Berselang beberapa menit, Hara tidak fokus mengajarkan karena Sean terus saja mengganggu. Seperti ada saja yang ia lakukan. "Next soal selanjutnya. Sebutin, Sayang!" Sean tiba-tiba membisikkan sesuatu, "Kok bisa? Pintar sekali. Belajar dari mana?" Hara tersenyum, lalu ia membalas berintonasi yang sama, "Dulu aku sekolah khusus penderita tuna netra dan sempat mendapat juara. Aku juga pernah ikut olimpiade sains internasional dan cuma aku yang pakai buku Braille!" Sampai melongo. Ternyata, istri yang selalu ia cemoohkan, bodoh, tidak berguna dan menyusahkan, memiliki kelebihan di luar batas manusia normal. Semua itu tertutup dengan sikap lugunya yang masih membutuhkan banyak pengetahuan, tetapi sejauh ini Hara sudah paling pintar perihal pelajaran. "Hebatnya, istriku!" "Biasa aja,