023:TEMAN BICARA DAN TEMAN HIDUP

1307 Words

SAGA POV Aku tidak membawa obatku. Terakhir kali asmaku kambuh adalah saat mendengar Kakek dan Papa kecelakaan lalu meninggal di tempat kejadian. Dan sekarang, mau tak mau aku harus mengenakan masker tempat ventolin uap dialirkan. “Hirup dalam ya Pak Sagara?” Aku memberi anggukan pada suster yang barusan bicara. Begitu ia meninggalkanku sendiri di salah satu bilik pemeriksaan emergency room, aku menutup kedua mataku. Rasanya energi habis setiap kali hal ini terjadi. “Mas sakitnya jangan lama-lama ya?” Wajahnya, caranya menatapku, tutur katanya, gelak tawanya, sentuhannya, bahkan wangi napasnya setiap kali kami berciuman masih sangat jelas kuingat. Kubuka kembali mataku. “Tidur aja, Ga,” ujar Pak Dirga yang berdiri tepat di depan kaki bed. Aku kembali bernapas dalam, ada ngilu di d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD