau lagi akan segera tiba.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD