Percobaan menggoda

2283 Words
Belum ada keputusan tentang permintaan izin Sandra untuk tinggal diluar, Mama benar-benar mengulur setelah Alan tidak menyetujui, sang Papa David Nathan juga tidak namun sang suami tidak bisa berkata jauh jika Rora sudah meyakinkan itu akan baik-baik saja, dan merasa Sandra memang sudah dewasa tidak bisa terlalu dikekang. Hari ini rumah tampak sepi, Rora dan David Nathan pergi ke acara nikahan anak seorang pejabat dan Alan sudah kembali ke appartemen, dan disaat seperti inilah akal akan Sandra bekerja, dia berencana akan pergi keluar dari rumah. Jika tentang mengelabui para pekerja dirumah itu sebuah hal mudah. Sandra tidak akan membawa mobil namun memilih keluar mengendap-endap lewat halaman belakang rumah lalu pergi mengunakan taksi diluar sana. Sandra beryes ria saat ia sudah berhasil keluar rumah, semua akan aman tidak akan ada yang sadar semua pasti akan berfikir dia sedang didalam kamarnya, segera Sandra naik ke taksi merapikan tas kecilnya dan masuk segera menuju kerumah Tyas. Sandra berharap kedua orang tuanya pulang dimalam hari dan dia tidak perlu menjelaskana apapun, meminta izin sebab meminta izin keluar rumah begitu sulitnya, padahal dia hanya kerumah Tyas entah apa yang ada dibenak orang tua dan kakak-kakaknya itu, selalu saja membuat dia seperti bayi kecil yang masih butuh perhatian khusus. *** “SANDRAAA!” Teriak Tyas didepan gerbang hunian kontrakan, deretan kontrakan elit yang ia tempati sendiri, tidak terlalu besar namun sangat cukup untuk ditempati berdua berada dikawasan strategis memudah kemanapun. “Tyass, kamu kenapa nggak kerja?” Keduanya berpelukan lalu bercipika-cipiki. “Tahu nggak sih, pagi tadi aku mendadak demam, pusing ... ini gara-gara sebulan ini banyak banget kerjaan udah deh, mungkin aku butuh bernafas sejenak.” “Selama ini enggak nafas? Mati dong, aaaa….apapun itu pokoknya aku happy bisa keluar.” “Ow…ow…penghuni sarang emas,” Tyas tertawa menggandeng sahabatnya yang sudah bersama sejak SMA itu naik. Tyas yang paling dekat dengan Sandra dari sejak sekolah hingga sekarang, dan hanya Tyas satu-satunya orang yang bisa masuk dikeluarga Sandra dan mengerti Sandra adalah anak emas yang sulit sekali untuk membaur lelingkungan luar. “Bukan penghuni, lebih tepatnya tahanan, kamu tahu nggak? Makin sebel dirumah, sebeeeeel banget pokoknya… mana kemarin kak Alan pulang, tahu dong ya, Jessy pasti datang.” Keduanya pun masuk kedalam unit kontrakan Tyas sebuah kamar berdesain minimalis berukuran 10x10 meter, memiliki fasilitas yang lengkap semuanya ada didalam kamarnya itu, sebuah kamar mandi kecil dan mini kitchen set yang cukup untuk memasak ala-ala anak kosan. “Mereka jadi bertunangan?” Sandra segera menjatuhkan dirinya ke ranjangn Tyas, “I don’t care! Tyas stop membahas dia, aku benci keduanya! ” Kesal Sandra, “Kenapa sih harus Jessy, kenapa?” Tyas berangsur duduk di sofa mengahdap pada Sandra, Tyas tahu semuanya tentang Sandra apa lagi tengtang perasaan anehnya yang menyukai kakaknya sendiri itu. “Ya itu takdirnya kak Alan kali San, dan seperti yang sudang sering kita bahas kak Alan cuma di takdirkan semesta untuk jadi kakak kamu aja.” “Why? Kenapa? Kenapa semesta nggak adil.” “Sandraaa, udah deh, udaaaah! Kak Alan itu bahkan lebih sayang kamu dari pada Jessica, cuma ya sayang sebagai adiknya, dia lihat kamu sebagai saudari yang sangat amat dia cintai, di jagain dengan baik, diperhatikan di lindungi, ya ampun San, aku yang anak tunggal itu iri tahu nggak sama kamu.” “Yah aku tahu, kamu mau bilang otak akunya aja yang bermasalah kan? Kenapa coba bisa suka sama kakaknya sendiri, merasa cemburu dan—“ Sandra menarik bantal disana segera menenggelamkan wajahnya, ia tidak tahu kenapa sulit sekali mengontrol diri, sulit menyukai orang lain padahal sudah berusaha tetap saja rasanya tidak ada yang lebih baik dari Alan. Tyas merasa prihatin pada Sandra dari zaman sekolah lalu kuliah, Sandra sudah mencoba menepiskan perasaan pada Alan itu, Sandra juga mencoba menerima beberapa laki-laki yang datang namun memang Alan dan Jerry apa lagi kedua orang tua Sandra selalu membuat dia sulit berhubungan dengan lawan jenis. Entah bagaimana munculnya kian dewasa Sandra mendapatkan rasa nyaman yang lebih dari Alan, membuat rasa itu mengembang menjadi perasaan tidak sekedar rasa sayang adik kepada kakaknya namun sebagai serorang gadis kepada pria. Tyas membiarkan Sandra seperti itu, sudah biasa Sandra akan seperti itu, “San…”Tyas berseru tiba-tiba dia mendapatkan sebuah ide yang cemerlang. “Apa?” Sandra didalam bantal dengan suaranya yang nyaris hilang. “Aku punya ide, entah ini baik atau tidak tapi mungkin tidak masalah untuk dicoba, secara kamu sama kak Alan kan bukan saudari kandung.” Sandra segera bangkit dan melemparkan bantal seketika, “Apa? Ide apa? Sesuatu ide menantang maut?” Tyas seketika tertawa, “Ya elah, kalo kamu kata menentang maut, ya suka sama kakak sendiri itu sudah menentang maut dan takdir walaupun kamu dan Kak Alan bukan saudari sekandung ya tetap aja kalian sudah dari kecil bersama—“ “Cepeta deh Yas, udah bahas intinya aja!” Sanggah Sandra tidak sabar. Tyas tersenyum penuh arti, ia berpindah tempat duduk lalu mengecilkan suara televisi membuat Sandra menjadi semakin penasaran. “Tyaaaas! Apaaan sih, jangan bercanda ya!” “Sabar Non Sandra,” Tyas kembali duduk sembari tertawa kepada sang sahabat, “Gini…kak Alan selama ini cuma anggap kamu dan lihat kamu sebagi adik kan? Adik kesayangan, tercinta, mas, intan permata, kenapa kamu nggak coba jadi orang lain. Jadi di seseorang yang bisa dia lihat dan rasakan Alan bukan hanya seorang adik tapi seorang wanita dewasa, mumpung kamu sudah berbelok melawan takdir, sekalian aja kali ya…banting stir belokin sekalian.” Sandra menatap Tyas penuh tanda tanya dan serius, “A-apa maksudnya gimana? Jadi seseorang yang kak Alan lihat dan bisa rasakan sebagai wanita dewasa ?” “Ya, kamu harus lakuin ini.” “Tyas! You’re fuck1ng Crazy!” Sandra shock, seketika bayangan buruk dan menjijikkan terbesit dikepalanya, “Itu namanya bunuh diri.” “Sandra, hey…ini tidak gila, kamu bisa lakuin ini tanpa sadar, punya alasan yang masuk akal.” Sandra semakin menatap pada Tyas serius, membuat Tyas kembali menjelaskan lebih detail tentang ide gilanya itu, Sandra harus mabuk dia harus berada dalam kondisi hang over berat lalu, mereka akan pancing Kak Alan untuk menjemput dan di sanalah semua harus terjadi sesuai rencana. Sandra harus berlaku seperti wanita dewasa, ia harus bertingkah agresif, penuh sensual dan menggairahkan untuk menyerang Alan memberikan sebuah kesan manis yang tidak dan berkesan. Disana Sandra harus memastikan minimal dia harus menjadi kiss able bersikap seperti wanita dewasa yang liar, buat Alan shock merasakan itu sebagai malam yang special dan tidak terlupakan dan akan membuat Akan terngiang-ngiang akan Sandra hingga memunculkan sebuah rasa lebih kepada Alan tentang Sandra adalah wanita dewasa buka adik kecilnya yang biasa. “TYAAS ini gilaaa!” Netra Sandra membola, ini benar-benar ide tergila seumur hidupnya Sandra sama sekali tidka pernah sedikitpun pernah berfikir tentang ini. “Ya, aku rasa ini mungkin akan menjadi pembuka jalan untuk kalian, jalan yang salah sih, semua tergantung di kamu.” Sandra menarik nafasnya lalu menghembuskan kasar, “Mabuk gimana? Aku bahkan nggak tahu rasanya minuman yang memabukkan itu seperti apa? Wine punya papa dirumah tidak pernah membuatku mabuk.” Tyas segera berdiri memukul jidat Sandra, “Itu beda cerita Sandraaa! Udah pokoknya semua biar jadi urusan aku,” Tyas melihat pada waktu didinding kamarnya,”Nyokap bokap kamu pulang jam berapa pastiin nggak pulang sekarang, kita sebentar lagi ke The Merrion tempat teman aku.” “The Merrion? Pub atau sebuah club malam…” “Ya semacamnya lah, aku mau meeting kerjaan disana nanti kita buka meja, minum dah sepuasnya sampai mabok! Tapi nggak enak tahu nggak, aku nggak pernah sampai mabuk but this is good idea untuk my best sweety friends.” Tyas menangkup pipi Sandra, “Aku nggak dukung ini tapi jika bisa buat kamu merasa adil yah,kenapa tidak.” Sandra sebenarnya tidak yakin tapi sesaat dia diam, “Arghhh persetan tentang itu, Jessica enyahlah!” Sandra segera bangkit dia akan melakukan itu, “Tapi aku nggal bawa baju Yas—“ Lirih Sandra. “Bongkar! Bongkar lemari aku Sand, mau model baju apa gaun tali satu, gaun tanpa tali atau hanya tali-tali, ayo pilihlah yang terbaik, super seksi….huuu…” “Oh my good…eh by the way, aku harus mulai gimana? Kamu kan tahu, aku nggak pernah berhubungan dengan cowok apa lagi ciuman, terus nanti gimana bisa aku ngelakuin, kalo kak Alan—“ “Diamlah!, masalah ciuman nggak mungkin sedewasa kamu nggak paham! Kamu sering nonton adegan kissing di film-filmkan, coba direalisasikan, masalah mabuk, aku nggak tahu sih gimana rasanya, pokoknya usahain sebisa mungkin kamu jalani tujuan utama kita nyerang kak Alan mabuk itu hanya sebuah alasan tapi jangan sampai kamu kelepasan keluarin uneg-uneg kamu, itu bahaya! Fokus, kuasai diri kamu bisa jadi agresif penuh gairah, aku yakin kita akan berhasil Sandraaaaa!” Plak Sandra mengetuk pelan jidat Tyas, “Yang bener aja Tya, orang mabuk di suruh fokus, gimana ceritanya!” “Ya, maksudnya fokus ke tujuan kita, ah apapun itu simpan dibawah sadar kamu, simpan semua rencana kita menahlukkan kak Alan.” *** Beberapa jam berlalu, Tyas benar membawa Sandra ke acara dia bersama seorang kliennya yang akan ia handle disana, memera sudah mereservasi meja dan memesan beberapa minuman yang kadar alkhoholnya lumayan tinggi. Sandra mematikan ponselnya agar dia tidak perlu memukirkan kedia ornag tuanya sudah pulang atau belum yang pasti tidak akan bisa menghubunginya dan memintanya pulang. Di suasana gemerlap dan begitu berisik akan suara musik jazz yang terdengan kuat, Tyas menetertawakan Sandra, ia benar-benar terniat sekali melakukan hal gila ini. Sandra memakai sebauh gaun satin berwarna hitam yang kain lembutnya membentuk indah tubuhnya, sebuah tali kecil berada dipundak dengan belahan depangng yang menonjol yang dibiarkan sedikit terbuka atasnya. Cukup seksi namun sangat elegant Sandra kenakan apa lagi tambah sebuah stiletto branded yang ia kenakan sangat menunjang penampilannya. “SANDRAA! Ini bukan kamu banget!” Tyas bersuara keras ditempat ramai itu. “Norak ya? Make-up aku gimana?” “Perfetto! Kamu lihat deh, kamu masuk aja orang-orang lihati kamu, Oh Tuhan Sandra yakin deh kak Alan bakalan klepek-klepek! Ayo duduk, buruan duduk!” Tarik Tyas Sandra duduk disofa yang sudah mereka pesan, “Nah kamu minum buruan!” Tyas mengulur sebuah sloki lalu tertawa memepersilahkan minuman-minuman itu Sandra minum, “Dengar Ya San, client aku di meja itu kamu jangan izini orang duduk disini, sebisa mungkin tolak apapun ittu, aku hanya setengah jam.” “Client kantor beneran? Nggak bisa gitu ditempat yang lebih formal.” “Client kali ini agak sinting otaknya, sudah deh kamu fikirin aja dulu gimana caranya bair mabuk, dan aku akan perhatiin kamu dari jauh, bye!” Tyas segera membawa tas dan barang-barangnya menuju sebuah meja lain meninggalkan Sandra yang sedang menatap bingung membaca nama-nama minuman pada botol-boto alkohol itu seperti captain morgan, Absolute Vodka dan beberapa lainnya. Sandra sedikit takut duduk sendirian, beberapa mata terlihat menjadikannya sorotan, sudah pasti karena penampilannya yang cukup terbuka itu, dia mencoba tenangn sebab Tyas tetap disini menemani dia. Sandra memulai menuang minuman itu kedalam slokinya, mulai mencoba mensesapnya. Sandra merasa ingin memuntahkannya, saat minuman itu terasa manis rasa alkoholnya begitu kuat, wajah Sandra menjelaskan betapa ia tidak bisa meminumnya. Naamun sebisa mungkin dia menguatkan dirinya agar bisa dan harus menenggak minimal botol yang pegang. Tyas dari jauh terus melirik temannya itu beberapa orang tampak mendakti Sandra namun Sandra menolak dan meminta mereka pergi, Tyas merasa tidak tenang saat ini, namun dia juga tidak bisa meninggalkan pekerjaanya yang sudah dikejar deadline. Setengah jam berlalu. Tyas sudah selesai pertemuannya, ia segera menghampiri Sandra yang dia lihat sudah menyandar ke sofa, meja mereka sedikit berantakan Sandra membuka beberapa botol namun ia tidak menghabiskannya, beberapa snack tidak ia sentuh Sandra hanya fokus munum. “Sand? Kamu okay?” Tyas meletakkan barnag-barnagnya dan mendekati Sandra mengangkat tubuh Sandra yang sudah tumbang dan dia sudah mabuk. “Kepala aku sakit Yas, aku mau muntah,” Sandra mengangkat kakinya naik ke sofa ia sudah benar-benar hang over dan ingin mencari tempat untuk memejam. “Eh jangan tidur disini Sandra, wait…aku hubungi kak Alan.” “Tyaass—“ Sandra sudah berbicara tidak jelas namun masih sadar, tangannya bergerak naik ke bibir, “Jangan kamu… pakai ponsel orang, aku bisa gagal keluar rumah jika kak Alan tahu kamu disini.” “Ya aku nggak bego Sandra! Tinggal bilang kamu hubungi aku minta jemput.” “Arghh terserahlah…Howeeekk—“ “Stop Sandra tahan, sebentar aku keluar dulu hubungi Kak Alan.” *** Alan yang sedang berada di kantornya segera meninggalkan pekerjannya padahal sedang ada diruangan meeting, betapa shocknya dia mendapati kabar dari Tyas tentang Sandra yang mabuk dan ada disebuah tempat hiburan malam. Lelaki itu masuk terburu-buru ketempat Sandra dan Tyas berada, ia segera berlari melihat Tyas kesusahan menangangi Sandra, “Tyas apa yang terjadi?” Panik Alan, Sandra benar-benar hang over , ia juga melihat adiknya berbeda sekali memakai pakaian terbuka super seksi seperti ini dandananya juga seperti bukan Sandra yang biasa. “Kenapa dia disini, bersama siapa dia?” Alan tersulut membayangkan laki-laki yang mengencsni Sandra membawa Sandra kesini. “Tyas nggak tahu kak, Tyas baru selesai meeting.” Tunjuk Tyas barang-barang kantornya, “Ini aku juga harus pulang ada tamu dirumah.” “Pulanglah, terimaksih Tyas…” Tyas segera bangkit membereskan barang-barangnya dan kemudian memeluk Sandra, membisikkan hal-hal gila di telinga sahabatnya itu agar Sandra terhipnotis dan ingat kembali rencana mereka. “Aku pulang San, permisi kak Alan.” “Bye Tyas…” Sandra terkekeh absurd, Sandra seketika membungkuk ia siap muntah, lalu kembali mengangkat kepalanya melampirkan smirk menyabalkannya menatap Alan, “Kau datang juga, kau datang untukku?” Tiba-tiba saja Sandra menarik dasi kakaknya yang masih lengkap dengan stelan kemeja formalnya dan langsung melahap bibir Alan tanpa aba-aba, bibir kecil Sandra mengabsebsi dan memperdalam ciumannya, Alan terlonjak Sandra membuat dia shock segera ia mendorong Sandra kebelakang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD