Mengigit bibir bawah, Helen menahan teriakan rasa sakit, saat diam-diam, di bawah meja, tangan kanannya mencubit punggung tangan kirinya sendiri. Hanya untuk membuktikan, jika apa yang sekarang terjadi, bukanlah sebuah mimpi. Rasa dongkolnya sewaktu pagi buta, gara-gara Anin menggedor pintu kamar tak sabaran. Mengusik tidurnya yang tengah lelap. Kini mulai meluruh. Walau mereka sempat terlibat konfrontasi singkat. Helen sejujurnya gatal ingin mencakar wajah sok polos yang Anin perlihatkan. Tapi berusaha untuk meredam keinginan tersebut, demi menjaga sikap di depan semua orang. Terutama Elard. Pria yang pagi ini membuat Helen terheran-heran, karena mencentongkan nasi goreng ke piringnya. Sebuah perhatian yang teramat langka. Karena Elard memberikan tanpa perlu Helen bersusah payah meren