108:MITA-IT TAKES TWO TO TANGO

1685 Words

Sorot lampu mobil dari garasi kediaman Tristan biasnya sampai ke jendela kamarku. Tepat dua puluh menit lewat dari jam enam pagi. Namun, ia tak berhenti di depan rumahku. Dan itu membuatku semakin kesal meski aku tau penerbangannya dijadwalkan pukul 08:50 nanti. Kekesalanku dimulai saat Tristan bilang ia tak apa-apa sementara aku tau tak begitu. Aku merasa buruk, karena aku selalu menunjukkan ekpresiku padanya, sementara ia tidak. Aku marah karena ia tak membenci Saga meski tau apa yang Saga lakukan padaku. Aku tengah terjebak dalam duniaku sendiri, di mana Saga adalah antagonisnya. Tiap kali melihatnya aku bak memegang pedang, bersiap menghabisinya. Awalnya demikian, lalu Saga hidup lagi, aku menebas tubuhnya lagi, kemudian menangisinya lagi. Tangisanku itulah yang membuat kejadian ters

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD