When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
”Kamu siap-siap ya hari Senin kemungkinan Fitri datang ke kantor. Barusan dia ke rumah, terus Mama ngomong kalau sudah ketemu ibunya dan mama cerita ke ibunya tiap tahun A'a ketemu sama Fitri di Paris dan Fitri ngaku sudah menikah sama Felix selama tiga tahun,” Hendra bicara pada Kia sehabis menyudahi pembicaraan dengan mamanya. “Idih apa sih urusannya? Itu kan bukan urusan kantor. Kenapa jadi aku dibawa-bawa,” kata Kia sewot. “Tunggu-tunggu,” kata Pak Wahyu cepat. “Tadi dengar ada kata A'a deh. Enggak salah ya? Apa cuma saya yang salah dengar?” goda Wahyu. Kapan lagi dia bisa mbully bossnya kalau pas tidak di kantor? “Kan memang sudah A'a' panggilannya,” jawab Alkaff. Sekarang dia ingin balas dendam pada adiknya. “Aku tahu waktu pulang dari Paris. Adik-adiknya Hendra juga ngatain dar