When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“KAAK ULAAAR!” Alan terkesiap ia menjatuhkan remot langsung segera bangkit menghampiri Sandra di kamar mandi yang terbuka pintunya itu. “Dimana ularnya, dimana?” Alan panik mengedarkan pandangannya keseluruh sisi kamar mandi dan Sandra yang memeluk dirinya sendiri naik di atas closet yang tertutup sudah memakai sebuah bedrobe. “I-itu. Jangan dekat-dekat nanti kakak di gigit.” Alan bergerak cepat mengambil sebuah sikat besar toilet lalu melangkah hati-hati ke arah saluran air yang Sandra tunjuk. Alan tidak yakin ular bisa masuk ke kamar rasanya hampir tidak ada celah disini, ia terus melangkah pelan-pelan lalu menarik tirai mandi disana dan Alan terdiam menatap ular disana. Dan segera ia tutup kembali tirai. Bruakk... Alan melempar sikat kamar mandi membuat bunyi yang sangat kuat