KISAH KELAM AMIRA

1023 Words
“Jangan salahkan Kia, ini memang neraka buat dia. Neraka yang Papa buat karena Papa tak pernah ada untuknya. Papa takut sama Mama!” kata Alkaff pada papanya. “Sekarang waktunya kami berontak Pa. Sudah tidak waktunya lagi kami selalu menurut. Walau Papa bentak sekalipun, sekarang waktunya kami berdiri sendiri, cukup Amira yang menjadi korban kebodohan kalian. Kalian memang orang tua yang tak punya hati dan breng-sek,” kata Alkaff. Dia pun lalu pergi menuju mobilnya. Sedang Amira hanya menunduk diam. Dia memang tak pernah berani melawan mamanya. Hanya mamanya yang dia takuti karena dia tahu papanya pun takut pada sama mama. Jadi percuma juga dia takut sama papa karena yang berperan adalah mama. Dan karena dia selalu menurut tak pernah membantah, maka Amira paling disayang Shafa. Itu yang membuat Amira santai saja jadi boneka Shafa. Dia nyaman dengan kasih sayang yang berlebihan dari Shafa. Sejak kecil Amira hanya boneka sang mama. Dia tak pernah berani membantah. Dengar suara bentakan mamanya saja dia sudah takut. Bahkan Amira pasrah menjadi boneka Shafa untuk dijadikan alat tukar agar perusahaan rekanan mereka mau memberi bantuan pada perusahaan miliknya yang sedang berjalan baik. Bukan perusahaan yang butuh suntikan dana. “Kamu besok akan dilamar oleh Alan, putra Maliq Zhafran!” Itu kejutan dari Shafa Arnawarma ketika Amira wisuda S1, empat tahun lalu. Entah itu dianggap hadiah wisuda atau apa, tanpa angin, tanpa hujan, tiba-tiba sang mama bilang dia akan dilamar oleh Alan. Alan, sosok yang Mira belum kenal sama sekali, tapi mayoritas pemuda dan pemudi tahu siapa pacarnya Alano atau Alan yang tukang main perempuan. Dia terkenal playboy. Makanya Mira kaget ketika harus menikah dengan Alano. Tanpa bisa membantah, pernikahan dilaksanakan satu bulan kemudian dengan catatan sebelum menikah Amira minta diizinkan boleh menyelesaikan S2 nya dan Alano atau Alan menyetujui hal tersebut jadi Amira tetap selesai S2, setelah pernikahan singkatnya yang hanya berlangsung enam bulan saja. Dua bulan sesudah pernikahan, Amira tak percaya ketika seorang teman SMA yang tidak begitu dikenalnya datang ke rumah dan berbasa-basi ingin menyambung tali silaturahmi dengan Amira. Hari itu hujan. “Sudah kamu menginap saja di sini. Ngapain kamu pulang hujan-hujan,” kata Alano pada Safitri, teman SMA Amira. Amira tentu bingung dia juga nggak terlalu kenal Safitri, kok diajak menginap? Tapi demi basa-basi suaminya Amira pun mempersilakan Safitri untuk menginap. Tengah malam Amira terbangun, dia tak merasa pelukan suaminya. Padahal sejak menikah Alano tak pernah libur minta jatah walau Amira ji-jik melakukan dengan pria yang belum dia kenal. Amira mencari suaminya tak ada di kamar. Dia turun ke dapur, saat akan ambil minum itulah dia mendengar suara aneh di kamar tamu yang ditempati Safitri. “Faster Honey, faster!” Terdengar suara Alano. Tentu saja Amira kaget suaminya ada di kamar Safitri dan mendesah minta dipercepat. “Kamu selalu sukanya seperti ini, aku yang bekerja keras di atas!” terdengar suara Safitri tersengal. ‘Jadi rupanya mereka sudah terbiasa bersama!’ kata Amira. “Sudah tak usah ribut, ayo percepat Sayangku,” rengek Alano. Amira langsung menendang pintu dan melihat pemandangan yang sangat menjijikan, Safitri sedang berada di atas tubuh suaminya dan keduanya naked. Dipergoki seperti itu Alano atau Alan maupun Safitri tidak ketakutan atau malu. Memang ada sedikit wajah malu atau tak enak hati pada Safitri tapi Alan malah seperti merasa menyesal karena dia belum sampai kli-maks sudah ketahuan. Dia menyesalkan adanya gangguan. Bukan menyesalkan karena kepergok. Tanpa bicara apa pun Mira langsung ke kamarnya di atas. Tapi alih-alih Alano mengejarnya ke kamar, sampai sarapan Alan masih ada di kamar tamu bersama Safitri. Mereka berdua memang benar-benar baji-ngan. Sejak itu Mira memang menjauh dari suaminya tapi dia tak berani melaporkan hal tersebut pada kedua orang tuanya karena dia tak punya bukti. Salahnya kemarin dia tidak membuat bukti. Dua bulan berikutnya Amira mendengar suara aneh dari kamar pembantu. Mendengar hal tersebut Amira langsung berniat membuat bukti. Dia mendengar sang pembantu mendesah dengan menyebut kata, “Tuan, jangan Tuan. Aduh jangan berhenti Tuan,” kata sang pembantu yang Mira nilai tak cantik dan tak muda lagi. Rupanya Alano tak peduli rupa, yang penting setiap malam dia bisa menembak sasaran. Karena Amira tak mau lagi, Alano pun malu minta jatah pada istrinya, maka dia menuntaskan hasratnya pada pembantu setengah tua di rumahnya. Satu minggu kemudian, Maliq Zafran mendatangi Asran Arnawarma. Dia mendapat video rekaman CCTV putranya bermain dengan pembantu di rumahnya sendiri. Bahkan Maliq sendiri tak percaya Alano mau bermain dengan perempuan setengah tua dan tak cantik. Ternyata anaknya sangat m**i-ak sehingga tak peduli siapa lawan mainnya. Rekaman CCTV itu juga diterima Alan, Shafa dan Asran dalam waktu bersamaan. Alan tentu saja kaget saat sang papa mengirim video pada dirinya. Dia tak percaya ada rekaman itu. Bahkan rekaman dia dan Safitri. Karena semua itu dia yang membuat untuk koleksinya. Dia suka mengkoleksi permainannya. Dia selalu mempelajari kekurangannya dan akan memperbaikinya dikesempatan berikutnya. Semua lawan mainnya selalu dia buat rekamannya dan dia simpan di ponselnya. Shafa melihat itu sebagai peluang bisnis! Shafa mengancam Maliq untuk menyerahkan 30% sahamnya dan meminta Alan menceraikan Amira! kalau tidak video akan dia sebarkan agar nama Maliq tercoreng. Tentu saja Maliq tak mau namanya hancur lebur karena kasus itu. Dia pun menyetujui memberikan 20% saham pada Shafa. Saham yang dia berikan adalah saham pribadi Alan! Saat itu atas perintah Maliq, Alano langsung menceraikan Amira, Shafa dan Asran menjemput Amira ke rumah Alan. Di sana mereka bertemu dengan sosok bibik, lawan bertarung Alan yang tak tahu kalau kelakuannya sudah mereka ketahui. Shafa memang kelewatan. Bahkan saat anaknya terluka sekalipun, masih saja mencari keuntungan! Satu tahun sejak bercerai dengan Mira, perusahaan Maliq Zhafran bangkrut, karena banyak video me-sum Alano terekspose ke media sosial. Sumbernya adalah ponsel Alano yang terjatuh saat mabuk. Bahkan ada beberapa pasangan Alano yang sebaya Hanna Zhafran, sang mama. Akibatnya, Hanna Zhafran dirawat di rumah sakit jiwa karena tak tahan menanggung malu. Dan Alano makin menjadi. Dia luntang lantung tak karuan. Dan semua lawan main Alan langsung diburu untuk dibully, termasuk para pembantu, para tante serta Safitri dan beberapa pela-cur. Kembali ke gedung tempat Kia wisuda, sekarang Amira hanya bisa menunduk ketika mereka ditinggalkan oleh Alkaff dan Kia. Tanpa berkata-kata, Asran berjalan gontai ke mobilnya. Amira pun menuju mobil miliknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD