Mia menatap buku tabungan di tangan. Helaan napas berat berembus dari mulutnya. Tidak tahu lagi ke mana dia akan mencari duit sebanyak itu untuk diberikan pada James. Dalam hal ini Mia memang merasa bersalah karena dari segi manapun, insiden tabrak lari yang dilakukannya juga bersumber pada dirinya sendiri. Dia yang tidak berhati-hati menjalankan motor lumayan kencang dan tidak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas, sehingga motornya harus mencium bagian belakang mobil milik James. Entahlah, apakah memang benar harus memerlukan uang sebanyak itu untuk memperbaiki mobil milik James yang rusak karena ulahnya. Ya, Tuhan. Kepala Mia rasanya ingin meledak begitu saja. Uang tabungan yang ia punya sudah ada alokasinya. Tidak mungkin jika ia menggunakannya untuk membayar hutang dan memberikannya p