When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja?” Alan memeriksa keadaan Jessica yang di bawa kesebuah rumahs sakit terdekat disana, tidak tampak hal buruk apapun yang terjadi pada Jessy walaupun dia tampak terbaring salah satu pembaringan di IGD . “Mana yang luka? Apa yang sakit?” Jessy cemberut ditanyakan Alan seperti itu sebab dia memang tidak terluka apapun, “Mungkin lukanya didalam, semua ini karena kamu!” Alan melihat Jessy baik-baik saja dan tidak mabuk sama sekali, entah ini sebuah cara mencari perhatian dengan menabrakkan mobilnya, entahpun memang dia memang benar di tabrak, “Kita lakukan semua pemeriksaan jika kamu merasakan luka dalam itu.” Alan menemui perawat yang menangani Jessy untuk menanyakan keadaanya. Jessy menggerutu kesal di tempatnya, Iphone Alan sudah tidak bisa di akses