"Dik! Dik! Dik!" Berseru panik, meski dengan suara berbisik agar Anin tak bisa mencuri dengar keresahan yang kini merongrongnya. Dava menarik-narik ujung lengan baju kembarannya. Merasa risih, dengan sikap aneh yang tiba-tiba Dava perlihatkan membuat Dika berusaha melepaskan tangan kembarannya itu, "apa sih, lo? Dak, Dik, Dak, Dik? Lo kira gue daki?" Mendengkus jengkel, Dava mengarahkan kepala Dika kearah kedatangan seseorang yang membuatnya kelimpungan. "Waduh!" Mengerjap kaget, Dika melepas tangan Dava yang menahan kepalanya. "Itu nyai rempong ngapain ke sini?" "Ya, makanya gue panik tadi." "Dav, lo urus sana!" "Lah, kok gue?" "Gue anterin Anin. Lo urus dia. Kasihan si Bos nanti nggak bisa istirahat kalau ada dia." "Kenapa Kak? Ada masalah?" Suara Anin yang tiba-tiba muncul memb