"NARA!" Panca segera bangkit dari duduknya hingga kursi yang diduduki nyaris terjungkal karena pergerakannya yang serampangan. Tapi, mau bagaimana lagi? Jantungnya nyaris meluruh ke dasar perut, saat melihat sang istri tak sadarkan diri. Beruntung, sebelum tubuh Nara jatuh menghantam lantai, Panca sudah lebih dulu menangkapnya. "Nara? Sayang? Kamu kenapa?" Menepuk-nepuk pelan pipi Nara, Panca berusaha menyadarkan. Sayangnya, usaha yang dilakukan tak berhasil karena sang istri masih tak sadarkan diri dalam dekapannya. Tak memedulikan lengkingan suara Helen yang masih histeris karena baju bagian atasnya kotor terkena muntahan. Semua orang lebih mencemaskan kondisi Nara. "Astaga ... Baju gue! Iyuh ... Bau, El ... Ini gimana?!" Mengentak-ngentakkan kaki, Helen merengek sembari berjalan mo